MUSUH TERBESAR KITA

05 November 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Amsal 16:32 Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. Pada masa Perang Saudara di Amerika tahun 1862, Presiden Abraham Lincoln pernah mengalami penghinaan dari salah satu jenderalnya yang terkenal sombong, George B. McClellan. Suatu hari, Lincoln datang ke rumah McClellan untuk berdiskusi mengenai strategi perang. Namun, sang jenderal malah meninggalkannya begitu saja dan pergi tidur tanpa memberi waktu bicara. Para penasihat mendesak agar Lincoln memecat McClellan. Tapi Lincoln hanya berkata dengan tenang, “Aku akan menunggu sampai Jenderal McClellan mau berbicara denganku. Aku tidak punya banyak jenderal sebaik dia.” Sikap Lincoln menggambarkan dengan tepat makna Amsal 16:32. Tuhan menilai kemenangan sejati bukan dari seberapa besar kuasa kita atas orang lain, melainkan dari seberapa dalam kita mampu menguasai diri sendiri. Sebagai presiden, Lincoln punya wewenang penuh untuk memecat jenderalnya. Namun karena ia mampu menahan amarah dan menguasai emosinya, ia justru membuat keputusan yang lebih bijak. Kesabaran dan pengendalian diri adalah tanda kedewasaan rohani yang lebih besar daripada kemenangan apa pun di dunia ini. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering ingin menang; menang dalam argumen, membalas perlakuan buruk, atau membuktikan diri bahwa kita benar. Tetapi Tuhan memanggil kita untuk menundukkan hati di bawah kendali Roh Kudus. Maka, bila hari ini kita menghadapi situasi yang memancing emosi atau melukai harga diri, ingatlah, musuh terbesar bukanlah orang lain, melainkan ego kita sendiri. Saat kita mampu menaklukkannya, kita membuka ruang bagi damai sejahtera dan kemenangan sejati yang berasal dari Tuhan. (AO) RENUNGAN: MUSUH TERBESAR justru berasal dari dalam DIRI SENDIRI. APLIKASI 1. Kapan terakhir kali Anda merasa emosi atau tersinggung oleh orang lain? Bagaimana respons Anda saat itu? 2. Dalam hal apa Anda perlu belajar lebih sabar dan menguasai diri? 3. Langkah praktis apa yang bisa Anda lakukan agar lebih dipimpin oleh Roh Kudus dalam mengendalikan emosi? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan Yesus, ajarlah kami untuk menaklukkan diri kami sendiri sebelum berusaha menaklukkan orang lain. Bentuklah kami menjadi pribadi yang sabar, tenang, dan bijak dalam menghadapi setiap situasi. Kiranya kami hidup dipimpin oleh Roh Kudus dan menjadi pembawa damai di mana pun kami berada. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN 1 Samuel 7-9; Lukas 9:18-36

Baca Artikel  

JANGAN DIDIKTE OLEH MASA LALU

04 November 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Filipi 3:13–14 “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang aku lakukan: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Ketika Nelson Mandela dibebaskan setelah 27 tahun dipenjara, banyak orang mengira ia akan menuntut balas. Ia telah mengalami penyiksaan, penghinaan, bahkan kehausan yang dijawab dengan siraman air seni. Tapi yang ia lakukan justru berlawanan. Mandela mengundang salah satu sipir yang dulu menyiksanya untuk minum bersama. Dengan tenang ia berkata, “Hal pertama yang kulakukan ketika menjadi Presiden adalah memaafkanmu.” Bagi Mandela, masa lalu yang pahit bukan alasan untuk menutup masa depan. Ia tahu bahwa balas dendam tidak membangun, tetapi pengampunan menyembuhkan. Sikap ini menjadi simbol kebangkitan bagi bangsanya, dan juga pelajaran bagi kita semua. Paulus menulis bahwa ia melupakan apa yang di belakang dan mengarahkan diri kepada apa yang di depan. Artinya, ia menolak untuk dikendalikan oleh masa lalunya, baik dosa maupun keberhasilan. Yang terpenting baginya hanyalah tujuan surgawi di dalam Kristus. Kita pun dipanggil untuk melakukan hal yang sama. Setiap orang punya masa lalu yang kelam atau menyakitkan, tetapi di dalam Kristus selalu ada kesempatan baru untuk bertumbuh. Tuhan tidak menilai siapa kita dulu, melainkan siapa kita sekarang dan ke mana arah hidup kita di dalam-Nya. Karena itu, mari fokus pada tujuan surgawi dan terus melangkah ke depan. Masa lalu adalah pelajaran, bukan tempat tinggal. (BS) RENUNGAN: Jangan biarkan masa lalu MENDIKTE hidup kita! APLIKASI 1. Apa kenangan atau luka masa lalu yang masih sulit Anda lepaskan? 2. Apa arti pengampunan bagi perjalanan iman Anda? 3. Langkah apa yang dapat Anda ambil untuk menatap masa depan bersama Kristus? DOA UNTUK HARI INI “Bapa kami bersyukur karena Engkau menciptakan kami dengan ajaib dan dahsyat. Kami percaya, sekelam apa pun masa lalu kami, Engkau sudah menebusnya memperbaharuinya melalui Yesus Kristus. Ajar kami untuk tidak menoleh ke belakang tapi terus berjalan bahkan berlari menuju tujuan-Mu yang mulia. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN 1 Samuel 4-6; Lukas 9:1-17

