DITINGGIKAN KARENA MELAYANI
RHEMA HARI INI
Matius 20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Seorang pengusaha sukses memutuskan untuk melayani di gereja setelah bertahun-tahun hanya menjadi penonton. Awalnya ia merasa canggung membersihkan kursi dan menata ruangan. Namun seiring waktu, ia menemukan sukacita luar biasa ketika melihat orang lain diberkati melalui hal-hal kecil yang ia lakukan. Dari pengalaman itu, ia belajar bahwa kebesaran sejati bukan terletak pada jabatan, tetapi pada kerendahan hati untuk melayani.
Tuhan Yesus menjadi teladan sempurna dalam pelayanan. Ia adalah Tuhan, tetapi datang ke dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya bagi banyak orang. Dunia sering menilai “orang besar” dari berapa banyak yang melayaninya. Tetapi Yesus menunjukkan bahwa kemuliaan sejati justru lahir dari hati yang mau merendah dan melayani.
Hari ini, mungkin kita merasa pelayanan kita tampak kecil dan tidak diperhatikan, tetapi Tuhan tidak pernah melewatkan kesetiaan kita. Setiap doa, perhatian, dan bantuan kecil yang kita lakukan, Ia lihat dan hargai. Saat kita melayani dengan tulus, kita sedang menyalibkan ego dan membiarkan karakter Kristus bertumbuh dalam diri kita. Pada waktunya, Tuhan sendiri yang akan meninggikan kita. (LEW)
RENUNGAN:
Dalam MELAYANI, Tuhan MENINGGIKANMU.
APLIKASI
1. Dalam hal apa Anda masih lebih suka dilayani daripada melayani?
2. Bagaimana Anda bisa meneladani kerendahan hati Yesus dalam kehidupan dan pelayanan Anda sehari-hari?
3. Apa langkah nyata yang akan Anda lakukan untuk melayani dengan tulus meskipun mungkin tidak ada yang melihat atau memuji Anda?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah memberi teladan melayani dengan kerendahan hati. Ajarilah kami untuk tidak mencari penghargaan manusia, tetapi melayani dengan kasih dan kesetiaan kepada-Mu. Biarlah dalam setiap pelayanan kami, Engkau yang semakin dimuliakan. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
1 Samuel 15-16; Lukas 10:25-42
YESUS DITINGGIKAN MELEBIHI SIAPAPUN
RHEMA HARI INI
Yohanes 3:30 Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
Aung San Suu Kyi lahir di Myanmar, dari keluarga pejuang kemerdekaan. Ia hidup nyaman di luar negeri, menikah, dan memiliki kehidupan mapan. Namun ketika bangsanya tertindas, ia memilih kembali untuk memperjuangkan kebebasan rakyatnya. Keputusan itu membuatnya kehilangan hampir segalanya, kebebasan, keluarga, dan kenyamanan hidup. Selama bertahun-tahun ia hidup dalam tahanan rumah, tetapi tetap berbicara tentang kasih dan pengampunan. Ia tidak mencari nama besar, bahkan berkata, “Kemenangan ini bukan milikku, melainkan milik rakyat Myanmar.” Sikapnya yang tenang dan rendah hati menunjukkan kekuatan sejati.
Kerendahan hati bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti kekuatan kasih. Dunia sering mengajarkan kita untuk meninggikan diri, mencari pengakuan, dan membalas saat disakiti. Namun Yesus mengajarkan sebaliknya; untuk merendahkan diri dan membiarkan Tuhan yang dimuliakan.
Seperti Yohanes Pembaptis yang berkata, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil,” demikian pula kita dipanggil untuk menempatkan Kristus di atas segala hal. Setiap kali kita memilih diam saat bisa membalas, melayani saat bisa duduk nyaman, atau mengutamakan orang lain di atas diri sendiri, kita sedang menyalibkan ego dan membiarkan Yesus makin nyata dalam hidup kita.
RENUNGAN:
YESUS harus semakin DITINGGIKAN melebihi diri kita sendiri
APLIKASI
1. Dalam hal apa ego Anda masih sering muncul dan sulit dikendalikan?
2. Apakah Anda masih mau melayani, ketika tidak ada yang memperhatikan atau menghargai pelayanan Anda? Apa alasan Anda?
3. Dalam hal apa Anda bisa menunjukkan kerendahan hati, agar orang lain melihat Yesus melalui hidup Anda?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, ajar kami untuk menaklukkan ego di hadapanMu. Ketika kami ingin membela diri, ingatkan kami untuk diam dan percaya kepadaMu. Ketika kami mendapat pujian, ajar kami untuk mengembalikannya kepadaMu. Jadikan hidup kami cermin kerendahan hati Kristus, yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
1 Samuel 13-14; Lukas 10:1-24
HATI YANG MAU BERUBAH
RHEMA HARI INI.
Mazmur 51:12 Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!
Jacinda Ardern menjadi salah satu sosok pemimpin yang menginspirasi dunia. Pada tahun 2017, di usia 37 tahun, ia terpilih sebagai Perdana Menteri Selandia Baru, sekaligus menjadi salah satu pemimpin perempuan termuda di dunia. Jacinda dikenal karena pendekatan yang lembut namun tegas. Ia menempatkan empati sebagai prinsip utama dalam memimpin. Di masa sulit pandemi Covid-19, Selandia Baru menjadi salah satu negara yang paling berhasil menekan jumlah korban jiwa.
Namun di puncak keberhasilannya, Jacinda Ardern membuat keputusan mengejutkan. Pada Januari 2023, ia mengundurkan diri dari jabatannya dan menyatakan tidak akan mencalonkan diri kembali. Dalam pidatonya, ia dengan jujur berkata bahwa dirinya sudah tidak memiliki cukup energi untuk memimpin dengan sepenuh hati. Keputusan itu bukan karena kegagalan, melainkan karena kerendahan hati untuk mengakui batas diri dan kejujuran untuk tidak memaksakan peran yang sudah tak sanggup dijalani. Ia menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati bukan tentang ambisi mempertahankan posisi, tetapi tentang hati yang bersedia berubah dan tahu kapan harus berhenti demi kebaikan bersama.
Mazmur 51:12 adalah doa Daud ketika menyadari dosanya dan memohon agar Tuhan memperbaharui batinnya. Daud sadar bahwa perubahan sejati hanya mungkin terjadi bila hati dibersihkan dan roh diperbarui oleh Tuhan. Demikian pula dengan kita. Sering kali ego membuat kita sulit melepaskan sesuatu, entah jabatan, gengsi, atau keinginan untuk selalu benar. Namun, ego hanya dapat ditaklukkan oleh hati yang mau berubah. Ketika kita membuka hati untuk diperbaharui, Tuhan menanamkan roh yang teguh di dalam diri kita: roh yang lembut, bijak, dan mau belajar. Dari sanalah lahir kekuatan sejati, bukan untuk memerintah, tetapi untuk melayani dengan kasih. (CG)
RENUNGAN:
EGO hanya dapat DITAKLUKKAN oleh hati yang mau BERUBAH.
APLIKASI
1. Dalam hal apa Anda merasa sulit melepaskan kendali atau mengakui batas diri?
2. Mengapa kejujuran terhadap diri sendiri penting bagi perubahan rohani?
3. Langkah apa yang bisa Anda lakukan agar hati Anda selalu lembut dan siap diperbarui oleh Tuhan?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, sucikanlah hati kami dan perbaharuilah batin kami dengan roh yang teguh. Ajarlah kami untuk tidak dikuasai ego, tetapi memiliki kerendahan hati untuk berubah dan mengikuti kehendak-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.
BACAAN ALKITAB SETAHUN
1 Samuel 10-12; Lukas 9:37-62
MUSUH TERBESAR KITA
RHEMA HARI INI
Amsal 16:32 Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.
Pada masa Perang Saudara di Amerika tahun 1862, Presiden Abraham Lincoln pernah mengalami penghinaan dari salah satu jenderalnya yang terkenal sombong, George B. McClellan. Suatu hari, Lincoln datang ke rumah McClellan untuk berdiskusi mengenai strategi perang. Namun, sang jenderal malah meninggalkannya begitu saja dan pergi tidur tanpa memberi waktu bicara. Para penasihat mendesak agar Lincoln memecat McClellan. Tapi Lincoln hanya berkata dengan tenang, “Aku akan menunggu sampai Jenderal McClellan mau berbicara denganku. Aku tidak punya banyak jenderal sebaik dia.”
Sikap Lincoln menggambarkan dengan tepat makna Amsal 16:32. Tuhan menilai kemenangan sejati bukan dari seberapa besar kuasa kita atas orang lain, melainkan dari seberapa dalam kita mampu menguasai diri sendiri. Sebagai presiden, Lincoln punya wewenang penuh untuk memecat jenderalnya. Namun karena ia mampu menahan amarah dan menguasai emosinya, ia justru membuat keputusan yang lebih bijak. Kesabaran dan pengendalian diri adalah tanda kedewasaan rohani yang lebih besar daripada kemenangan apa pun di dunia ini.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering ingin menang; menang dalam argumen, membalas perlakuan buruk, atau membuktikan diri bahwa kita benar. Tetapi Tuhan memanggil kita untuk menundukkan hati di bawah kendali Roh Kudus. Maka, bila hari ini kita menghadapi situasi yang memancing emosi atau melukai harga diri, ingatlah, musuh terbesar bukanlah orang lain, melainkan ego kita sendiri. Saat kita mampu menaklukkannya, kita membuka ruang bagi damai sejahtera dan kemenangan sejati yang berasal dari Tuhan. (AO)
RENUNGAN:
MUSUH TERBESAR justru berasal dari dalam DIRI SENDIRI.
APLIKASI
1. Kapan terakhir kali Anda merasa emosi atau tersinggung oleh orang lain? Bagaimana respons Anda saat itu?
2. Dalam hal apa Anda perlu belajar lebih sabar dan menguasai diri?
3. Langkah praktis apa yang bisa Anda lakukan agar lebih dipimpin oleh Roh Kudus dalam mengendalikan emosi?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan Yesus, ajarlah kami untuk menaklukkan diri kami sendiri sebelum berusaha menaklukkan orang lain. Bentuklah kami menjadi pribadi yang sabar, tenang, dan bijak dalam menghadapi setiap situasi. Kiranya kami hidup dipimpin oleh Roh Kudus dan menjadi pembawa damai di mana pun kami berada. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
1 Samuel 7-9; Lukas 9:18-36
JANGAN DIDIKTE OLEH MASA LALU
RHEMA HARI INI
Filipi 3:13–14 “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang aku lakukan: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”
Ketika Nelson Mandela dibebaskan setelah 27 tahun dipenjara, banyak orang mengira ia akan menuntut balas. Ia telah mengalami penyiksaan, penghinaan, bahkan kehausan yang dijawab dengan siraman air seni. Tapi yang ia lakukan justru berlawanan. Mandela mengundang salah satu sipir yang dulu menyiksanya untuk minum bersama. Dengan tenang ia berkata, “Hal pertama yang kulakukan ketika menjadi Presiden adalah memaafkanmu.” Bagi Mandela, masa lalu yang pahit bukan alasan untuk menutup masa depan. Ia tahu bahwa balas dendam tidak membangun, tetapi pengampunan menyembuhkan. Sikap ini menjadi simbol kebangkitan bagi bangsanya, dan juga pelajaran bagi kita semua.
Paulus menulis bahwa ia melupakan apa yang di belakang dan mengarahkan diri kepada apa yang di depan. Artinya, ia menolak untuk dikendalikan oleh masa lalunya, baik dosa maupun keberhasilan. Yang terpenting baginya hanyalah tujuan surgawi di dalam Kristus.
