
RUMAH YANG PENUH DAMAI
RHEMA HARI INI
Yesaya 32:18 Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman.
Ada sebuah keluarga yang selalu diliputi kekacauan. Pertengkaran antara suami dan istri sering terjadi, membuat anak-anak merasa tidak nyaman. Suasana rumah penuh ketegangan dan jauh dari ketenteraman. Namun, suatu hari, mereka mendengar sebuah khotbah di gereja yang mengingatkan bahwa Tuhan adalah Raja dalam kehidupan keluarga. Firman itu menyentuh hati mereka. Mereka mulai berdoa bersama, membaca firman Tuhan, dan belajar saling mengampuni. Perlahan, keadaan berubah. Rumah yang sebelumnya penuh kegaduhan kini dipenuhi kehangatan dan kedamaian.
Kisah ini mengingatkan kita pada janji Tuhan dalam Yesaya 32:18. Ketika Tuhan menjadi Raja dalam rumah kita, Dia membawa damai sejahtera yang melampaui akal manusia. Damai ini bukan sekadar ketenangan lahiriah, tetapi kehadiran Tuhan yang nyata, yang mengubah hati setiap anggota keluarga. Seperti keluarga dalam kisah tadi, ketika kita menyerahkan kepemimpinan rumah kita kepada Tuhan, Dia akan mengisinya dengan kasih, pengertian, dan ketenteraman sejati.
Oleh karena itu, marilah kita mengundang Tuhan untuk bertahta di dalam rumah kita. Jadikan firman-Nya sebagai fondasi dan Roh Kudus sebagai pemimpin dalam setiap keputusan serta hubungan kita. Ketika Tuhan memimpin, rumah kita bukan sekadar tempat tinggal, tetapi menjadi sumber kasih dan berkat yang melimpah. Bukalah hati dan rumah kita bagi Tuhan, dan alami damai sejahtera yang hanya Dia yang dapat berikan. (AO)
RENUNGAN:
Ketika Tuhan menjadi RAJA di rumah kita, DAMAI-NYA akan memenuhi setiap sudutnya.
APLIKASI
1.Bagaimana suasana di rumah Anda saat ini? Apakah sudah mencerminkan damai sejahtera dari Tuhan?
2.Apa yang akan Anda lakukan untuk menjadikan Tuhan sebagai Raja dalam keluarga Anda?
3.Bagaimana Anda dapat menunjukkan kasih dan pengampunan dalam keluarga, agar rumah menjadi tempat yang penuh kehangatan dan ketenteraman?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan Yesus, kami rindu menjadikan Engkau Raja dalam rumah kami. Pimpin setiap langkah dan keputusan kami, agar damai sejahtera-Mu memenuhi hati dan keluarga kami. Ajari kami untuk saling mengasihi, mengampuni, dan membangun rumah yang menjadi tempat di mana kasih dan berkat-Mu mengalir. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Mazmur 137-139; 1 Korintus 13

REKONSILIASI ADALAH TINDAKAN NYATA
RHEMA HARI INI
Maleakhi 4:6 Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan antara orang tua dan anak, saudara, atau sahabat tidak selalu berjalan mulus. Perbedaan cara pandang, kesalahpahaman, atau luka masa lalu sering kali menyebabkan jarak dan ketegangan dalam hubungan kita dengan orang lain. Kisah antara Paulus dan Markus menjadi contoh sebuah rekonsiliasi. Markus, yang awalnya turut serta dalam pelayanan Paulus, pernah meninggalkan perjalanan misi dan kembali ke Yerusalem tanpa persetujuan Paulus.
Keputusan Markus ini membuat Paulus kehilangan kepercayaan kepadanya, sehingga ketika Barnabas ingin membawa Markus dalam perjalanan berikutnya, Paulus menolaknya. Ketegangan ini bahkan menyebabkan Paulus dan Barnabas berpisah, dengan Barnabas tetap membawa Markus, sementara Paulus memilih rekan lain dalam pelayanannya. Namun, di kemudian hari, hubungan Paulus dan Markus mengalami pemulihan. Dalam suratnya kepada jemaat Kolose, Paulus menyebut Markus sebagai pribadi yang berguna bagi pelayanannya (Kolose 4:10).
Demikian pula dalam kehidupan kita, mungkin ada anggota keluarga yang hubungan kita dengannya sudah lama renggang. Mungkin ada teman yang dulu dekat, tetapi kini terasa jauh karena kesalahpahaman. Atau mungkin ada seseorang yang pernah menyakiti kita, dan kita masih menyimpan kepahitan. Luka yang tersimpan terlalu lama bisa menghambat pertumbuhan rohani dan bahkan menghalangi kita untuk mengalami damai sejahtera Tuhan. Oleh karena itu, Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk mengambil inisiatif dalam rekonsiliasi. Mintalah Roh Kudus memberi kekuatan untuk mengambil langkah pertama dalam rekonsiliasi. Mungkin itu berupa kata maaf, sikap yang lebih terbuka, atau doa bagi orang yang pernah melukai kita. Percayalah, ketika kita bersedia melangkah, Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya dan membawa pemulihan dalam hubungan keluarga, pertemanan, dan komunitas kita. (NFS)
RENUNGAN:
REKONSILIASI bukan hanya kata-kata, tetapi TINDAKAN NYATA untuk MEMULIHKAN hubungan.
APLIKASI
1.Mengapa rekonsiliasi penting untuk dilakukan?
2.Menurut Anda, apa manfaat terjadinya rekonsiliasi?
3.Langkah nyata apa yang akan Anda ambil untuk rekonsiliasi?
DOA UNTUK HARI INI
“Bapa, berikan kami hati yang lembut untuk mengampuni dan keberanian untuk mengambil langkah pemulihan. Pimpin kami agar tidak dikuasai oleh ego atau kepahitan, tetapi mau merendahkan diri dan mengulurkan tangan perdamaian. Kami percaya, saat kami melangkah, Engkau yang akan mengerjakan bagian-Mu dan memulihkan setiap hubungan yang terluka. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Mazmur 135-136; 1 Korintus 12

KESEMBUHAN HATI MEMBAWA DAMAI
RHEMA HARI INI
Yehezkiel 36:26 Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.
Setiap orang pasti pernah mengalami luka hati, baik karena perlakuan orang lain maupun situasi hidup yang menyakitkan. Luka-luka ini, jika tidak disembuhkan, bisa menjadi akar kepahitan yang merusak hubungan dan menciptakan atmosfer yang penuh ketegangan, bahkan di dalam rumah sendiri. Namun, Tuhan tidak menghendaki kita hidup dalam beban masa lalu. Dia menjanjikan hati yang baru—hati yang tidak lagi terikat oleh kebencian atau kepedihan, tetapi yang dipenuhi oleh kasih dan damai sejahtera-Nya.
Yusuf, dalam kisah Alkitab, adalah contoh nyata bagaimana hati yang telah disembuhkan oleh kasih Tuhan dapat mengubah hidup seseorang secara radikal. Ia dijual oleh saudara-saudaranya sendiri dan mengalami penderitaan bertahun-tahun sebagai budak serta tahanan di Mesir. Namun, ketika akhirnya ia berkuasa sebagai tangan kanan Firaun, ia tidak membiarkan kepahitan menguasai hatinya. Sebaliknya, ia memilih mengampuni dan memulihkan hubungan dengan saudara-saudaranya. Dengan hati yang telah dipulihkan, ia tidak hanya mengalami damai sejahtera pribadi, tetapi juga menjadi alat Tuhan untuk menyelamatkan banyak orang.
Demikian juga dalam kehidupan kita, luka hati yang belum dipulihkan sering kali memengaruhi hubungan kita dengan orang-orang terdekat, bahkan dalam keluarga sendiri. Kadang kita tanpa sadar menularkan kepahitan kepada pasangan, anak-anak, atau orang-orang di sekitar kita. Namun, saat kita datang kepada Tuhan dan membiarkan Dia menyembuhkan hati kita, sesuatu yang luar biasa terjadi. Hati yang baru tidak hanya memberi kita kelegaan, tetapi juga mengubah atmosfer rumah kita menjadi tempat yang penuh damai dan kasih. Karena itu, jangan terus menyimpan luka. Datanglah kepada Tuhan, serahkan semua beban dan kepahitan, lalu lepaskan pengampunan. Percayalah, saat hati kita sembuh, rumah kita pun akan dipenuhi dengan damai sejahtera. (AM).
RENUNGAN:
Hati yang SEMBUH melahirkan rumah yang penuh DAMAI.
APLIKASI
1.Apakah ada luka hati atau kepahitan yang masih Anda simpan hingga saat ini? Bagaimana hal itu memengaruhi hubungan Anda dengan orang-orang di sekitar, terutama di dalam keluarga?
2.Langkah apa yang akan Anda ambil hari ini untuk menyerahkan luka hati kepada Tuhan dan mulai melepaskan pengampunan?
