KESATUAN KELUARGA PERLU KERJA KERAS

28 March 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Efesus 4:13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, Kesatuan keluarga tidak terjadi secara otomatis, melainkan merupakan hasil dari kerja keras, komitmen, dan kasih yang terus-menerus dipupuk. Komunikasi yang baik dan kerjasama yang harmonis adalah dua elemen penting dalam membangun kesatuan keluarga. Efesus 4:13 mengajarkan kita untuk saling memahami dan berusaha untuk mencapai kesatuan. Hal ini hanya bisa terjadi jika ada komunikasi yang terbuka dan saling mendengarkan. Rasul Paulus menekankan pentingnya berbicara dengan bahasa kasih, berbicara dengan hikmat, dan menghindari pertengkaran yang tidak perlu. Dalam keluarga, perbedaan pendapat, karakter, dan kebiasaan sering kali menjadi tantangan. Namun, dengan kasih, pengertian, dan kerendahan hati, setiap anggota keluarga dapat belajar untuk bertumbuh bersama, saling menopang, dan berjalan dalam satu tujuan. Keluarga yang memiliki komunikasi yang sehat akan lebih mampu menghadapi segala masalah dengan lebih tenang. Demikian pula dalam tubuh Kristus, kita dipanggil untuk bertumbuh dalam kedewasaan iman, tidak terombang-ambing oleh ajaran yang salah, tetapi semakin menyerupai Kristus dalam segala hal. Kesatuan tidak berarti keseragaman, tetapi harmoni di dalam perbedaan. Ketika kita menempatkan Kristus sebagai pusat kehidupan, baik dalam keluarga maupun dalam jemaat, kita akan semakin dimampukan untuk hidup dalam kasih dan mencapai pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. (BDL) RENUNGAN KESATUAN KELUARGA tidak terjadi secara otomatis, melainkan dari HASIL KERJA KERAS. APLIKASI 1. Apakah Anda sudah cukup terbuka dalam berkomunikasi dengan anggota keluarga Anda? 2. Apa yang bisa Anda lakukan untuk menjaga dan memperkuat kesatuan dalam keluarga? 3. Bagaimana sebaiknya cara untuk menyelesaikan konflik dalam keluarga Anda? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan, kami berdoa agar komunikasi dalam keluarga kami semakin baik dan penuh kasih. Bantulah kami untuk saling mendengarkan, berbicara dengan penuh kasih, dan selalu menjaga keharmonisan dalam keluarga. Kami berdoa agar keluarga kami menjadi tempat yang penuh dengan cinta dan kerjasama, sehingga kami dapat mencapai kesatuan yang Engkau kehendaki. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Mazmur 123-125; 1 Korintus 10:1-18

Baca Artikel  

VISI YANG JELAS

27 March 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Amsal 29:18 Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum. Venezuela pernah menjadi negara terkaya di Amerika Latin, terutama karena cadangan minyaknya yang melimpah. Sejak awal abad ke-20, minyak menjadi sumber utama pendapatan negara. Sayangnya, ketergantungan yang berlebihan pada minyak membuat Venezuela mengabaikan sektor ekonomi lainnya. Pemerintah tidak memiliki visi yang jelas dalam mengelola kekayaan negara. Krisis dimulai pada tahun 2013 ketika harga minyak dunia turun drastis. Biaya produksi lebih tinggi daripada harga jual, menyebabkan ekonomi Venezuela runtuh. Untuk menutupi defisit, pemerintah mencetak lebih banyak uang, yang akhirnya memicu inflasi parah. Harga kebutuhan pokok melonjak, rakyat menderita, dan jutaan orang meninggalkan negara mereka demi kehidupan yang lebih baik. Semua ini terjadi karena kurangnya visi yang jelas. Jika sebuah bangsa bisa kehilangan arah tanpa visi, maka keluarga pun demikian. Hidup tanpa visi bagaikan kapal tanpa kompas—terombang-ambing tanpa kendali. Tuhan mengingatkan kita untuk memiliki visi yang jelas dalam keluarga, karena keluarga harmonis tidak terbentuk secara instan, melainkan melalui usaha yang terarah dan berkelanjutan. Pernikahan yang penuh berkat harus diperjuangkan dengan kesadaran dan komitmen. Menentukan visi keluarga, mengomunikasikannya dengan baik, serta mengambil langkah kecil secara konsisten adalah kunci utama. Tantangan pasti ada, tetapi dengan tekad dan pertolongan Tuhan, kita dapat membangun keluarga yang harmonis, penuh kasih, dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang. (CG) RENUNGAN: VISI YANG JELAS akan MEMANDU KELUARGA menuju HARMONI dan BERKAT. APLIKASI 1.Apa visi yang ingin Anda tetapkan untuk keluarga Anda, dan bagaimana cara mengomunikasikannya dengan anggota keluarga? 2.Langkah kecil apa yang mulai bisa Anda lakukan hari ini untuk mewujudkan visi keluarga yang harmonis dan penuh berkat? 3.Bagaimana Anda bisa mengandalkan pertolongan Tuhan dalam menghadapi tantangan untuk membangun keluarga yang sesuai dengan visi yang telah ditetapkan? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan, bimbing kami untuk memiliki visi yang jelas sesuai dengan kehendak-Mu. Jauhkan kami dari perpecahan dan kebingungan, dan tanamkan dalam hati kami kerinduan untuk selalu mengutamakan Engkau dalam setiap keputusan. Pimpin langkah kami, ya Tuhan, agar keluarga kami menjadi saksi kasih dan kemuliaan-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Mazmur 120-122; 1 Korintus 9

