TAAT PADA SUARA TUHAN
RHEMA HARI INI
Mazmur 16:7 Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku.
Ada sepasang kekasih yang baru saja menikah. Setiap pagi, sang suami selalu menyiapkan sarapan sederhana, disertai secarik catatan berisi pujian atau doa singkat. Sang istri pun menyambut dengan senyum, pelukan hangat, dan cerita-cerita kecil. Namun, waktu berjalan. Kesibukan, rutinitas, dan gangguan kecil mulai menyusup. Catatan-catatannya mulai hilang, sarapan menjadi tergesa-gesa, pelukan berubah menjadi formalitas. Mereka masih tinggal serumah, tetapi suara hati satu sama lain mulai jarang terdengar. Hubungan yang dulu bergairah kini terasa hambar karena keintiman yang dahulu dijaga, perlahan diabaikan.
Daud pernah mengalami hubungan yang sangat dalam dan intim dengan Tuhan. Dalam Mazmur 16:7, ia berkata, "Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku." Daud hidup dengan kepekaan rohani yang tajam karena ia terus menjaga hatinya melekat pada suara Tuhan. Ia tidak menunggu badai datang baru mencari Tuhan; ia mendengarkan setiap waktu, bahkan di keheningan malam.
Seperti cinta pertama yang penuh gairah, kerinduan untuk mendengar suara Tuhan harus senantiasa dirawat. Suara Tuhan sering kali hadir dalam bentuk yang lembut: suara hati, dorongan kecil, atau firman yang sederhana. Semakin kita peka dan taat pada suara kecil itu, semakin jelas suara Tuhan terdengar. Sebaliknya, ketika kita mengabaikannya, suara itu menjadi samar — bukan karena Tuhan berhenti berbicara, tetapi karena kita berhenti merespons. Hari ini, mari kita duduk diam di kaki Tuhan Yesus, membuka hati dengan kerinduan untuk mendengar suara-Nya. Saat kepekaan kita kembali tumbuh, hidup kita akan dipenuhi kembali dengan cinta yang bergairah — seperti cinta pertama. Arah hidup akan berubah, dan jiwa kita akan disembuhkan. (LEW)
RENUNGAN:
Semakin Anda TAAT pada SUARA KECIL itu, suara Tuhan akan terdengar semakin JELAS.
APLIKASI
1. Apakah Anda masih memberi ruang bagi Tuhan untuk berbicara dalam keseharian Anda?
2. Mengapa saat Anda taat pada suara kecil, suara Tuhan akan semakin terdengar jelas?
3. Suara kecil apa yang mungkin Tuhan sudah bisikkan, tetapi belum Anda responi dengan ketaatan?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan Yesus, ajar kami untuk kembali peka mendengar suara-Mu. Jangan biarkan kesibukan atau rutinitas membuat hati kami tumpul. Kami rindu mengenal-Mu lebih dalam, seperti cinta pertama yang penuh gairah. Bimbing kami hari ini untuk taat, meski pada bisikan kecil-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Yehezkiel 33-34; 1 Petrus 5
DENGAR-DENGARAN AKAN SUARA TUHAN
RHEMA HARI INI
Yeremia 7:13 Maka sekarang, oleh karena kamu telah melakukan segala perbuatan itu juga, demikianlah firman TUHAN, dan oleh karena kamu tidak mau mendengarkan, sekalipun Aku berbicara kepadamu terus-menerus, dan kamu tidak mau menjawab, sekalipun Aku berseru kepadamu,
Suatu hari, seorang anak kecil sedang asyik bermain sambil memakai headphone. Ibunya memanggilnya berulang kali untuk makan malam, tapi anak itu tidak juga menyahut. Bukan karena ibunya tidak bersuara, melainkan karena si anak terlalu tenggelam dalam kesibukan dan suaranya sendiri hingga tak mendengar panggilan yang penting. Kisah ini mencerminkan kehidupan rohani banyak orang. Tuhan sebenarnya masih berbicara hingga hari ini, lewat Firman-Nya, suara Roh Kudus, bahkan melalui situasi di sekitar kita. Namun sering kali kita tidak peka, karena hati kita sibuk, pikiran kita bising, dan perhatian kita tertuju ke hal-hal lain.
Yeremia 7:13 dengan jelas menggambarkan kondisi ini. Tuhan berkata bahwa Ia telah berbicara terus-menerus, tetapi umat-Nya tidak mendengarkan dan tidak menjawab. Masalahnya bukan pada Tuhan yang diam, tapi pada pendengaran rohani yang menjadi tumpul. Dunia yang penuh gangguan, dosa yang membuat hati menjadi keras, dan keinginan pribadi yang mendominasi, sering kali membuat kita tidak lagi menangkap suara Tuhan.
Hari ini, mari kita bertanya pada diri sendiri, apakah telinga rohani kita masih terbuka? Apakah kita masih menyediakan waktu untuk benar-benar mendengarkan Tuhan? Tuhan rindu berbicara dan membimbing kita, tapi kita harus menyediakan waktu untuk duduk diam di hadapan-Nya. Bukalah hati, tenangkan diri, dan jadilah pendengar yang setia. Jangan sampai Tuhan berbicara, tetapi kita terlalu sibuk hingga tidak merespons. Ya, Tuhan masih berbicara sampai hari ini, pertanyaannya, apakah kita mau mendengar?
RENUNGAN:
TUHAN MASIH BERBICARA saat ini, persoalannya bukan pada suara-Nya, tetapi pada PENDENGARAN KITA.
APLIKASI
1. Apakah Anda telah sungguh-sungguh menyediakan waktu untuk mendengar suara Tuhan setiap hari?
2. Hal-hal apa saja yang paling sering mengalihkan perhatian Anda dari hadirat Tuhan?
3. Langkah apa yang akan Anda ambil untuk merespons suara Tuhan dengan taat?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, kami sering kali sibuk dengan hal-hal dunia hingga lupa mendengar suara-Mu. Ampuni kami. Lembutkan hati kami, buka telinga rohani kami, dan ajar kami menjadi anak-anak yang setia mendengarkan serta taat pada kehendak-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Yehezkiel 30-32; 1 Petrus 4
YANG TINGGAL YANG MENDENGAR
RHEMA HARI INI
Keluaran 33 : 11 Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.
Thomas A. Kempis, seorang penulis Kristen abad ke-15, pernah menulis: “Diberkatilah setiap telinga yang tidak hanya mendengar suara yang terdengar, melainkan mencari kebenaran di balik pengajaran. Diberkatilah mata yang tertutup bagi dunia, tetapi terbuka bagi hal-hal rohani. Diberkatilah mereka yang dengan sukacita meluangkan waktu untuk Allah dan mendengarkan Dia berbicara.”
Di masa Musa, ada satu tempat khusus bernama Kemah Pertemuan, tempat siapa pun bisa datang untuk mencari Tuhan. Tuhan tidak hanya hadir di sana, tapi berbicara secara pribadi — seperti seorang sahabat berbicara kepada sahabatnya. Namun anehnya, tempat sehebat itu tidak dipenuhi orang-orang Israel, hanya Musa yang benar-benar datang. Dan hanya satu anak muda yang memutuskan untuk tinggal di sana: Yosua bin Nun. Dia tidak tergoda meninggalkan tempat itu, karena ia tahu betapa berharganya mendengar suara Tuhan. Yosua sadar: satu suara Tuhan lebih berarti daripada seribu suara manusia. Karena ia memilih tinggal dan mendengar isi hati Tuhan, ketika krisis datang, saat semua orang ketakutan menghadapi raksasa Kanaan, Yosua tetap teguh. Ia tidak panik. Ia punya pegangan: suara Tuhan. Akhirnya, Tuhan memilih Yosua menjadi pemimpin generasi berikutnya.
Hari ini, bukan kemah pertemuan lagi tempat yang disediakan Tuhan untuk bertemu dan mendengar suara-Nya. Tempat itu terbuka lebar 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Namanya Pondok Daud. Tempat dimana kita bisa memuji dan menyembah, berdoa dan mendengar suara Tuhan. Tempat terbaik dimana kita bisa berkata, “Berbicaralah, Tuhan, sebab hamba-Mu ini mendengar.” (CG)
RENUNGAN:
Tuhan masih BERBICARA, tetapi hanya mereka yang TINGGAL di KEMAH PERTEMUAN yang MENDENGAR.