3.Bagaimana Anda dapat menjadi pembawa damai di rumah dan lingkungan Anda setelah mengalami pemulihan hati dari Tuhan?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, kami tidak ingin terus hidup dalam kepahitan. Berikan kami hati yang baru, ajarku untuk mengampuni dan merasakan damai-Mu yang sejati. Biarlah kasih-Mu mengalir dalam hidup kami, sehingga rumah kami dipenuhi damai sejahtera. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Mazmur 132-134; 1 Korintus 11:17-34

MENJAGA KEHARMONISAN DALAM KELUARGA
RHEMA HARI INI
Mazmur 133:3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, mengisahkan keluarga Narendra, yang terdiri atas tiga bersaudara: Angkasa, Aurora, dan Awan. Sebagai anak bungsu, Awan selalu mendapat perhatian dan perlakuan istimewa dari sang ayah. Sementara itu, Aurora sering merasa diabaikan, dan Angkasa terbebani dengan tanggung jawab menjaga adik-adiknya. Seiring waktu, konflik dalam keluarga ini semakin memuncak. Awan mulai memberontak terhadap ekspektasi orang tuanya, hingga akhirnya perdebatan besar terjadi dan membuka semua rahasia yang selama ini disembunyikan. Luka lama yang terpendam pun terungkap, termasuk kehilangan di masa lalu yang membentuk sikap protektif sang ayah. Namun, setelah segala perasaan terpendam diungkapkan, mereka akhirnya memilih untuk saling memaafkan dan berusaha memahami satu sama lain.
Cerita di atas mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keharmonisan dalam keluarga. Terkadang, tanpa kita sadari, ekspektasi, luka, dan ketidakjujuran justru menjauhkan kita dari mereka yang kita cintai. Kita sibuk menyimpan perasaan dan mengabaikan komunikasi, hingga akhirnya jarak terbentuk. Sedangkan, keluarga adalah tempat kita pulang, tempat kita diterima, dan tempat kita belajar tentang kasih yang tulus.
Sebagaimana kisah dalam film ini, firman Tuhan juga mengajarkan bahwa keharmonisan membawa berkat. Ketika keluarga hidup dalam kasih dan saling pengertian, Tuhan tidak hanya hadir, tetapi juga mencurahkan berkat-Nya yang melimpah. Seperti embun di Gunung Hermon yang menyegarkan tanah yang kering, demikian pula kasih dan keharmonisan menyegarkan jiwa-jiwa yang lelah. Oleh karena itu, mari kita menabur kasih dalam keluarga kita—belajar mendengarkan tanpa menghakimi, berbicara dengan kejujuran, dan memaafkan dengan ketulusan. (OSA)
RENUNGAN:
Keluarga yang BERSATU akan mengalami BERKAT TUHAN yang melimpah.
APLIKASI
1. Apakah ada anggota keluarga yang merasa diabaikan atau kurang dipahami? Bagaimana Anda dapat menunjukkan perhatian dan kasih kepada mereka?
2. Taburan kasih seperti apa yang sudah Anda berikan untuk keluarga Anda?
3. Apa yang akan Anda lakukan untuk terus menjaga keharmonisan dalam keluarga?
DOA UNTUK HARI INI
“Bapa, kami bersyukur atas keluarga yang kami miliki saat ini. Ajar kami untuk terus berusaha menjaga keharmonisan dalam keluarga kami. Mampukan kami untuk dapat saling mengampuni dan saling menabur kasih satu dengan yang lain. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Mazmur 129-131; 1 Korintus 11:1-16

MEMBANGUN KELUARGA SEBAGAI TAMAN YANG INDAH
RHEMA HARI INI
Efesus 5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
Di sebuah taman yang luas dan indah, seorang petani dengan penuh kesabaran merawat bunga-bunga yang ditanamnya. Setiap hari, ia menyiram, memberi pupuk, dan mencabut gulma yang menghambat pertumbuhan. Butuh waktu, kesabaran, dan pengorbanan sebelum taman itu berubah menjadi tempat yang penuh warna dengan harum semerbak bunga. Demikian pula dengan keluarga. Keharmonisan tidak terjadi begitu saja, melainkan perlu ditanam dan dipelihara dengan kasih, kepercayaan, dan pengorbanan.
Firman Tuhan dalam Efesus 5:2 mengingatkan kita untuk hidup di dalam kasih, sebagaimana Kristus telah mengasihi kita dan menyerahkan diri-Nya sebagai korban yang harum bagi Allah. Kasih sejati bukan sekadar kata-kata atau perasaan sesaat, tetapi tindakan nyata yang sering kali membutuhkan pengorbanan. Dalam keluarga, ketika kita memilih untuk saling mengasihi, mengampuni, dan memahami satu sama lain, kita sedang membangun hubungan yang berkenan kepada Tuhan. Kasih yang demikian adalah wangi yang menyenangkan hati Allah dan membawa sukacita bagi keluarga kita.
