BELAJAR DARI SIKAP ANAK SULUNG [RAKA JOYFUL]
Bacaan: Lukas 15:11-32
Rhema: Lukas 15 : 28
Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
Dalam cerita tentang seorang ayah dan dua anaknya, kita mendengar tentang anak sulung yang marah saat adiknya kembali dan ayahnya mengadakan pesta besar untuknya. Anak sulung merasa tidak adil, karena ia telah bekerja keras dan setia kepada ayahnya, tetapi tidak pernah diberi pesta seperti itu. Ia merasa iri dan kesal, sehingga menolak masuk ke dalam rumah. Anak sulung merasa bahwa adiknya sudah bertindak tidak baik, tapi kenapa tetap diperlakukan dengan sangat baik oleh ayahnya. Sedang anak sulung yang selalu berperilaku baik, merasa tidak pernah diperlakukan spesial oleh ayanya.
Sikap anak sulung ini mengingatkan kita bahwa terkadang kita bisa merasa iri atau cemburu ketika melihat orang lain mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Namun, ayahnya berkata bahwa segala miliknya juga milik anak sulung, dan bahwa mereka harus bersukacita karena adiknya yang tadinya hilang sekarang telah ditemukan.
Dari kisah ini, kita belajar untuk tidak mudah iri terhadap orang lain. Sebaliknya, kita harus bersyukur atas apa yang kita miliki dan ikut berbahagia ketika orang lain mengalami kebaikan. Tuhan mengasihi setiap orang, dan Dia ingin kita saling mengasihi dan mendukung satu sama lain, tanpa perasaan iri.
Doa hari ini:
Tuhan, ajarkan kami untuk tidak mudah iri dan cemburu terhadap orang lain. Tolong kami untuk selalu bersyukur atas apa yang kami miliki dan ikut berbahagia ketika orang lain mendapatkan berkat. Bantu kami untuk memiliki hati yang penuh kasih seperti Engkau. Amin.
Bacaan Alkitab setahun: Wahyu 15
Pertanyaan hari ini:
- Pernahkah Sahabat merasa iri seperti anak sulung? Bagaimana cara Sahabat mengatasi perasaan tersebut?
- Apa yang bisa kamu lakukan untuk lebih bersyukur dan berbahagia atas berkat yang diterima orang lain?
- Dari Firman hari ini, aku belajar tentang: