LEBIH BESAR DARI GODAAN

18 November 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI 1 Yohanes 4:4 Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. Bayangkan sebuah kapal kecil di tengah badai. Ombak besar menghantam, angin kencang meniup layar, dan langit tampak kelam. Tapi kapal itu tidak tenggelam, karena ada pemberat kuat di dalamnya yang menahan agar tetap stabil. Begitu pula kita. Dunia boleh mengguncang, tapi Roh Kudus di dalam kita adalah “pemberat” yang menjaga agar kita tetap teguh. Rhema hari ini mengingatkan bahwa kita tidak pernah berjuang sendirian. Di dalam diri setiap anak Allah berdiam Roh Kudus, yang lebih besar, lebih kuat, dan lebih berkuasa dari segala hal yang ada di dunia. Kekuatan yang sama juga bekerja dalam hidup Yusuf, seorang muda yang memilih taat di tengah godaan besar. Sebagai pemuda yang tampan dan manis sikapnya, Yusuf menghadapi godaan besar dari istri Potifar yang terus berusaha menjerumuskannya dalam dosa. Namun Yusuf menolak dan berkata, “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” (Kejadian 39:9). Yusuf tidak hanya menolak godaan, ia lari meninggalkan dosa. Inilah bukti bahwa hati Yusuf lebih besar daripada godaan yang dihadapinya. Hatinya dipenuhi kasih dan rasa hormat kepada Allah, bukan oleh keinginan daging. Meskipun ia harus menanggung akibatnya dan dipenjara tanpa salah, Tuhan tetap meninggikan Yusuf pada waktu-Nya. Kemenangan Yusuf bukan karena ia kuat secara manusia, tetapi karena Roh Allah bekerja dalam hatinya. Ia memilih menjadikan kasih dan takut akan Tuhan lebih besar daripada godaan. Begitu juga dengan kita: godaan selalu datang dalam berbagai bentuk, tapi kita bisa memilih untuk menjadi lebih besar dari godaan itu. Saat hati kita penuh dengan firman dan Roh Kudus, kita punya kekuatan untuk berkata “tidak.” Jangan takut kehilangan sesuatu karena menolak godaan, sebab Tuhan selalu menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih baik. (BS) RENUNGAN: Godaannya BESAR, tapi hati kita HARUS LEBIH BESAR. APLIKASI 1. Godaan apa yang sedang kuat menarik hati Anda saat ini? 2. Bagaimana cara Anda melibatkan Roh Kudus agar komitmen Anda lebih besar dari keinginan daging? 3. Apa langkah nyata Anda supaya terus hidup dipimpin Roh Kudus? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan kami bersyukur untuk Roh Kudus-Mu yang tinggal di dalam kami dan memberi kami kekuatan. Saat godaan datang, tolong kami agar tetap setia memilih Engkau. Biarlah hati kami selalu lebih besar dari godaan, seperti Yusuf yang setia kepada-Mu sampai akhir. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN 2 Samuel 9-11; Lukas 15: 11-32

Baca Artikel  

KEKUATAN DIBALIK KATA “TIDAK”

17 November 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Yakobus 4:7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu. Tidak selalu mudah berkata “tidak” pada hal yang tampak menguntungkan. Seorang pegawai bisa saja tergoda menerima “bonus kecil” dari rekan kerja, seorang pelajar tergoda mencontek saat ujian, atau seorang pelayan Tuhan tergoda mencari pujian daripada kesetiaan. Semuanya terlihat sepele, tapi di situlah medan pertempuran yang sesungguhnya, bukan melawan orang lain, tapi melawan keinginan diri sendiri. Firman hari ini mengingatkan: kemenangan sejati dimulai dari penundukan diri. Saat kita tunduk kepada Allah, barulah kita memiliki kuasa untuk melawan godaan. Melawan bukan berarti mengandalkan kekuatan sendiri, melainkan berserah penuh kepada Tuhan dan memilih kebenaran meski sulit. Mungkin tidak ada yang melihat ketika kita menolak kompromi kecil itu, tapi Tuhan melihat dan menghargai setiap keputusan yang lahir dari hati yang takut akan Dia. Saat kita berkata “tidak” pada dosa, sebenarnya kita sedang berkata “ya” kepada berkat yang lebih besar, damai sejahtera, perlindungan, dan kepercayaan dari Tuhan. Ya, terkadang kekuatan terbesar bukan terletak pada apa yang kita lakukan, tetapi pada apa yang kita tolak. Mari hari ini belajar tunduk lebih dulu. Jangan mencoba melawan dengan kekuatan sendiri, tapi serahkanlah kendali kepada Allah. Saat kita taat, Tuhan yang akan memberi kekuatan agar kita menang atas godaan yang datang. (AM). RENUNGAN: Berani berkata TIDAK, itulah KEKUATAN SEJATI. APLIKASI 1. Di bagian mana dalam hidup Anda saat ini Anda merasa paling mudah tergoda untuk berkompromi? 2. Bagaimana Anda bisa belajar tunduk kepada Allah sebelum berjuang melawan godaan itu? 3. Siapa yang dapat Anda jadikan teman rohani atau mentor untuk saling menguatkan dalam hidup yang setia dan berintegritas? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan, ajar kami untuk lebih dulu tunduk kepada-Mu sebelum mencoba melawan apa pun. Saat godaan datang, kuatkan kami agar tidak kompromi dengan dosa. Penuhi hati kami dengan hikmat dan keberanian untuk berkata “tidak” pada godaan dan “ya” pada kebenaran-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN 2 Samuel 6-8; Lukas 15:1-10

Baca Artikel  

DIKUASAI ROH ATAU DAGING?

16 November 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Roma 8:6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Setiap bangsa memiliki arah dan nasib yang ditentukan oleh siapa yang memimpinnya. Seorang pemimpin yang berhikmat, berintegritas, dan takut akan Tuhan akan membawa bangsanya menuju kedamaian dan kesejahteraan. Ia memimpin dengan hati yang melayani, menegakkan keadilan, menghormati kebenaran, dan mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan diri. Namun ketika seorang pemimpin dikuasai oleh hawa nafsu, keserakahan, dan ambisi pribadi, bangsa itu akan mulai goyah. Keadilan diperdagangkan, kebenaran dibungkam, dan rakyat kehilangan arah. Sehebat apa pun sumber daya alam dan sistem pemerintahannya, sebuah negara akan runtuh jika pemimpinnya tidak dikuasai oleh hikmat dan takut akan Tuhan. Sejarah mencatat, banyak kerajaan besar hancur bukan karena serangan dari luar, melainkan karena kerusakan dari dalam, ketika pemimpinnya kehilangan kendali moral dan dikuasai oleh hawa nafsu kekuasaan. Demikian pula dengan hidup kita. Siapa yang “memimpin” di dalam diri kita akan menentukan arah hidup kita. Setiap hari, ada dua kekuatan yang ingin berkuasa: Roh Kudus atau daging. Ketika Roh Kudus memerintah hati kita, maka hidup kita akan menghasilkan buah Roh, kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, dan kebaikan. Hidup kita menjadi terang bagi orang lain. Namun, jika daging yang berkuasa, hidup akan menjadi kacau. Hubungan rusak, damai sejahtera hilang, dan hati dikuasai kekosongan meski tampak berhasil di mata manusia. Karena itu, mari memilih untuk hidup di bawah kuasa Roh Kudus. Biarlah Dia yang memimpin langkah kita setiap hari, agar hidup kita dipenuhi oleh damai sejahtera dan menghasilkan buah yang memuliakan Tuhan. (OSA) RENUNGAN: Hidup yang DIKUASAI ROH akan membawa damai, sedangkan hidup yang DIKUASAI DAGING akan membawa kehancuran. APLIKASI 1. Apa yang menguasai hidup Anda selama ini?Apa tanda bahwa Anda sedang hidup dikuasai oleh daging? 2. Dalam situasi apa Anda paling sulit menyerahkan kendali kepada Roh Kudus? 3. Mengapa Anda perlu melatih diri untuk hidup dikuasai Roh Kudus dan apa yang Anda lakukan untuk terus hidup dikuasai Roh Kudus? DOA UNTUK HARI INI “Bapa, terima kasih atas firman-Mu pada hari ini. Ampuni kami apabila selama ini kami hidup dikuasai oleh kedagingan kami. Mampukan kami untuk senantiasa hidup dikuasai Roh Kudus, sehingga hidup kami boleh berjalan seturut dengan kehendak-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN 2 Samuel 3-5; Lukas 14:25-35

Baca Artikel  

RAHASIA BEBAS DARI BELENGGU KERAKUSAN

15 November 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Kisah Para Rasul 20:35b Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” Di sebuah desa, hiduplah seorang petani yang memiliki lumbung penuh dengan hasil panen. Setiap kali panen, ia selalu menambah isinya karena takut kekurangan. Namun, suatu hari lumbung itu roboh karena terlalu berat, dan sebagian besar hasil panennya rusak. Saat itulah sang petani sadar bahwa menimbun tidak selalu membuat segalanya menjadi aman. Ia mulai membagikan sebagian hasil panennya kepada tetangga yang kekurangan, dan anehnya, hidupnya justru terasa lebih damai dan bahagia. Banyak orang merasa senang ketika menerima sesuatu, baik itu hadiah, pujian, atau perhatian. Tidak sedikit yang mengukur kebahagiaan dari seberapa banyak mereka memperoleh sesuatu dari orang lain. Namun tanpa disadari, semakin banyak yang dimiliki, semakin kuat pula belenggu yang membuat hati sulit berbagi. Hari ini Tuhan mengingatkan kita bahwa “lebih berbahagia memberi daripada menerima.” Saat kita memberi, sebenarnya kita sedang menaklukkan hawa nafsu rakus yang ingin memiliki segalanya. Oleh karena itu, marilah belajar memberi dengan sukacita. Memberi bukan berarti kehilangan, tetapi justru membebaskan hati dari belenggu kerakusan dan kekhawatiran. Saat kita memberi, kita sedang menabur dalam iman dan melatih roh agar tidak dikuasai oleh keinginan duniawi. Jadikan memberi sebagai latihan rohani yang menguatkan pengendalian diri, sebab di sanalah Tuhan menumbuhkan damai, sukacita, dan kebebasan bagi kita. Sesungguhnya kebahagiaan sejati bukanlah saat kita menumpuk untuk diri sendiri, tetapi ketika kita bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain. RENUNGAN: Memberi bukan berarti KEHILANGAN, tapi MEMBEBASKAN diri dari BELENGGU KERAKUSAN. APLIKASI 1. Apa yang biasanya membuat Anda sulit untuk memberi? 2. Dalam hal apa Anda bisa mulai berlatih memberi dengan sukacita minggu ini? 3. Bagaimana cara Anda menjadikan memberi sebagai latihan rohani yang menumbuhkan damai dan sukacita? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan Yesus, terima kasih untuk berkat yang selalu Kau berikan untuk kami. Ajarilah kami untuk selalu memiliki kerelaan hati dalam memberi dan hindarkanlah kami dari belenggu kerakusan dalam hidup ini. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN 2 Samuel 1-2; Lukas 14:1-24

Baca Artikel  

ROH YANG KUAT KARENA TERLATIH

14 November 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI 1 Timotius 4:7b “Latihlah dirimu beribadah.” James Hudson Taylor lahir di Barnsley, Inggris, dalam keluarga Kristen yang saleh. Sejak kecil, ia sudah mendengar tentang kebutuhan besar akan Injil di negeri Tiongkok. Iman dan karakternya dibentuk melalui latihan dan disiplin pribadi yang konsisten, hingga ia tumbuh menjadi salah satu misionaris terbesar dalam sejarah. Taylor melatih dirinya dengan hidup sederhana. Ia tinggal di kamar sempit di London, makan seadanya, dan menolak kemewahan. Bahkan ketika dokter tempat ia bekerja lupa membayar upahnya, Taylor tidak menagih. Ia hanya berdoa, dan malam itu seseorang datang membawa uang tepat sejumlah yang ia butuhkan. Saat akhirnya diutus ke Tiongkok, ia sudah memiliki roh yang kuat dan hati yang tenang. Hudson Taylor dikenal bukan hanya karena pelayanannya yang besar, tetapi karena kedisiplinan rohaninya dan imannya yang murni. Ia pernah berkata, “Tuhan yang memanggil, pasti juga menyediakan.” Kisah hidup Taylor menunjukkan bahwa kekuatan rohani tidak dibangun dalam kenyamanan, tetapi melalui latihan dan kesetiaan dalam hal-hal kecil. Seperti tubuh yang menjadi kuat karena latihan, demikian pula roh kita perlu dilatih agar mampu menghadapi berbagai godaan hidup. Salah satu godaan terbesar manusia adalah kerakusan—keinginan untuk selalu memiliki lebih dan tidak pernah puas. Kerakusan dapat mengubah berkat menjadi kutuk karena menutup hati dari rasa syukur. Tuhan ingin kita memiliki hati yang cukup. Rasa cukup bukan berarti malas atau berhenti berjuang, melainkan hidup dengan hati yang tenang, bersyukur, dan tidak dikuasai keinginan dunia. Roh yang terlatih tahu kapan harus berkata cukup dan kapan harus terus melangkah. Karena itu, marilah kita juga melatih roh kita setiap hari. Mulailah dengan setia berdoa, berpuasa, menabur, dan memberi persepuluhan dengan hati yang tulus. Latihan-latihan sederhana ini akan menumbuhkan iman, menundukkan keinginan daging, dan menjadikan kita kuat menghadapi godaan dunia. Saat kita hidup dalam ketaatan dan disiplin rohani, kita akan semakin dikuatkan untuk berjalan dalam damai dan bersyukur dalam segala keadaan. RENUNGAN: TUBUH YANG DILATIH menjadi kuat; demikian juga ROH YANG DILATIH dalam disiplin akan menang atas godaan. APLIKASI 1. Bidang apa dalam hidup Anda yang paling membutuhkan latihan rohani saat ini? 2. Latihan rohani apa yang paling sulit Anda lakukan, dan mengapa? 3. Langkah kecil apa yang dapat Anda mulai hari ini untuk menumbuhkan kedisiplinan rohani? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan, kami mau melatih diri kami dalam hal-hal rohani. Ajarlah kami untuk hidup disiplin, tidak dikuasai oleh keinginan daging, tetapi dikuatkan oleh Roh-Mu. Jadikan kami pribadi yang teguh, bersyukur, dan setia dalam setiap latihan iman. Di dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN 1 Samuel 30-31; Lukas 13:23-35

