RENUNGAN SIANG KELUARGA ALLAH
BERPUASA
Puasa adalah latihan untuk berkata “TIDAK” pada keinginan daging dan “YA” pada kehendak Tuhan.
Galatia 5:16b–17 “Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh...”
Seorang ayah mengajak anaknya berpuasa dari gula selama seminggu. Awalnya, si anak terus mengeluh. Setiap melihat iklan minuman manis atau kue, keinginannya begitu kuat. Sang ayah mengingatkannya, "Ini latihan untuk 'tidak' kita."
Di tengah perjuangan itu, mereka sepakat menggunakan uang jajannya untuk membeli paket sembako bagi tetangga yang kesulitan. Saat menyerahkan bantuan, mereka melihat sukacita di mata penerima. Anak itu pun berbisik, "Ternyata lebih enak bilang 'tidak' pada permen, agar bisa bilang 'ya' untuk hal ini."
Seperti nasihat Galatia 5:16, hidup oleh Roh berarti terus berlatih menolak keinginan sesaat untuk memilih yang bernilai kekal. Mari, mulai dengan puasa kecil hari ini dari gosip, keluhan, atau screen time dan alihkan untuk hal yang berkenan kepada Tuhan. Latihan "tidak" yang sederhana ini melatih hati kita untuk mengucap "ya" yang lebih besar pada kehendak-Nya.
Selamat beraktifitas siang dalam anugerah dan penyertaan Tuhan
Keluarga Allah |www.gbika.org
Callcenter Keluarga Allah | 0899-7895-000
RENUNGAN SIANG KELUARGA ALLAH
DAMAI YANG SEJATI
Orang yang BERHENTI MEMBANDINGKAN hidupnya dengan orang lain akan MENEMUKAN DAMAI sejati.
Yakobus 3:16 "Sebab dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, disitu ada kekacauan dan segala perbuatan jahat."
Kisah Kain dan Habel mengajarkan bahwa iri hati adalah bibit kehancuran. Perasaan itu membutakan hati dan memicu kejahatan, merusak hubungan dengan sesama dan dengan Tuhan. Hati yang dipenuhi rasa iri hanya akan melahirkan kekacauan.
Allah mendesain setiap pribadi secara unik, seperti sidik jari dan DNA yang tak ada duanya. Fakta ini membuktikan bahwa kita adalah mahakarya-Nya yang spesial. Anda adalah versi terbaik ketika menjadi diri sendiri, bukan tiruan dari orang lain.
Oleh karena itu, berhentilah membandingkan hidupmu dengan orang lain. Gali dan kembangkan talenta yang Tuhan percayakan kepadamu. Mari fokus mengoptimalkan keunikan kita agar hidup ini menjadi berkat dan banyak jiwa dapat diselamatkan bagi kemuliaan-Nya.(DNY)
Selamat beraktifitas siang dalam anugerah dan penyertaan Tuhan
Keluarga Allah |www.gbika.org
Callcenter Keluarga Allah | 0899-7895-000
RENUNGAN SIANG KELUARGA ALLAH
ORANG YANG BERSYUKUR
Orang RAKUS tidak pernah PUAS, tapi orang yang BERSYUKUR akan selalu CUKUP.
Amsal 28:25 “Orang yang loba, menimbulkan pertengkaran, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, diberi kelimpahan.”
Sifat rakus membuat hati manusia tak pernah tenang. Orang yang rakus selalu merasa kekurangan, meski sudah memiliki banyak hal. Ia terus mengejar kepuasan yang tidak pernah tercapai, karena apa pun yang dimilikinya tidak mampu mengisi kekosongan dalam jiwanya.
Sebaliknya, orang yang bersyukur tahu cara menikmati setiap berkat yang Tuhan berikan. Ia menemukan damai dalam kesederhanaan, sebab hatinya dipenuhi rasa cukup. Bersyukur bukan berarti menyerah pada keadaan, melainkan mengakui bahwa Tuhan selalu setia mencukupi segala kebutuhan kita tepat pada waktunya.
Karena itu, mari belajar hidup dengan hati yang penuh syukur. Jangan bandingkan hidup kita dengan orang lain. Lihatlah kebaikan Tuhan setiap hari, nikmatilah berkat yang ada, dan ucapkan syukur dengan tulus. Di situlah kita menemukan rasa cukup yang sejati. (SZ)
Selamat beraktifitas siang dalam anugerah dan penyertaan Tuhan
Keluarga Allah |www.gbika.org
Callcenter Keluarga Allah | 0899-7895-000
RENUNGAN SIANG KELUARGA ALLAH
CARA MENARIK PERKENANAN TUHAN
Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan; PENGENDALIAN dirimu menarik PERKENANAN Tuhan.