Maka, mari kita mulai menanam kasih, kepercayaan, dan pengorbanan di dalam keluarga kita. Seperti seorang petani yang tekun merawat tamannya, kita pun perlu bersedia bekerja, meskipun terkadang harus melepaskan ego atau mengobati luka lama. Mungkin ada saat-saat sulit, tetapi jangan menyerah. Dengan kasih Kristus yang selalu menyertai, kita dapat menciptakan keluarga yang harmonis—sebuah taman yang indah, di mana kasih bertumbuh dan damai sejahtera bersemi. Biarlah setiap langkah kita dipenuhi dengan kasih yang tulus, sehingga keluarga kita menjadi kesaksian hidup bagi kemuliaan Tuhan. (LEW)
RENUNGAN:
Untuk membangun keluarga sebagai TAMAN YANG INDAH, kita perlu MENANAM KASIH, KEPERCAYAAN, dan PENGORBANAN.
APLIKASI
1. Apa bentuk kasih, kepercayaan, dan pengorbanan yang bisa Anda tanam dalam keluarga Anda?
2. Bagaimana Anda bisa lebih meneladani kasih Kristus dalam menghadapi perbedaan atau konflik dalam keluarga?
3. Apakah ada kebiasaan atau sikap egois yang perlu Anda ubah agar keluarga Anda semakin harmonis? Apa komitmen Anda?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan ajarilah kami untuk menanam dan merawat kasih di dalam keluarga kami. Berikan kami hati yang sabar, rendah hati, dan rela berkorban seperti Kristus telah mengasihi kami. Tolong kami untuk mengampuni, memahami, dan membangun kepercayaan satu sama lain. Jadikan keluarga kami sebagai taman yang indah, tempat kasih-Mu bersemi dan damai-Mu berdiam. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Mazmur 126-128; 1 Korintus 10:19-33

KESATUAN KELUARGA PERLU KERJA KERAS
RHEMA HARI INI
Efesus 4:13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
Kesatuan keluarga tidak terjadi secara otomatis, melainkan merupakan hasil dari kerja keras, komitmen, dan kasih yang terus-menerus dipupuk. Komunikasi yang baik dan kerjasama yang harmonis adalah dua elemen penting dalam membangun kesatuan keluarga. Efesus 4:13 mengajarkan kita untuk saling memahami dan berusaha untuk mencapai kesatuan. Hal ini hanya bisa terjadi jika ada komunikasi yang terbuka dan saling mendengarkan.
Rasul Paulus menekankan pentingnya berbicara dengan bahasa kasih, berbicara dengan hikmat, dan menghindari pertengkaran yang tidak perlu. Dalam keluarga, perbedaan pendapat, karakter, dan kebiasaan sering kali menjadi tantangan. Namun, dengan kasih, pengertian, dan kerendahan hati, setiap anggota keluarga dapat belajar untuk bertumbuh bersama, saling menopang, dan berjalan dalam satu tujuan. Keluarga yang memiliki komunikasi yang sehat akan lebih mampu menghadapi segala masalah dengan lebih tenang.
Demikian pula dalam tubuh Kristus, kita dipanggil untuk bertumbuh dalam kedewasaan iman, tidak terombang-ambing oleh ajaran yang salah, tetapi semakin menyerupai Kristus dalam segala hal. Kesatuan tidak berarti keseragaman, tetapi harmoni di dalam perbedaan. Ketika kita menempatkan Kristus sebagai pusat kehidupan, baik dalam keluarga maupun dalam jemaat, kita akan semakin dimampukan untuk hidup dalam kasih dan mencapai pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. (BDL)
RENUNGAN
KESATUAN KELUARGA tidak terjadi secara otomatis, melainkan dari HASIL KERJA KERAS.
APLIKASI
1. Apakah Anda sudah cukup terbuka dalam berkomunikasi dengan anggota keluarga Anda?
2. Apa yang bisa Anda lakukan untuk menjaga dan memperkuat kesatuan dalam keluarga?
3. Bagaimana sebaiknya cara untuk menyelesaikan konflik dalam keluarga Anda?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, kami berdoa agar komunikasi dalam keluarga kami semakin baik dan penuh kasih. Bantulah kami untuk saling mendengarkan, berbicara dengan penuh kasih, dan selalu menjaga keharmonisan dalam keluarga. Kami berdoa agar keluarga kami menjadi tempat yang penuh dengan cinta dan kerjasama, sehingga kami dapat mencapai kesatuan yang Engkau kehendaki. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Mazmur 123-125; 1 Korintus 10:1-18
Latest Posts