Baca Artikel  

TUHAN BELUM SELESAI DENGAN KITA

03 November 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Yeremia 18:4 Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang tukang periuk tua bernama Elias. Suatu sore, seorang pemuda melihatnya bekerja di atas roda putar, membentuk tanah liat menjadi bejana. Namun bentuknya tiba-tiba miring dan rusak. “Sayang sekali, Pak. Lebih baik buat yang baru saja,” kata si pemuda. Elias tersenyum. Ia menekan kembali tanah liat itu ke tengah roda, membasahinya, lalu mulai membentuk ulang. “Tidak, anak muda,” ujarnya lembut. “Selama tanah ini masih di tanganku, aku bisa membentuknya kembali.” Tak lama kemudian, bejana itu selesai, lebih kokoh dan indah dari sebelumnya. Si pemuda tertegun. Ia pun mengerti bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian dari proses menuju keindahan yang lebih besar. Seperti itu jugalah hidup kita di tangan Tuhan. Yeremia menulis bahwa Tuhan adalah Tukang Periuk Agung, dan kita adalah tanah liat di tangan-Nya (Yeremia 18:1–6). Kadang kita merasa hidup kita “rusak bentuknya” karena kegagalan, kekecewaan, dan kehilangan arah. Tapi Tuhan tidak membuang kita. Ia menguleni kembali hidup kita, membentuk ulang dengan kasih dan kesabaran, hingga terbentuk sesuai rencana-Nya yang sempurna. Proses itu memang tidak selalu mudah. Kadang terasa menekan, bahkan menyakitkan. Tapi setiap tekanan tangan-Nya bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk menyempurnakan. Ia melihat potensi yang belum kita lihat, dan Ia tidak berhenti sebelum kita menjadi bejana yang indah dan berguna di tangan-Nya. Jika hari ini engkau merasa hidupmu hancur atau tak berharga, ingatlah: Tuhan belum selesai denganmu. Selama engkau masih di tangan-Nya, selalu ada harapan. Biarkan tangan kasih-Nya terus membentukmu menjadi lembut, taat, dan percaya. Karena ketika Tuhan yang membentuk, hasilnya selalu indah, berguna, dan sempurna. (AM) RENUNGAN: Tuhan BELUM SELESAI denganmu, Ia sedang MEMBENTUKMU. APLIKASI 1. Bagaimana respons Anda ketika mengalami kegagalan dalam hidup? 2. Dalam hal apa Anda merasa Tuhan sedang membentuk Anda saat ini? 3. Langkah apa yang bisa Anda lakukan agar tetap lembut dan taat di tangan Tuhan? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan, kami bersyukur karena Engkau tidak pernah membuang kami meski sering rusak oleh kegagalan dan dosa. Bentuklah kami kembali menjadi bejana yang berguna di tangan-Mu. Ajarlah kami untuk tetap lembut dan taat dalam setiap proses-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN 1 Samuel 1-3; Lukas 8:26-56