APLIKASI
1. Seberapa sering Anda menyediakan waktu untuk tinggal diam di hadapan Tuhan dan mendengarkan suara-Nya?
2. Apakah Anda lebih mudah dipengaruhi oleh opini manusia atau tetap teguh pada suara Tuhan?
3. Apa yang bisa Anda ubah dalam rutinitas Anda agar hati Anda lebih sering “masuk ke Kemah Pertemuan” dan mendengarkan Tuhan?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, kami rindu tinggal dekat dengan-Mu, mendengar suara-Mu, dan taat pada setiap kehendak-Mu. Ajari kami untuk senantiasa mencari wajah-Mu dan hidup dalam hadirat-Mu setiap hari. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Yehezkiel 27-29; 1 Petrus 3
CARI TUHAN KARENA CINTA DAN RINDU
RHEMA HARI INI
Matius 6 : 33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Banyak orang baru mencari Tuhan ketika keadaan terdesak. Saat sakit menyerang, keuangan goyah, atau masalah keluarga datang bertubi-tubi, barulah mereka berdoa dengan sungguh dan berharap pertolongan datang dengan secepatnya. Tapi hubungan yang hanya dibangun di atas kebutuhan darurat bukanlah hubungan yang sejati. Bayangkan seorang anak yang hanya datang kepada ayahnya saat butuh uang. Bukankah hati sang ayah akan terasa hampa, bahkan terluka? Tuhan pun merasakan hal yang sama. Ia rindu dicari bukan karena keadaan memaksa, tapi karena hati kita benar-benar mengasihi dan merindukan-Nya.
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa prioritas utama dalam hidup kita adalah mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya—bukan berkat-Nya. Ketika Tuhan menjadi pusat hidup kita, bukan hanya saat krisis, maka damai sejahtera, hikmat, dan penyertaan-Nya akan nyata setiap hari. Tuhan menghargai pencarian yang lahir dari kasih, bukan dari ketakutan atau keterpaksaan. Dan dalam kasih itulah, Ia akan menambahkan segala yang kita perlukan, bahkan lebih dari yang kita bayangkan.
Hari ini, mari kita periksa kembali hati kita. Apakah kita mencari Tuhan karena cinta? Atau hanya saat darurat? Jangan tunggu sampai badai datang baru berseru. Mari kejar Tuhan karena kita rindu mengenal-Nya. Bangunlah mezbah pribadi setiap hari. Datanglah kepada-Nya dengan hati yang mengasihi, bukan hanya tangan yang meminta.
RENUNGAN:
CARILAH Tuhan karena CINTA dan RINDU, bukan hanya saat DARURAT.
APLIKASI
1. Apa yang biasanya mendorong Anda mencari Tuhan—kerinduan akan hadirat-Nya, atau tekanan keadaan?
2. Bagaimana cara Anda bisa menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup, bukan hanya tempat pelarian saat darurat?
3. Seberapa sering Anda meluangkan waktu untuk Tuhan dalam keseharian? Langkah nyata apa yang bisa Anda mulai hari ini untuk membangun mezbah pribadi dan memperdalam relasi dengan Tuhan?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, ampuni kami jika selama ini hanya mencari-Mu saat kami butuh. Ajari kami untuk mencari Kerajaan-Mu lebih dulu, bukan hanya saat krisis, tapi setiap hari dalam kasih dan kerinduan. Bangkitkan hasrat dalam hati kami untuk mengenal-Mu lebih dalam dan berjalan bersama-Mu dalam setiap musim kehidupan. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa, Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Yehezkiel 24-26; 1 Petrus 2
MELODI INDAH DI TELINGA TUHAN
RHEMA HARI INI
Mazmur 147:1 Haleluya! Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji itu.
Setiap orang tua pasti tahu sukacita sederhana saat mendengar anaknya menyapa atau memanggil dengan tulus. Kita tidak butuh hadiah mahal atau kata-kata indah untuk merasa dicintai, cukup suara mereka yang jujur dan apa adanya, sudah bisa melembutkan hati kita. Begitu pula Tuhan. Ia tidak menunggu kita menjadi sempurna sebelum kita datang kepada-Nya. Ia rindu mendengar suara kita, doa kita, pujian kita, dan bahkan keluhan kita — selama itu lahir dari hati yang sungguh.
Tuhan tidak mencari kesempurnaan dalam penyembahan kita, Ia mencari kejujuran dan ketulusan. Bahkan di saat kita merasa paling lemah, paling tidak layak, Tuhan tetap ingin kita datang kepada-Nya. Karena bagi-Nya, setiap suara yang kita naikkan dalam iman adalah melodi yang menyenangkan hati-Nya. Ingatlah kisah anak bungsu dalam Injil Lukas. Sang ayah tidak menunggu anaknya meminta maaf atau menjelaskan diri. Ia berlari lebih dulu, memeluk, dan memulihkan. Itulah hati Bapa kita di surga, penuh inisiatif kasih, siap menyambut siapa pun yang pulang dengan hati terbuka.
Karena itu, jangan tunggu momen sempurna untuk mendekat kepada Tuhan. Datanglah sekarang, dengan apa adanya diri kita. Suara kita, sekecil apa pun, adalah nyanyian yang indah di telinga-Nya. Sama seperti kita yang ingin memberkati anak-anak kita, Tuhan pun rindu mencurahkan berkat-Nya atas setiap kita anak-anak-Nya. (NFS)
RENUNGAN:
Suara dalam DOA dan PUJIAN yang kita naikkan adalah melodi yang INDAH di TELINGA TUHAN.
