DISELAMATKAN DARI PERAPIAN [RAKA JOYFUL]
16 April 2024
admin
Bacaan: Daniel 3:1-30
Rhema: Daniel 3:26
Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah ia: “Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!” Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dari api itu
Kisah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego terjadi dalam kitab Daniel di Alkitab. Mereka adalah tiga pemuda Israel yang dipercayakan dengan tugas istana di Babel setelah negeri mereka ditaklukkan. Ketika raja Nebukadnezar memerintahkan agar semua orang menyembah patung emas yang dia buat, ketiganya menolak karena keyakinan mereka hanya menyembah Allah Israel. Raja Nebukadnezar marah, raja memerintahkan mereka untuk dilemparkan ke dalam perapian panas yang sangat panas.
Namun, ketika mereka dilemparkan, keajaiban terjadi. Meskipun api itu begitu kuat sehingga menyebabkan tentara yang melemparkan mereka mati terbakar, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego tidak terluka. Bahkan, raja melihat empat orang berjalan di dalam api, mengira salah satunya adalah malaikat. Mengagetkan raja, ketiganya keluar dari perapian tanpa satu rambut pun terbakar, tanpa bau api yang melekat pada mereka.
Ini adalah bukti nyata kekuatan Allah yang melindungi mereka karena keberanian mereka untuk tidak menyembah dewa-dewa palsu. Peristiwa itu menghasilkan perintah dari raja untuk menghormati Allah Israel dan memuji-Nya. Kisah ini menunjukkan kekuatan kepercayaan dan kesetiaan terhadap keyakinan, serta keajaiban dan perlindungan Allah terhadap mereka yang percaya pada-Nya.
Doa hari ini:
Tuhan Yesus, kami percaya kuasa-Mu nyata dalam hidup kami. Kami mau sepenuhnya mengandalkan Engkau. Dalam nama Yesus kami berdoa. Haleluya. Amin.
Bacaan Alkitab setahun: Kisah Para Rasul 23
Pertanyaan hari ini:
- Apakah Sadrakh, Mesakh dan Abednego selamat?
- Apa yang raja lihat dalam perapian?
- Dari firman hari ini, aku belajar tentang:
SADRAKH, MESAKH, ABEDNEGO [RAKA JOYFUL]
15 April 2024
admin
Bacaan: Daniel 3:1-30
Rhema: Daniel 3:12
Ada beberapa orang Yahudi, yang kepada mereka telah tuanku berikan pemerintahan atas wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, orang-orang ini tidak mengindahkan titah tuanku, ya raja: mereka tidak memuja dewa tuanku dan tidak menyembah patung emas yang telah tuanku dirikan."
Pada zaman raja Nebukadnezar, di kota Babel, sebuah patung emas setinggi enam puluh hasta dan lebar enam hasta didirikan di dataran Dura. Semua orang diwajibkan sujud menyembah patung itu saat mendengar bunyi instrumen musik. Namun tiga orang Yahudi—Sadrakh, Mesakh, dan Abednego—menolak. Mereka tidak ingin menyembah patung atau dewa-dewa palsu.
Raja marah dan memerintahkan mereka dilemparkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Meskipun terikat, ketiganya tetap teguh dalam iman. Ajaibnya, mereka tidak terbakar oleh api. Raja terkejut dan mengakui kebesaran Allah mereka. Akhirnya, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dilepaskan dan dihormati.
Kisah ini mengajarkan tentang keteguhan iman dan perlindungan Tuhan yang luar bisa. Pesan dari kisah ini adalah pentingnya mempertahankan keyakinan dan keberanian dalam menghadapi tantangan, bahkan ketika situasi terasa sulit dan menakutkan. Seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, kita juga harus berani berpegang pada kebenaran dan tidak takut menghadapi konsekuensi dari keyakinan kita. Tuhan selalu menyertai kita, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun.
Doa hari ini:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk penyertaan-Mu. Kami mau menghadapi setiap masalah dalam kehidupan kami bersama-Mu. Mampukan kami Tuhan. Amin.
Bacaan Alkitab setahun: Kisah Para Rasul 22
Pertanyaan hari ini:
- Berapa tinggi patung emas yang didirikan?
- Siapa nama raja yang memimpin pada zaman itu?
- Dari Firman hari ini, aku belajar tentang:
MENGALAMI TUHAN [RAKA JOYFUL]
14 April 2024
admin
Bacaan: Roma 10:16-20
Rhema: Roma 10:17
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Dalam sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Andi. Ia tumbuh dalam keluarga yang mengajarkan tentang Tuhan dan memperkenalkan Alkitab. Namun, Andi merasa bahwa iman hanya sekadar cerita. Ia ingin tahu lebih banyak tentang Tuhan, bukan hanya dari kata-kata, tetapi melalui pengalaman pribadi.
Suatu hari, Andi berjalan sendirian di hutan. Ia merasa kesepian dan bertanya dalam hati, "Tuhan, apakah Engkau benar-benar ada?" Tiba-tiba, angin berhembus lembut, dan Andi merasa hangat di hatinya. Ia merasa seperti Tuhan sedang berbicara dengannya. Andi pun memutuskan untuk lebih mendekatkan diri dengan Tuhan.
Andi mulai membaca Alkitab setiap hari dan berbicara dengan Tuhan melalui doa. Ia mengalami momen-momen ketika firman Tuhan memberikan jawaban atas pertanyaannya. Ketika ia merasa takut, Tuhan memberikan ketenangan. Ketika ia bingung, Tuhan memberikan petunjuk. Andi merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap langkah hidupnya.
Kini, Andi tahu bahwa pengalaman pribadi dengan Tuhan adalah lebih dari sekadar cerita. Ia mengerti bahwa Tuhan nyata dan dekat dengan setiap orang yang mencari-Nya dengan tulus. Andi belajar bahwa iman timbul dari pendengaran firman Tuhan, dan melalui pengalaman pribadi, ia semakin dekat dengan Tuhan.
Doa hari ini:
Tuhan Yesus, kami mau senantiasa dekat dengan-Mu. Kami mau mengalami Engkau secara pribadi. Tuntun setiap kami Tuhan. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.
Bacaan Alkitab setahun: Kisah Para Rasul 21
Pertanyaan hari ini:
- Apakah Sahabat punya pengalaman pribadi bersama dengan Tuhan?
- Jika punya, coba ceritakan.
- Dari Firman hari ini, aku belajar tentang:
DEKAT DENGAN TUHAN MELALUI FIRMAN [RAKA JOYFUL]
13 April 2024
admin
Bacaan: Mazmur 1:1-6
Rhema: Mazmur 1:2
Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Dalam perjalanan kita bersama Tuhan, firman-Nya menjadi terang bagi langkah kita. Seperti Daud yang mencari kehendak Allah melalui kitab Mazmur, kita juga dapat mendekatkan diri kepada Tuhan melalui firman-Nya. Ketika kita membaca Alkitab, kita sebenarnya sedang berbicara dengan Tuhan. Firman-Nya mengajarkan kita tentang karakter-Nya, rencana-Nya, dan kasih-Nya. Ketika kita memahami dan menghayati firman, kita semakin dekat dengan-Nya. Jadi kita bisa semakin mengenal Tuhan dengan membaca dan memahami firman-Nya.
Doa bukan hanya bicara, tetapi juga mendengarkan. Begitu juga ketika kita membaca Alkitab, kita mendengar suara Tuhan. Seperti yang tertulis dalam Roma 10:8-9, "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Melalui firman, kita dapat mengenal lebih dalam karakter Yesus. Bukan hanya asal sekedar membaca, tetapi kita juga belajar merenungkan firman Tuhan.
Tetapi tidak cukup hanya membaca dan mendengar, kita juga harus menghidupi firman. Firman-Nya mengajarkan kita tentang kasih, pengampunan, dan kebenaran. Tuhan mau kita menjadi pelaku firman Tuhan. Hanya tau saja tidak cukup, tapi kita harus melakukan kebenaran firman Tuhan. Ketika kita hidup sesuai dengan firman, kita semakin dekat dengan Tuhan dan menjadi terang bagi orang di sekitar kita.
Doa hari ini:
Terima kasih Tuhan Yesus untuk firman-Mu yang jadi terang dalam hidup kami. Kami mau semakin mengenal-Mu melalui firman dan mampukan kami menjadi pelaku firman-Mu. Amin.
Bacaan Alkitab setahun: Kisah Para Rasul 20
Pertanyaan hari ini:
- Menurut Sahabat, apa itu Firman?
- Apa yang firman Tuhan ajarkan?
- Dari Firman hari ini, aku belajar tentang:
PUJIAN PENYEMBAHAN [RAKA JOYFUL]
12 April 2024
admin
Rhema: Yesaya 25:1
Ya TUHAN, Engkaulah Allahku; aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan syukur bagi nama-Mu; sebab dengan kasih kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancangan-Mu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu.
