MULAILAH BERSUKACITA

28 October 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI: Nehemia 8:11b Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!" Ayat ini diucapkan Nehemia kepada bangsa Israel setelah mereka mendengarkan pembacaan Taurat Tuhan oleh Ezra. Saat itu, banyak orang menangis karena merasa tertuduh oleh firman Tuhan. Mereka sadar akan dosa dan kesalahan mereka. Namun, Nehemia menegaskan bahwa hari itu adalah hari kudus bagi Tuhan, bukan waktu untuk terus bersedih, melainkan untuk bersukacita karena Tuhan sendiri adalah sumber kekuatan dan perlindungan mereka. Hal yang sama juga dialami oleh Hana. Ia lama tidak memiliki anak, dan situasinya semakin menyakitkan karena suaminya, Elkana memiliki istri lain yang sering menyakitinya dengan ejekan. Dalam penderitaan itu, Hana datang ke rumah Tuhan dan mencurahkan seluruh isi hatinya. Hana menangis begitu hebat hingga tidak mampu lagi bersuara, hanya bibirnya saja yang bergerak. Melihat hal itu, imam Eli menubuatkan bahwa Allah Israel akan memberikan apa yang ia minta. Setelah mendengar janji Tuhan itu, Hana tidak lagi bersusah hati, ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi. Hana menemukan pengharapan di dalam janji Tuhan dan memilih berhenti meratap. Ia memilih untuk bersukacita di dalam iman bahwa Tuhan setia menepati janji-Nya. Firman Tuhan dalam Filipi 4:4 berkata, “Bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” Sukacita sejati tidak bergantung pada keadaan, tetapi pada janji Tuhan yang kekal. Karena itu, mari kita hentikan kebiasaan hidup dalam kesedihan, penyesalan, atau kekhawatiran. Pilihlah untuk bersukacita di dalam Tuhan; hari ini, bukan nanti setelah keadaan membaik. Sukacita bukan berarti menolak kenyataan atau berpura-pura bahagia. Sukacita adalah keputusan untuk percaya bahwa Tuhan tetap bekerja, bahkan di balik hal-hal yang tidak kita mengerti. Saat kita berhenti fokus pada dukacita, kita sedang memberi ruang bagi Tuhan untuk memulihkan hati dan memperbarui kekuatan kita. (BS) RENUNGAN: STOP DUKACITA! Mulailah bersukacita hari ini! APLIKASI 1. Adakah dukacita yang masih membebani hidup Anda hingga hari ini? 2. Saat hati Anda dipenuhi dukacita atau penyesalan, apa yang biasanya Anda lakukan untuk bangkit kembali? 3. Bagaimana Anda dapat mengingatkan diri sendiri bahwa sukacita dari Tuhan adalah perlindungan dan kekuatan Anda? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan Yesus, kami mengucap syukur untuk setiap hal yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kami. Ajar kami untuk senantiasa bersukacita di dalam Engkau meskipun keadaan belum berubah. Jadikan Engkau satu-satunya sumber sukacita kami dan biarlah hati kami tetap teguh karena percaya pada janji-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin “ BACAAN ALKITAB SETAHUN Hakim-hakim 9-10; Lukas 5:17-39