Baca Artikel  

KARUNIA MENIKMATI

02 November 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Pengkhotbah 5:18 Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya — juga itu pun karunia Allah. Seorang gadis sedang menantikan jawaban doa tentang pekerjaannya. Hari-harinya terasa panjang, penuh kegelisahan, dan ia merasa Tuhan begitu lambat menjawab. Hingga suatu sore, ia berhenti sejenak dan menatap langit jingga yang begitu indah. Dalam diam hatinya berbisik, “Ini pun berkat dari Tuhan.” Keesokan harinya, saat makan di sebuah kafe, ia merasa kenyang dan puas. Ia tersenyum dan menyadari bahwa makanan di hadapannya pun adalah bukti pemeliharaan Tuhan. Beberapa hari kemudian, ia tertawa lepas bersama keluarganya, dan saat itu ia sadar, sukacita sederhana ini pun adalah hadiah dari Tuhan. Perlahan ia mengerti, bahwa Tuhan tidak hanya hadir saat doa besar dijawab, tetapi juga di tengah hal-hal kecil yang sering terlewat. Hangatnya sinar matahari, tawa keluarga, makanan yang mengenyangkan, bahkan napas yang masih berhembus, semuanya adalah bentuk kasih Allah yang nyata setiap hari. Firman Tuhan berkata bahwa kemampuan untuk menikmati hidup adalah karunia Allah. Ayat ini mengingatkan bahwa hati yang bisa bersyukur bukan hasil usaha manusia semata. Banyak orang memiliki segalanya, tapi tetap merasa kosong. Hanya ketika Allah memberi karunia untuk melihat kebaikan-Nya, barulah kita bisa benar-benar menikmati hidup. Bersyukur bukan kemampuan alami, melainkan tanda bahwa kasih Allah sedang bekerja di dalam hati kita. Karena itu, jangan biarkan penantian atau tekanan hidup mencuri sukacita kita. Saat kita berhenti sejenak dan belajar mensyukuri hal-hal sederhana, kita akan menemukan bahwa hidup ini ternyata sudah begitu kaya oleh kasih-Nya, dan setiap hari adalah hadiah indah dari Allah. (OSA) RENUNGAN: Dapat MENIKMATI setiap momen itulah KARUNIA HIDUP yang BERKELIMPAHAN dari Allah APLIKASI 1. Apa definisi bahagia menurut Anda? 2. Apakah Anda sudah menikmati setiap momen kecil yang Tuhan berikan hari ini? 3. Dalam hal apa Anda sering lupa bahwa Tuhan turut hadir di keseharian Anda? Bagaimana Anda dapat melatih hati untuk lebih sadar dan bersyukur atas karunia hidup yang Tuhan beri? DOA UNTUK HARI INI “Bapa, terima kasih karena Engkau bukan hanya hadir dalam jawaban doa yang besar, tetapi juga dalam hal-hal kecil yang kami alami setiap hari. Ajarlah kami menikmati hidup ini sebagai karunia dari-Mu. Jadikan hati kami penuh syukur, agar setiap hari kami jalani dengan sukacita di hadapan-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Rut 1-4; Lukas 8:1-25

Baca Artikel  

MELIHAT KEBAIKAN TUHAN

01 November 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI 1 Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Setiap pagi, seorang anak kecil selalu disiapkan sarapan oleh ibunya. Awalnya, ia selalu berkata “terima kasih” dengan senyum bahagia setiap kali makanan dihidangkan. Namun, seiring waktu, rasa terima kasih itu memudar. Sarapan menjadi rutinitas yang dianggap biasa. Hingga suatu hari ibunya jatuh sakit dan tidak bisa lagi menyiapkan makanan. Saat itulah anak itu menyadari betapa berharganya setiap hidangan sederhana yang dulu ia terima tanpa rasa syukur. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita: “Mengucap syukurlah dalam segala hal.” Artinya, Tuhan rindu agar ucapan syukur menjadi gaya hidup kita, bukan reaksi sesaat saat keadaan baik, melainkan sikap hati yang tetap bersyukur dalam segala keadaan. Bangsa Israel pun pernah lupa bersyukur. Mereka menerima manna setiap hari, mujizat nyata dari Tuhan sendiri, tetapi karena terbiasa, mereka mulai mengeluh dan merasa bosan. Mereka tidak lagi melihat kasih setia Tuhan yang selalu baru setiap pagi. Begitu juga dengan kita. Saat berkat menjadi kebiasaan, mudah bagi hati kita menjadi tumpul terhadap kebaikan Tuhan. Kita lupa bahwa setiap napas, keluarga, pekerjaan, kesehatan, bahkan kesempatan untuk melayani adalah wujud kasih karunia-Nya. Bersyukur bukan sekadar mengucapkan kata “terima kasih,” tapi cara kita menghormati Tuhan yang memberi hidup. Saat kita memilih untuk bersyukur, sukacita akan memenuhi hati, dan hidup kita menjadi perayaan setiap hari, karena kita menjalaninya bersama Yesus.(LEW) RENUNGAN: Jangan sampai TERBIASA DENGAN BERKAT sampai kita TIDAK BISA MELIHAT kebaikan Tuhan! APLIKASI 1. Hal sederhana apa yang sering Anda anggap biasa, tetapi sebenarnya adalah berkat besar dari Tuhan? 2. Dalam hal apa Anda ingin belajar lebih banyak bersyukur, bahkan saat keadaan tidak sesuai harapan? 3. Apa langkah nyata yang bisa Anda lakukan untuk menumbuhkan hati yang selalu berterima kasih? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan Yesus, terima kasih atas setiap hal yang Engkau berikan, baik yang besar maupun yang kecil. Ampunilah kami saat hati kami terbiasa dan lupa menghargai kebaikan-Mu. Ajarlah kami untuk selalu mengucap syukur dalam segala hal, sebab itulah yang Engkau kehendaki bagi kami. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Hakim-hakim 19-21; Lukas 7:31-50