Baca Artikel  

MENGEVALUSI KONDISI KELUARGA

26 March 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Efesus 5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, Bayangkan sebuah rumah tua yang telah berdiri puluhan tahun. Dari luar, rumah itu tampak kokoh, tetapi jika diperhatikan lebih dekat, terlihat retakan di dinding, atap yang mulai bocor, dan tiang yang mulai lapuk. Jika pemilik rumah mengabaikannya, suatu hari rumah itu bisa runtuh. Namun, jika ia segera memperbaiki yang rusak, rumah itu bisa bertahan lebih lama dan tetap menjadi tempat tinggal yang nyaman. Keluarga pun demikian. Dari luar mungkin tampak baik-baik saja, tetapi bagaimana dengan yang ada di dalam? Jika kita tidak pernah berhenti sejenak untuk mengevaluasi keadaan keluarga, mungkin kita tidak sadar bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki sebelum semuanya terlambat. Dalam Efesus 5:15, Rasul Paulus mengingatkan kita untuk hidup dengan bijaksana, bukan seperti orang bebal yang tidak peduli terhadap keadaan sekelilingnya. Ini juga berlaku dalam keluarga. Jangan sampai kita hanya menjalani hari demi hari tanpa pernah memperhatikan apakah hubungan di dalam keluarga masih sehat atau justru semakin menjauh. Mungkin selama ini kita terlalu sibuk dengan pekerjaan atau urusan pribadi, sehingga tidak menyadari bahwa ada anggota keluarga yang merasa sendirian. Atau mungkin ada kesalahpahaman yang belum terselesaikan, tetapi kita memilih diam karena merasa semuanya akan membaik dengan sendirinya. Padahal, semakin lama dibiarkan, luka kecil bisa menjadi semakin dalam. Mengevaluasi keluarga bukan berarti mencari kesalahan, tetapi justru menemukan apa yang bisa diperbaiki agar hubungan semakin erat. Mulailah melihat dengan saksama, hidup dengan bijaksana, dan mengambil langkah-langkah kecil untuk membangun kembali hubungan. Kesatuan dalam keluarga tidak terjadi dengan sendirinya. Dibutuhkan kesadaran, perhatian, dan kasih yang nyata. Mari kita ambil waktu untuk mengevaluasi, memperbaiki, dan membangun kembali keluarga kita, agar menjadi tempat yang penuh kasih, kehangatan, dan kedamaian. (AO) RENUNGAN: MENGEVALUASI KONDISI KELUARGA merupakan LANGKAH AWAL MENUJU KESATUAN. APLIKASI 1.Apakah komunikasi dalam keluarga Anda masih terjalin dengan baik? 2.Apakah ada kepahitan atau kesalahpahaman yang belum diselesaikan? 3.Bagaimana Anda bisa mengambil inisiatif untuk memperbaiki hubungan dalam keluarga Anda dengan sikap yang bijaksana dan penuh kasih? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan, kami bersyukur atas keluarga kami. Ajarlah kami untuk hidup dengan bijak, saling memperhatikan, dan mengasihi satu sama lain. Bimbing kami dalam membangun kesatuan dan keharmonisan. Jadikanlah keluarga kami sebagai kesaksian tempat kasih-Mu dinyatakan dan bertumbuh. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Mazmur 119:89-176; 1 Korintus 8

Baca Artikel  

KONFLIK MENUJU KEHARMONISAN

25 March 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI 1 Korintus 13:4 Kasih itu sabar, kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Anton dan Budi, dua saudara yang menjalankan usaha keluarga, terlibat dalam pertengkaran hebat. Anton merasa usahanya tak dihargai, sementara Budi menganggap saudaranya terlalu egois. Perselisihan itu membuat mereka saling diam selama berbulan-bulan. Suatu hari, ibu mereka berkata dengan lembut, "Kasih itu sabar dan murah hati. Jika kalian terus mempertahankan ego, keharmonisan keluarga akan hancur." Kata-kata itu menyentuh hati mereka. Dengan kerendahan hati, mereka akhirnya duduk bersama, berbicara dari hati ke hati, dan menemukan solusi terbaik bagi usaha mereka. Konflik sering dianggap sebagai sesuatu yang buruk. Namun, jika dihadapi dengan kasih, justru bisa menjadi jalan menuju keharmonisan. Dalam 1 Korintus 13:4, Rasul Paulus mengajarkan bahwa kasih itu sabar dan murah hati. Ketika kita bersabar, kita mendengar dengan hati, bukan hanya dengan telinga. Ketika kita murah hati, kita tak terburu-buru menghakimi, melainkan berusaha memahami. Jika perbedaan disikapi dengan kasih, konflik tidak lagi menjadi jurang pemisah, melainkan jembatan yang memperkuat hubungan. Jika saat ini kita sedang menghadapi konflik—entah dalam keluarga, pekerjaan, atau pelayanan—mari belajar menyikapinya dengan kasih. Jangan biarkan ego dan kesombongan menguasai hati. Sebaliknya, latihlah diri untuk bersabar dan bermurah hati. Datanglah kepada Tuhan, mohon hikmat-Nya, agar kita melihat konflik sebagai kesempatan bertumbuh dan membangun hubungan yang lebih harmonis. Ketika kasih memimpin, tidak ada luka yang tak bisa disembuhkan, dan tidak ada perselisihan yang tak bisa didamaikan. RENUNGAN: KONFLIK bisa menjadi JALAN MENUJU KEHARMONISAN jika dihadapi dengan KASIH. APLIKASI 1.Saat menghadapi konflik, apakah Anda lebih sering mempertahankan ego atau berusaha memahami dengan kasih? 2.Bagaimana Anda bisa menerapkan kesabaran dan kemurahan hati dalam menyelesaikan perbedaan dengan orang lain? 3.Pernahkah Anda melihat bagaimana kasih dapat mengubah suatu hubungan yang retak menjadi lebih harmonis? Apa langkah yang bisa Anda ambil untuk membawa kasih dalam setiap interaksi Anda? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan, ajar kami untuk menghadapi setiap konflik dengan kesabaran dan kemurahan hati. Jauhkan kami dari ego dan kesombongan, dan tuntun kami untuk selalu bersikap bijaksana dalam setiap perbedaan. Biarlah kasih-Mu memimpin setiap perkataan dan tindakan kami, agar melalui konflik, kami justru semakin dipersatukan dalam keharmonisan. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Mazmur 119:1-88; 1 Korintus 7:20-40