Dalam hidup kita, ada cara yang indah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yaitu dengan pujian dan penyembahan. Seperti Daud yang memuji Allah dengan hati yang tulus, kita juga dapat mengalami kedekatan dengan Tuhan melalui pujian. Kita dapat menaikkan pujian yang memuliakan Tuhan. Ketika kita menyanyikan lagu-lagu rohani atau kita sedang bermazmur, kita sebenarnya sedang memuliakan nama-Nya. Seperti yang tertulis dalam Mazmur 150:6, "Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!" Ketika kita bernyanyi dengan penuh sukacita, kita mengundang hadirat Tuhan dalam kehidupan kita.
Kita juga harus menaikkan penyembahan yang tulus. Kita memuji menyembah karena kita mengasihi Tuhan. Penyembahan bukan hanya tentang lagu-lagu, tetapi juga tentang hati kita yang tulus. Ibrani 13:15 mengajarkan kita untuk mempersembahkan korban syukur kepada Allah. Ketika kita berbicara dengan Dia, mengucap syukur, dan menghormati-Nya, kita semakin dekat dengan-Nya. Saat penyembahan, fokuskan hati kita pada Tuhan ya Sahabat.
Dalam pujian dan penyembahan memiliki kuasa. Ketika kita menghadapkan hati kita kepada Tuhan melalui lagu-lagu dan doa, Dia memberikan kekuatan, hikmat, dan pengharapan. Seperti Yakobus 5:13 katakan, "Kalau ada seorang yang bergembira, baiklah ia menyanyi!" Mari naikkan rpujian dan menyembah dengan penuh sukacita, karena itulah jalan kita untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Doa hari ini:
Tuhan Yesus, kami bersyukur untuk kasih setia-Mu. Kami mau menaikkan pujian dan penyembahan yang berasal dari hati kami. Kami mengasihi Engkau Tuhan Yesus. Amin.
Bacaan Alkitab setahun: Kisah Para Rasul 19
Pertanyaan hari ini:
- Apa ayat rhema renungan hari ini?
- Mengapa kita harus memuji menyembah Tuhan?
- Dari Firman hari ini, aku belajar tentang:
IMAN DAUD MENGALAHKAN GOLIAT [RAKA JOYFUL]
11 April 2024
admin
Bacaan: 1 Samuel 17: 40-54
Rhema: 2 Korintus 5:7
-sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat -
Dalam kisah Alkitab, ada seorang pemuda bernama Daud. Ia bukanlah seorang prajurit berpengalaman, tetapi ia memiliki iman yang kuat kepada Tuhan. Suatu hari, bangsa Israel berhadapan dengan raksasa bernama Goliat. Goliat memiliki tinggi badan hampir 3 meter dan menggertak tentara Israel. Kebayang tidak Sahabat? Ukuran tinggi badan Goliat, lebih tinggi dari ukuran pintu di rumah lho. Namun, Daud tidak gentar. Ia percaya bahwa Tuhan akan menyertai perjuangannya.
Dengan lima batu dalam kantungnya, Daud maju berperang sebagai wakil bangsa Israel. Goliat yang sombong meremehkannya, tetapi Daud berkata, “Hai Goliat! Aku datang melawanmu dengan nama Tuhan. Tuhanlah yang akan mengalahkanmu.” Dengan percaya pada pertolongan Tuhan, Daud melempar batu kecil yang mengenai kepala Goliat. Raksasa itu roboh! Daud membuktikan bahwa iman dan keberanian lebih kuat daripada ukuran fisik. Meski tubuh Daud jauhhhh lebih kecil dari Goliat, Daudlah yang menang.
Kisah Daud mengajarkan kita untuk percaya pada Tuhan dalam menghadapi kesulitan. Meskipun kita mungkin merasa lemah atau tidak berdaya, iman yang teguh akan membawa kemenangan. Seperti Daud, mari kita mengandalkan Tuhan dan berani menghadapi rintangan dengan keyakinan bahwa Dia akan menyertai kita.
Doa hari ini:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk firman-Mu hari ini. Kami rindu mermiliki iman seperti Daud, yang senantiasa percaya pada-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.
Bacaan Alkitab setahun: Kisah Para Rasul 18
Pertanyaan hari ini:
- Berapa tinggi Goliat?
- Siapa yang menang melawan Goliat?
- Dari Firman hari ini, aku belajar tentang: