KONSEKUENSI MEMADAMKAN ROH
RHEMA HARI INI
2 Tawarikh 29:7 – 8a Bahkan mereka menutup pintu-pintu balai rumah Tuhan dan memadamkan segala pelita. Mereka tidak membakar korban ukupan dan tidak mempersembahkan korban bakaran bagi Allah orang Israel di tempat kudus, sehingga murka TUHAN menimpa Yehuda dan Yerusalem.
Bayangkan jika kita membiarkan rumah atau mobil kita tidak terkunci dan tanpa pengawasan, siapapun bisa masuk sesuka hati dengan bebas. Cepat atau lambat, pencuri pasti datang dan mengambil alih apa yang kita miliki. Hal serupa terjadi ketika kita sengaja memadamkan api roh kita. Kita bisa kehilangan sukacita, damai sejahtera, pengharapan, bahkan iman kita.
Kisah Raja Ahas mengajarkan kita tentang konsekuensi padamnya api Roh. Keputusan Ahas untuk menutup pintu-pintu rumah Tuhan, meniadakan ibadah, memadamkan api korban persembahan, bahkan menyembah berhala, sangat menyakiti hati Tuhan. Akibatnya, Tuhan menyerahkan Raja Ahas ke tangan Raja Aram. Sebaliknya, di bawah kepemimpinan raja berikutnya, yaitu Raja Hizkia, yang membawa bangsanya bertobat dan memulihkan semua kegiatan ibadah, bangsa Israel meraih kemenangan demi kemenangan.
Ya, ada konsekuensi besar saat kita dengan sengaja memadamkan api Roh Kudus. Anugerah dan favor Tuhan mengering dalam hidup kita, apa yang kita lakukan berujung kesia-siaan, hidup kita kalah karena kehilangan kemuliaan Tuhan. Karena itu, jagalah api Roh kita, bukan hanya agar tidak padam, tetapi juga agar berkobar semakin besar. Dengan demikian, kita akan menjadi pribadi yang limpah oleh kasih karunia Tuhan, perlindungan serta pembelaan Tuhan.
RENUNGAN
Akan ada KONSEKUENSI besar saat kita SENGAJA MEMADAMKAN api kita.
APLIKASI
1. Mengapa api Roh harus menyala dalam hidup Anda?
2. Apa konsekuensi yang pernah Anda alami akibat padamnya api Anda?
3. Dengan cara apa Anda bisa terus mengobarkan api Anda?
DOA HARI INI
“Bapa, kami berdoa agar api yang dari pada-Mu terus berkobar di dalam kami. Sehingga roh kami semakin menyala-nyala dalam menanggapi rencana-Mu dalam hidup kami. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Imamat 19-20; Matius 27:51-66