Baca Artikel  

HARMONI ADALAH DASAR DARI BERKAT TUHAN

24 March 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Mazmur 133:1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Keharmonisan dalam keluarga adalah salah satu anugerah terbesar yang Tuhan berikan. Hidup dalam kasih, saling menghormati, dan bekerja sama dalam satu tujuan akan membawa damai sejahtera dan berkat yang melimpah. Namun, menjaga keharmonisan bukanlah hal yang selalu mudah. Dibutuhkan kesabaran, pengertian, dan kerendahan hati agar setiap anggota keluarga dapat hidup dalam kebersamaan yang rukun. Kisah William Carey dapat menjadi inspirasi tentang bagaimana keharmonisan berperan penting dalam membawa berkat. Sebagai seorang misionaris di India, ia menghadapi banyak tantangan—perbedaan budaya, bahasa, dan bahkan penolakan. Namun, alih-alih memaksakan kehendak, Carey memilih untuk membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat setempat. Ia belajar bahasa mereka, memahami kebiasaan mereka, dan berkontribusi dalam kesejahteraan mereka. Melalui pendekatan yang penuh kasih ini, banyak orang mulai terbuka terhadap ajaran Kristen bukan karena paksaan, tetapi karena mereka melihat ketulusan dan kasih dalam hidup Carey. Dalam kehidupan keluarga, prinsip yang sama berlaku. Ketika kita mau memahami satu sama lain, mengutamakan kasih, dan mengesampingkan ego, maka hubungan kita akan semakin erat. Mazmur 133:1 menegaskan bahwa kehidupan yang rukun itu baik dan indah. Di dalam keharmonisan, Tuhan mencurahkan berkat-Nya. Jika Carey bisa membangun hubungan yang baik dengan orang-orang yang sangat berbeda dengannya, maka kita pun dapat melakukannya dalam keluarga kita sendiri. Mungkin ada perbedaan pendapat, kebiasaan, atau keinginan yang tidak selalu selaras, tetapi dengan kasih dan kesabaran, keharmonisan dapat terwujud. Ketika keluarga hidup dalam kesatuan, sukacita serta berkat Tuhan akan melimpah. (AM). RENUNGAN: KEHARMONISAN adalah DASAR dari setiap BERKAT yang Tuhan limpahkan. APLIKASI 1. Menurut Anda, mengapa membangun keharmonisan, terutama dalam keluarga, adalah sesuatu yang penting? 2. Apa yang bisa Anda lakukan untuk menciptakan keharmonisan dalam keluarga Anda? 3. Bagaimana kondisi hubungan Anda dengan keluarga saat ini? Apa langkah yang bisa Anda ambil untuk memperbaiki atau memperkuat hubungan tersebut? DOA UNTUK HARI INI “Ya Bapa, terima kasih atas keluarga yang Engkau berikan. Ajar kami untuk hidup dalam kasih, kesabaran, dan pengertian, sehingga keluarga kami dapat hidup dalam keharmonisan. Kami percaya berkat-Mu melimpah bagi kami. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Mazmur 116-118; 1 Korintus 7:1-19

Baca Artikel  

KOMITMEN UNTUK KELUARGA

23 March 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Kolose 1:28-29 Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku. Tak semua yang tampak indah dari luar benar-benar bahagia di dalam. Seperti dalam film War Room, sebuah keluarga yang terlihat harmonis ternyata penuh pertengkaran. Cinta perlahan memudar hingga Elizabeth, sang istri, bertemu Miss Clara—wanita bijak yang mengajarkannya tentang "War Room," sebuah ruangan doa, tempat seseorang dapat berlutut dan berperang secara rohani atas masalah-masalah dalam hidupnya. Dari sanalah, Elizabeth mulai belajar bahwa kekuatan sejati bukan berasal dari kata-kata kasar atau kemarahan, tetapi dari doa yang tulus dan hati yang berserah. Dengan ketekunan dan keyakinan, Elizabeth berdoa untuk pemulihan pernikahannya dan perubahan dalam keluarganya. Meski sering disakiti, ia tetap memilih untuk mengasihi dan memperlakukan suaminya dengan baik. Oleh karena keteguhannya dalam berdoa, perlahan tetapi pasti, Tuhan bekerja. Hati suaminya mulai dilembutkan dan keluarga mereka akhirnya dipulihkan. Kisah ini mengingatkan kita bahwa doa bukan sekedar kata-kata, tetapi kekuatan yang mampu mengubah hati dan keadaan. Terkadang, kita mungkin merasa lelah dan putus asa saat menghadapi masalah dalam keluarga. Namun, Tuhan selalu mendengar setiap seruan kita. Jangan pernah jemu-jemu membawa setiap pergumulan kita kepada-Nya, karena di dalam doa, ada kekuatan, harapan, dan jawaban. Mari kita terus menjaga kesatuan dan kedamaian dalam keluarga dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Jadilah berkat bagi keluarga kita dengan kasih, kesabaran, dan iman yang tak tergoyahkan. (OSA) RENUNGAN: Tetaplah MENJAGA KOMITMEN kesetiaan kita kepada Tuhan dan JANGAN PERNAH MENYERAH untuk membawa keluarga kita kepada Tuhan! APLIKASI 1. Bagaimana kondisi keluarga Anda saat ini? 2. Apa yang Anda lakukan untuk memperjuangkan dan membawa keluarga Anda kepada Tuhan? 3. Dalam situasi apa Anda perlu lebih bersabar dan menunjukkan kasih, meskipun terasa sulit? Bagaimana Anda bisa mengandalkan Tuhan dalam proses itu? DOA UNTUK HARI INI “Bapa, terima kasih atas rhema-Mu hari ini. Mampukan kami untuk terus berjuang bagi keluarga kami. Kami rindu membawa keluarga kami datang kepada-Mu dan berkomitmen untuk beribadah kepada-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Mazmur 113-115; 1 Korintus 6

Baca Artikel