APLIKASI
1. Apa yang sering menahan Anda untuk datang kepada Tuhan dalam doa dan pujian?
2. Apa yang Anda rasakan ketika tahu bahwa suara Anda benar-benar menyentuh hati Tuhan?
3. Langkah apa yang bisa Anda ambil untuk membangun kembali keintiman dengan Tuhan melalui doa dan pujian?
DOA UNTUK HARI INI
“Bapa, kami datang kepada-Mu apa adanya. Kami tahu suara kami berharga di telinga-Mu, bukan karena indahnya kata-kata, tapi karena Engkau mengasihi kami. Bangkitkan dalam hati kami kerinduan untuk menyembah dan berseru kepada-Mu setiap hari. Jadikan hidup kami melodi yang menyenangkan hati-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Yehezkiel 22-23; 1 Petrus 1
KASIH YANG MELOMPATI BATAS
RHEMA HARI INI
Kidung Agung 2:8 Dengarlah! Kekasihku! Lihatlah, ia datang, melompat-lompat di atas gunung-gunung, meloncat-loncat di atas bukit-bukit.
Heidi Baker, seorang misionaris asal Amerika yang melayani di Mozambik, pernah membagikan kesaksiannya tentang saat-saat tergelap dalam pelayanannya. Di tengah keputusasaan total, ketika segalanya terasa runtuh dan tubuh serta jiwanya nyaris habis, Tuhan datang menjumpainya secara pribadi. Dalam tangis dan kebingungan, Heidi merasakan hadirat Allah yang begitu nyata. Ia menggambarkannya seperti kedatangan seorang Kekasih yang tidak hanya berjalan, tetapi melompat, menerobos segala gunung dan bukit tantangan hidupnya. Heidi berkata, “Kasih Tuhan melompati segalanya untuk menjangkau saya. Saya tidak bisa lagi melayani dengan kekuatan saya sendiri, tetapi hanya karena kasih-Nya.”
Firman Tuhan dalam Kidung Agung 2:8 bukan melukiskan kasih romantis, melainkan cerminan kasih ilahi yang penuh gairah, inisiatif, dan kerinduan. Yesus, Sang Kekasih Agung, tidak datang dengan lambat atau ragu. Ia bergerak dengan semangat yang melampaui batas logika. Tidak ada gunung kesalahan, tidak ada bukit luka batin, yang sanggup menghalangi-Nya untuk menjangkau kita. Kasih-Nya tidak pasif. Ia hidup, aktif, dan penuh hasrat.
Karena itu, mari kita menyambut kasih Tuhan dengan semangat yang sama. Jangan balas lompatan kasih-Nya dengan langkah yang setengah hati. Datanglah kepada-Nya dengan kerinduan yang tulus — lewat doa, penyembahan, dan ketaatan. Tinggalkan sikap suam-suam kuku. Bukalah hati sepenuhnya bagi Dia yang telah lebih dulu melompat melintasi segala rintangan demi menjangkau kita. Saat kita benar-benar menyadari betapa besar dan dahsyat kasih-Nya, hati kita pun akan tergerak untuk mengasihi-Nya kembali, dengan segenap jiwa, segenap hati, dan segenap kekuatan kita. (AM).
RENUNGAN:
Tuhan mendatangi kita dengan LOMPATAN HASRAT karena Dia sangat MENGASIHI KITA.
APLIKASI
1. Apakah Anda menyadari bahwa Tuhan begitu rindu menjumpai Anda, bahkan di tengah kelelahan dan kegagalan Anda?
2. Apa “gunung” atau “bukit” dalam hidup Anda yang membuat Anda merasa jauh dari Tuhan? Apakah Anda percaya bahwa kasih-Nya sanggup melompati semua itu?
3. Bagaimana Anda akan merespons kasih Tuhan dengan semangat yang sungguh-sungguh — dalam doa, ibadah, pelayanan dan kehidupan sehari-hari?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, kami bersyukur atas kasih-Mu yang melampaui batas. Terima kasih karena Engkau tidak tinggal diam, tetapi datang dengan penuh kerinduan untuk menjumpai kami. Tolong kami untuk tidak lagi berjalan setengah hati, tetapi merespons kasih-Mu dengan kerinduan yang tulus dan hati yang terbuka. Ajari kami untuk mengasihi-Mu dengan segenap hidup kami. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Yehezkiel 20-21; Yakobus 5
Categories
Latest Posts