Baca Artikel  

JANGAN SIA-SIAKAN HIDUP

31 October 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Mazmur 103:15-16 Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi. Anne Frank, gadis kecil berusia 13 tahun, harus bersembunyi bersama keluarganya di loteng sempit Amsterdam untuk menghindari kekejaman Nazi. Dua tahun penuh mereka hidup dalam ketakutan dan kekurangan. Namun di tengah penderitaan itu, Anne menulis kalimat sederhana tapi menggugah: “Aku tidak memikirkan kesedihan, tetapi keindahan yang masih tersisa.” Anne meninggal dunia pada usia 15 tahun, di sebuah kamp konsentrasi. Hidupnya singkat, tapi sikap hatinya meninggalkan jejak yang tak pudar. Catatan harian Anne diterbitkan menjadi sebuah buku dengan judul “The Diary of a Young Girl.” Ia mengajarkan kita bahwa bahkan dalam situasi tergelap sekalipun, selalu ada alasan untuk bersyukur. Firman Tuhan mengingatkan bahwa hidup manusia hanyalah sementara, seperti bunga yang indah namun cepat layu. Karena itu, jangan sia-siakan waktu yang singkat ini dengan ratapan dan keluhan. Ratapan tidak memperbaiki keadaan, hanya mencuri sukacita dan mengaburkan keindahan yang masih Tuhan berikan hari ini. Ya, sukacita bukan sekadar perasaan, tetapi keputusan rohani. Saat kita memilih untuk bersyukur, kita sedang memperkuat jiwa dan membangun benteng rohani di tengah badai kehidupan. Mari belajar seperti Anne yang masih bisa berkata, “Aku mau melihat keindahan yang masih tersisa,” di tengah kondisinya yang pasti sangat suram. Sebab Tuhan ingin kita mengisi hari-hari yang singkat ini dengan hal yang bermakna: bersyukur, mengasihi, dan menikmati setiap keindahan kecil yang Ia berikan. Saat kita memilih untuk bersyukur, kita sedang menghormati Sang Pencipta kehidupan yang memberi napas setiap hari. (KK) RENUNGAN: Hidup ini SINGKAT, jangan SIA-SIAKAN dengan RATAPAN! APLIKASI 1. Apakah Anda menyadari bahwa hidup ini singkat dan berharga? 2. Keindahan atau berkat kecil apa yang bisa Anda syukuri hari ini? 3. Bagaimana Anda bisa menggunakan waktu yang terbatas ini untuk menyenangkan hati Tuhan? DOA UNTUK HARI INI Tuhan, ajar kami untuk menghargai setiap waktu yang Engkau beri. Jangan biarkan kami terjebak dalam ratapan, tetapi tolong kami hidup dengan penuh syukur dan tujuan. Pakailah hidup kami untuk hal-hal yang bernilai kekal. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin. BACAAN ALKITAB SETAHUN Hakim-hakim 16-18; Lukas 7:1-30

Baca Artikel