Baca Artikel  

BELAJAR MERASA CUKUP

13 November 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Filipi 4:11 “Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.” Jose Mujica, presiden Uruguay (2010–2015), dikenal sebagai pemimpin yang hidup sangat sederhana. Meski menjadi tokoh ternama di Amerika Latin dan dunia, ia menolak tinggal di istana presiden yang mewah. Mujica memilih tetap tinggal di rumah kecil di pinggiran Montevideo bersama istrinya, tanpa pembantu dan dengan pengamanan minimal. Ia percaya bahwa kebahagiaan tidak ditentukan oleh banyaknya harta, tetapi oleh hati yang merasa cukup. Mujica tetap mengendarai mobil VW Beetle tuanya dan menyumbangkan 90% dari gajinya untuk amal. Media internasional menjulukinya “Presiden Termiskin di Dunia.” Namun Mujica menjawab dengan tenang, “Mereka bilang saya presiden termiskin. Tidak. Yang miskin adalah mereka yang selalu menginginkan lebih, karena mereka terjebak dalam perlombaan yang tak ada akhirnya.” Contoh hidup Mujica menunjukkan bahwa kesederhanaan bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan hati yang bebas dari keinginan duniawi. Prinsip ini sejalan dengan nilai-nilai rohani yang menekankan pentingnya hidup dalam rasa cukup dan damai. Ketika seseorang mampu mengendalikan keinginan dan tidak dikuasai oleh harta atau ambisi, di sanalah kebahagiaan sejati mulai tumbuh — bukan karena berlimpahnya materi, tetapi karena hati yang tenang dan penuh syukur. Rasul Paulus juga menemukan rahasia yang sama: sumber kebahagiaan sejati bukan berasal dari luar diri, melainkan dari dalam, yaitu saat hati kita belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Sebagai anak Tuhan, kita memang dipanggil untuk punya visi besar dan berjuang mencapai yang terbaik. Tapi jangan sampai ambisi itu membuat kita kehilangan damai. Bersyukurlah atas apa yang sudah kita capai hari ini, sambil tetap melangkah dengan iman. Kejar impian kita setinggi langit, tapi jangan lupa: kebahagiaan sejati bukan tentang sampai di puncak, melainkan tentang menemukan rasa cukup di setiap langkah perjalanan. (CG) RENUNGAN: Rahasia KEBAHAGIAAN SEJATI bukan ada pada kepemilikan, tapi pada HATI YANG MERASA CUKUP. APLIKASI 1. Dalam hal apa Anda sering merasa belum cukup, meski sebenarnya sudah memiliki banyak hal? 2. Apakah firman Tuhan untuk belajar memiliki hati yang MERASA CUKUP akan membuat Anda memiliki pandangan berbeda tentang arti bahagia? 3. Bagaimana Anda dapat belajar bersyukur atas pencapaian yang sudah Tuhan berikan hari ini? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan, ajarlah kami untuk belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Kami mau bersyukur atas setiap berkat dan kesempatan yang sudah Engkau berikan. Tolong kami agar tidak terjebak dalam keinginan yang tak berujung, tetapi menemukan sukacita sejati di dalam Engkau. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin." BACAAN ALKITAB SETAHUN 1 Samuel 27-29; Lukas 13:1-22

Baca Artikel