Kita pun dipanggil untuk melakukan hal yang sama. Setiap orang punya masa lalu yang kelam atau menyakitkan, tetapi di dalam Kristus selalu ada kesempatan baru untuk bertumbuh. Tuhan tidak menilai siapa kita dulu, melainkan siapa kita sekarang dan ke mana arah hidup kita di dalam-Nya. Karena itu, mari fokus pada tujuan surgawi dan terus melangkah ke depan. Masa lalu adalah pelajaran, bukan tempat tinggal. (BS)
RENUNGAN:
Jangan biarkan masa lalu MENDIKTE hidup kita!
APLIKASI
1. Apa kenangan atau luka masa lalu yang masih sulit Anda lepaskan?
2. Apa arti pengampunan bagi perjalanan iman Anda?
3. Langkah apa yang dapat Anda ambil untuk menatap masa depan bersama Kristus?
DOA UNTUK HARI INI
“Bapa kami bersyukur karena Engkau menciptakan kami dengan ajaib dan dahsyat. Kami percaya, sekelam apa pun masa lalu kami, Engkau sudah menebusnya memperbaharuinya melalui Yesus Kristus. Ajar kami untuk tidak menoleh ke belakang tapi terus berjalan bahkan berlari menuju tujuan-Mu yang mulia. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
1 Samuel 4-6; Lukas 9:1-17
TUHAN BELUM SELESAI DENGAN KITA
RHEMA HARI INI
Yeremia 18:4 Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang tukang periuk tua bernama Elias. Suatu sore, seorang pemuda melihatnya bekerja di atas roda putar, membentuk tanah liat menjadi bejana. Namun bentuknya tiba-tiba miring dan rusak.
“Sayang sekali, Pak. Lebih baik buat yang baru saja,” kata si pemuda. Elias tersenyum. Ia menekan kembali tanah liat itu ke tengah roda, membasahinya, lalu mulai membentuk ulang. “Tidak, anak muda,” ujarnya lembut. “Selama tanah ini masih di tanganku, aku bisa membentuknya kembali.” Tak lama kemudian, bejana itu selesai, lebih kokoh dan indah dari sebelumnya. Si pemuda tertegun. Ia pun mengerti bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian dari proses menuju keindahan yang lebih besar.
Seperti itu jugalah hidup kita di tangan Tuhan. Yeremia menulis bahwa Tuhan adalah Tukang Periuk Agung, dan kita adalah tanah liat di tangan-Nya (Yeremia 18:1–6). Kadang kita merasa hidup kita “rusak bentuknya” karena kegagalan, kekecewaan, dan kehilangan arah. Tapi Tuhan tidak membuang kita. Ia menguleni kembali hidup kita, membentuk ulang dengan kasih dan kesabaran, hingga terbentuk sesuai rencana-Nya yang sempurna. Proses itu memang tidak selalu mudah. Kadang terasa menekan, bahkan menyakitkan. Tapi setiap tekanan tangan-Nya bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk menyempurnakan. Ia melihat potensi yang belum kita lihat, dan Ia tidak berhenti sebelum kita menjadi bejana yang indah dan berguna di tangan-Nya.
Jika hari ini engkau merasa hidupmu hancur atau tak berharga, ingatlah: Tuhan belum selesai denganmu. Selama engkau masih di tangan-Nya, selalu ada harapan. Biarkan tangan kasih-Nya terus membentukmu menjadi lembut, taat, dan percaya. Karena ketika Tuhan yang membentuk, hasilnya selalu indah, berguna, dan sempurna. (AM)
RENUNGAN:
Tuhan BELUM SELESAI denganmu, Ia sedang MEMBENTUKMU.
APLIKASI
1. Bagaimana respons Anda ketika mengalami kegagalan dalam hidup?
2. Dalam hal apa Anda merasa Tuhan sedang membentuk Anda saat ini?
3. Langkah apa yang bisa Anda lakukan agar tetap lembut dan taat di tangan Tuhan?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, kami bersyukur karena Engkau tidak pernah membuang kami meski sering rusak oleh kegagalan dan dosa. Bentuklah kami kembali menjadi bejana yang berguna di tangan-Mu. Ajarlah kami untuk tetap lembut dan taat dalam setiap proses-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
1 Samuel 1-3; Lukas 8:26-56
Categories
Latest Posts