Baca Artikel  

KEPUTUSAN UNTUK BERSUKACITA

27 October 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Mazmur 118:24 Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya! Beberapa waktu setelah ayah Ana berpulang ke rumah Bapa, keluarga mereka diliputi kesedihan. Namun di tengah duka itu, Ana dan keluarganya membuat keputusan yang berbeda. Mereka memilih untuk tidak larut dalam air mata, tetapi memuji Tuhan karena percaya bahwa ayah tercinta telah beristirahat dalam pelukan Bapa di surga. Keesokan harinya, saat mengantar jenazah, mereka bernyanyi dan memuji Tuhan di dalam bus yang mereka tumpangi. Orang-orang yang menyaksikan heran, bagaimana mungkin keluarga yang sedang berduka justru bisa bersukacita? Tapi bagi Ana dan keluarganya, sukacita adalah keputusan iman, bukan hasil dari keadaan. Renungan hari ini mengingatkan kita: sukacita tidak harus menunggu semuanya menjadi sempurna. Sukacita hadir saat hati memilih untuk percaya dan bersyukur di tengah ketidaksempurnaan. Dunia bisa berubah setiap hari, tetapi hadirat Tuhan tidak pernah berubah. Di sanalah sumber sukacita sejati, di hati yang percaya dan bersandar pada kasih-Nya yang tidak tergoyahkan. Karena itu, apa pun yang sedang kita hadapi hari ini, entah kesedihan, kekecewaan, atau tekanan, jangan biarkan semua itu mencuri sukacitamu. Bangkitlah, pandang Tuhan, dan ucapkan syukur. Pilih untuk tetap memuji dan percaya bahwa rancangan-Nya selalu baik. Saat kita memutuskan untuk bersukacita, kita sedang membuka pintu bagi damai sejahtera dan kuasa Tuhan bekerja dalam hidup kita. Jadi, jangan tunggu situasi membaik baru bersukacita. Sukacitamu tidak perlu tertunda. Keputusanmulah untuk merayakannya hari ini. (AM) RENUNGAN: Sukacitamu tidak perlu TERTUNDA. KEPUTUSANMULAH untuk MERAYAKANNYA hari ini. APLIKASI 1. Hal apa yang biasanya membuat Anda kehilangan sukacita? 2. Dalam keadaan yang tidak ideal, bagaimana cara Anda menjaga hati agar tetap bersukacita? 3. Apa yang bisa Anda lakukan hari ini untuk membagikan sukacita kepada orang lain? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan, terima kasih untuk hari yang Kau jadikan. Ajarlah kami untuk tidak menunda sukacita, tetapi merayakan kebaikan-Mu di setiap langkah kami. Biarlah hati kami selalu penuh ucapan syukur dan damai sejahtera yang dari pada-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Hakim-hakim 7-8; Lukas 5:1-16

Baca Artikel  

KUNCI KELUAR DARI HUTANG

07 July 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Ulangan 28:1-2 Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Ketaatan kepada Tuhan adalah kunci utama dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, termasuk dalam hal keuangan seperti hutang. Dalam Ulangan 28:1-2, Tuhan berjanji akan mengangkat dan memberkati mereka yang dengan setia mendengarkan serta menaati perintah-Nya. Tuhan rindu agar kita mempercayai-Nya sepenuh hati dan hidup sesuai dengan firman-Nya, sehingga berkat-Nya melimpah dalam kehidupan kita. Mendengarkan suara Tuhan berarti membuka hati untuk menerima petunjuk-Nya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ketaatan bukan sekadar kewajiban, melainkan bentuk iman dan pengabdian yang tulus. Ketika kita taat kepada Tuhan, kita menunjukkan bahwa kita mengandalkan-Nya dalam segala hal, termasuk dalam mengelola keuangan kita. Ketaatan ini akan membawa kita pada perlindungan dan pertolongan Tuhan dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup. Mari kita semakin berkomitmen untuk mendengar dan menaati suara Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita. Libatkan Tuhan dalam setiap keputusan dan tindakan, serta patuhi perintah-Nya dengan sungguh-sungguh. Dengan demikian, kita akan melihat bagaimana berkat Tuhan bekerja secara luar biasa dalam hidup kita. Mulailah hari ini untuk hidup dalam ketaatan, agar kita dapat merasakan penyertaan dan pertolongan Tuhan yang nyata. RENUNGAN: Ketaatan kepada INSTRUKSI TUHAN adalah kunci keluar dari hutang. APLIKASI: 1. Bagaimana Anda bisa lebih peka dalam mendengarkan suara Tuhan dan menaati perintah-Nya dalam kehidupan sehari-hari? 2. Dalam aspek apa saja Anda perlu lebih taat kepada Tuhan, khususnya dalam mengelola keuangan Anda? 3. Langkah nyata apa yang Anda ambil untuk mentaati instruksi Tuhan hari ini? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan, terima kasih atas firman-Mu yang mengingatkan kami bahwa ketaatan kepada-Mu adalah kunci berkat dan pertolongan. Tolong kami untuk selalu mendengarkan suara-Mu dan menaati perintah-Mu dalam setiap aspek kehidupan kami. Berikan kami hikmat dalam mengelola keuangan dan ajari kami untuk mengandalkan Engkau dalam segala hal. Kami percaya bahwa ketika kami taat, Engkau akan mencukupi segala kebutuhan kami. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Mazmur 72-73; Roma 9:1-15

Baca Artikel  

GAIRAH MENDENGARKAN SUARA TUHAN

29 June 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Mazmur 122:1 Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN." Ada sesuatu yang berbeda ketika hati seseorang sungguh rindu hadir di hadapan Tuhan. Daud, seorang raja yang sibuk dengan urusan kerajaan, justru bersukacita saat diajak pergi ke rumah Tuhan. Baginya, rumah Tuhan bukan sekadar tempat ibadah, tetapi tempat perjumpaan, tempat kerinduan jiwanya terpuaskan, tempat suara Tuhan bisa didengar dengan jelas. Hari-hari ini, banyak orang datang ke gereja hanya karena kewajiban. Duduk, bernyanyi, mendengar, lalu pulang. Semua dilakukan seperti rutinitas tanpa gairah. Tapi Tuhan rindu sesuatu yang lebih dari sekadar kehadiran fisik. Dia rindu hati yang antusias, telinga yang siap mendengar, dan jiwa yang lapar akan hadirat-Nya. Ketika kita datang ke hadapan Tuhan dengan penuh gairah, baik itu dalam ibadah bersama maupun saat teduh pribadi, Tuhan menyambut kita. Dia bukan hanya hadir, tetapi juga berbicara dan menuntun langkah kita. Tuhan tidak tinggal diam kepada jiwa yang berseru, “Tuhan, aku rindu suara-Mu.” Ia adalah Allah yang hidup dan komunikatif. Jangan biarkan kerohanian menjadi rutinitas yang hambar. Datanglah kepada Tuhan dengan semangat seperti Daud. Datanglah bukan karena kewajiban, tapi karena sukacita. Maka kita akan mengalami hadirat-Nya, mendengar suara-Nya, dan dituntun dalam setiap langkah hidup kita. (OSA) RENUNGAN: DATANGLAH dengan PENUH GAIRAH untuk MENDENGARKAN suara Tuhan, maka Tuhan akan BERBICARA dan MENUNTUN Anda. APLIKASI 1. Apakah Anda masih memiliki gairah untuk mendengarkan suara Tuhan? Mengapa? 2. Apa saja hal yang menghalangi Anda untuk mendengarkan suara Tuhan? 3. Apa langkah yang Anda ambil untuk kembali bergairah mendengarkan suara Tuhan? DOA UNTUK HARI INI “Bapa, ampuni kami apabila selama ini, kami tidak mendengarkan perkataan-Mu dengan penuh gairah. Mulai saat ini, kami berkomitmen untuk mendengarkan perkataan-Mu, karena kami percaya, Tuhan senantiasa merencanakan yang terbaik untuk kami. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Yehezkiel 35-36; 2 Petrus 1

Baca Artikel  

TAAT PADA SUARA TUHAN

28 June 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Mazmur 16:7 Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Ada sepasang kekasih yang baru saja menikah. Setiap pagi, sang suami selalu menyiapkan sarapan sederhana, disertai secarik catatan berisi pujian atau doa singkat. Sang istri pun menyambut dengan senyum, pelukan hangat, dan cerita-cerita kecil. Namun, waktu berjalan. Kesibukan, rutinitas, dan gangguan kecil mulai menyusup. Catatan-catatannya mulai hilang, sarapan menjadi tergesa-gesa, pelukan berubah menjadi formalitas. Mereka masih tinggal serumah, tetapi suara hati satu sama lain mulai jarang terdengar. Hubungan yang dulu bergairah kini terasa hambar karena keintiman yang dahulu dijaga, perlahan diabaikan. Daud pernah mengalami hubungan yang sangat dalam dan intim dengan Tuhan. Dalam Mazmur 16:7, ia berkata, "Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku." Daud hidup dengan kepekaan rohani yang tajam karena ia terus menjaga hatinya melekat pada suara Tuhan. Ia tidak menunggu badai datang baru mencari Tuhan; ia mendengarkan setiap waktu, bahkan di keheningan malam. Seperti cinta pertama yang penuh gairah, kerinduan untuk mendengar suara Tuhan harus senantiasa dirawat. Suara Tuhan sering kali hadir dalam bentuk yang lembut: suara hati, dorongan kecil, atau firman yang sederhana. Semakin kita peka dan taat pada suara kecil itu, semakin jelas suara Tuhan terdengar. Sebaliknya, ketika kita mengabaikannya, suara itu menjadi samar — bukan karena Tuhan berhenti berbicara, tetapi karena kita berhenti merespons. Hari ini, mari kita duduk diam di kaki Tuhan Yesus, membuka hati dengan kerinduan untuk mendengar suara-Nya. Saat kepekaan kita kembali tumbuh, hidup kita akan dipenuhi kembali dengan cinta yang bergairah — seperti cinta pertama. Arah hidup akan berubah, dan jiwa kita akan disembuhkan. (LEW) RENUNGAN: Semakin Anda TAAT pada SUARA KECIL itu, suara Tuhan akan terdengar semakin JELAS. APLIKASI 1. Apakah Anda masih memberi ruang bagi Tuhan untuk berbicara dalam keseharian Anda? 2. Mengapa saat Anda taat pada suara kecil, suara Tuhan akan semakin terdengar jelas? 3. Suara kecil apa yang mungkin Tuhan sudah bisikkan, tetapi belum Anda responi dengan ketaatan? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan Yesus, ajar kami untuk kembali peka mendengar suara-Mu. Jangan biarkan kesibukan atau rutinitas membuat hati kami tumpul. Kami rindu mengenal-Mu lebih dalam, seperti cinta pertama yang penuh gairah. Bimbing kami hari ini untuk taat, meski pada bisikan kecil-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Yehezkiel 33-34; 1 Petrus 5

Baca Artikel  

DENGAR-DENGARAN AKAN SUARA TUHAN

27 June 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Yeremia 7:13 Maka sekarang, oleh karena kamu telah melakukan segala perbuatan itu juga, demikianlah firman TUHAN, dan oleh karena kamu tidak mau mendengarkan, sekalipun Aku berbicara kepadamu terus-menerus, dan kamu tidak mau menjawab, sekalipun Aku berseru kepadamu, Suatu hari, seorang anak kecil sedang asyik bermain sambil memakai headphone. Ibunya memanggilnya berulang kali untuk makan malam, tapi anak itu tidak juga menyahut. Bukan karena ibunya tidak bersuara, melainkan karena si anak terlalu tenggelam dalam kesibukan dan suaranya sendiri hingga tak mendengar panggilan yang penting. Kisah ini mencerminkan kehidupan rohani banyak orang. Tuhan sebenarnya masih berbicara hingga hari ini, lewat Firman-Nya, suara Roh Kudus, bahkan melalui situasi di sekitar kita. Namun sering kali kita tidak peka, karena hati kita sibuk, pikiran kita bising, dan perhatian kita tertuju ke hal-hal lain. Yeremia 7:13 dengan jelas menggambarkan kondisi ini. Tuhan berkata bahwa Ia telah berbicara terus-menerus, tetapi umat-Nya tidak mendengarkan dan tidak menjawab. Masalahnya bukan pada Tuhan yang diam, tapi pada pendengaran rohani yang menjadi tumpul. Dunia yang penuh gangguan, dosa yang membuat hati menjadi keras, dan keinginan pribadi yang mendominasi, sering kali membuat kita tidak lagi menangkap suara Tuhan. Hari ini, mari kita bertanya pada diri sendiri, apakah telinga rohani kita masih terbuka? Apakah kita masih menyediakan waktu untuk benar-benar mendengarkan Tuhan? Tuhan rindu berbicara dan membimbing kita, tapi kita harus menyediakan waktu untuk duduk diam di hadapan-Nya. Bukalah hati, tenangkan diri, dan jadilah pendengar yang setia. Jangan sampai Tuhan berbicara, tetapi kita terlalu sibuk hingga tidak merespons. Ya, Tuhan masih berbicara sampai hari ini, pertanyaannya, apakah kita mau mendengar? RENUNGAN: TUHAN MASIH BERBICARA saat ini, persoalannya bukan pada suara-Nya, tetapi pada PENDENGARAN KITA. APLIKASI 1. Apakah Anda telah sungguh-sungguh menyediakan waktu untuk mendengar suara Tuhan setiap hari? 2. Hal-hal apa saja yang paling sering mengalihkan perhatian Anda dari hadirat Tuhan? 3. Langkah apa yang akan Anda ambil untuk merespons suara Tuhan dengan taat? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan, kami sering kali sibuk dengan hal-hal dunia hingga lupa mendengar suara-Mu. Ampuni kami. Lembutkan hati kami, buka telinga rohani kami, dan ajar kami menjadi anak-anak yang setia mendengarkan serta taat pada kehendak-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Yehezkiel 30-32; 1 Petrus 4

Baca Artikel