1 Petrus 3:9 “dan Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat...”
Saat diperlakukan tidak adil, naluri alami kita adalah membalas. Namun, Firman Tuhan menantang kita dengan standar yang lebih tinggi. 1 Petrus 3:9 dengan tegas memerintahkan untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, atau cercaan dengan cercaan. Ini adalah ujian sejati dari pengendalian diri.
Mengapa kita harus melakukan hal yang sulit ini? Karena respons kitalah yang menentukan arah hidup. Membalas hanya akan memperpanjang rantai kejahatan. Sebaliknya, dengan memberkati, mendoakan dan berbuat baik, kita justru memutusnya. Inilah jalan untuk menarik perkenanan dan berkat Tuhan, seperti yang dijanjikan.
Oleh karena itu, pilihlah untuk menjadi pembawa damai. Saat hati ingin membalas, berdoalah bagi mereka yang menyakiti Anda. Bukankah kita dipanggil untuk menjadi terang? Buktikan kekuatan imanmu dengan pengendalian diri yang penuh kasih.
Selamat beraktifitas siang dalam anugerah dan penyertaan Tuhan
Keluarga Allah |www.gbika.org
Callcenter Keluarga Allah | 0899-7895-000
RENUNGAN SIANG KELUARGA ALLAH
TANPA KENDALI, MENUJU KEHANCURAN
Hidup TANPA KENDALI ibarat mobil tanpa rem, melaju cepat MENUJU KEHANCURAN.
Amsal 25:28 “Orang yang tak dapat menguasai diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.”
Setiap orang tentu ingin hidupnya melaju cepat menuju keberhasilan. Namun tanpa arah dan kendali, kecepatan itu justru bisa membawa kita pada kehancuran. Banyak orang begitu sibuk mengejar ambisi, kesenangan, dan pengakuan, hingga lupa siapa yang sebenarnya memegang kemudi hidup mereka. Dalam hiruk pikuk kehidupan, tanpa disadari, hati perlahan menjauh dari kehendak Tuhan.
Tuhan tidak pernah merancang kita untuk hidup tanpa kendali. Ia memberikan Roh Kudus untuk menuntun, mengarahkan, dan menolong kita berjalan sesuai jalan-Nya. Roh Kudus tidak hanya memberi kuasa untuk bertindak, tetapi juga hikmat untuk tahu kapan harus melangkah, berhenti, atau menunggu. Hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus akan menghasilkan damai sejahtera, ketenangan, dan kebijaksanaan di setiap keputusan.
Karena itu, mari kita berhenti sejenak dan bertanya kepada diri sendiri: siapakah yang sebenarnya memegang kendali atas hidup kita, Tuhan atau keinginan kita sendiri? Serahkan kembali kemudi hidup kepada Tuhan. Biarlah Dia yang menuntun setiap langkah, agar perjalanan hidup kita tidak berakhir dalam kehancuran, melainkan dalam kemenangan dan sukacita yang sejati. (SZ)
Selamat beraktifitas siang dalam anugerah dan penyertaan Tuhan
Keluarga Allah |www.gbika.org
Callcenter Keluarga Allah | 0899-7895-000
RENUNGAN SIANG KELUARGA ALLAH
MELAYANI = MENYALIBKAN EGO
MELAYANI berarti MENYALIBKAN EGO dan membuka pintu berkat yang lebih besar.
Matius 20:26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
Dalam pandangan dunia, kebesaran identik dengan kuasa dan dihormati banyak orang. Namun, Yesus membalikkan konsep ini dengan teladan-Nya yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Ia, yang adalah Tuhan, membasuh kaki murid-murid-Nya, menunjukkan bahwa jalan menuju kebesaran sejati justru dimulai dari kerendahan hati seorang pelayan.
Untuk dapat melayani dengan tulus, kita harus terlebih dahulu "menyalibkan" ego kita. Baik sebagai pemimpin di kantor, di komunitas, atau di rumah. Kesediaan untuk melayani dengan sabar dan rendah hati adalah wujud nyata dari penyangkalan diri. Proses inilah yang kemudian membentuk kita menjadi pribadi yang lebih berempati dan penuh kasih.
Marilah kita berlomba-lomba dalam melayani. Dengan merendahkan hati di hadapan Tuhan dan sesama, kita tidak hanya menjadi pribadi yang berkenan di hati-Nya, tetapi juga membuka pintu bagi aliran berkat-berkat-Nya yang lebih besar bagi hidup kita. (ABU)
Selamat beraktifitas siang dalam anugerah dan penyertaan Tuhan
Keluarga Allah Global Cell Church |www.gbika.org
Callcenter Keluarga Allah | 0899-7895-000
Categories
Latest Posts