KEBAHAGIAAN DARI RASA CUKUP
RHEMA HARI INI
1 Timotius 6:6 “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
Warren Buffett, salah satu orang terkaya di dunia, dikenal bukan karena gaya hidup mewahnya, tetapi justru karena kesederhanaannya. Ia masih tinggal di rumah yang sama yang dibelinya tahun 1958 dan menjalani hidup yang jauh dari citra miliarder glamor. Dalam salah satu wawancaranya, ia berkata bahwa orang yang paling bahagia bukanlah yang memiliki segalanya, tetapi yang tahu menghargai apa yang sudah dimilikinya. Buffett membuktikan bahwa kebahagiaan sejati bukan terletak pada berapa banyak yang kita punya, melainkan pada kemampuan kita untuk merasa cukup.
Teladan hidupnya seolah menggemakan pesan yang juga disampaikan oleh Rasul Paulus kepada Timotius. Paulus menegaskan bahwa ibadah yang sejati akan membawa keuntungan besar bila disertai rasa cukup. Artinya, hidup yang berpusat pada Tuhan tidak diukur dari berapa banyak kekayaan, kesuksesan, atau prestasi yang kita miliki, tetapi dari seberapa dalam kita dapat bersyukur atas setiap berkat kecil yang Tuhan percayakan. Kerakusan sering kali membuat berkat berubah menjadi bencana, ketika hati tidak pernah puas, maka damai sejahtera pun sirna. Tetapi hati yang penuh ucapan syukur membuat hidup menjadi ringan dan sukacita melimpah, karena tahu bahwa Tuhan selalu mencukupkan.
Marilah kita belajar dari teladan hidup sederhana Warren Buffett dan kebenaran firman Tuhan hari ini. Rasa cukup bukan tanda kekurangan, tetapi bukti kepercayaan penuh kepada Allah. Ketika kita berhenti mengejar apa yang tidak perlu dan mulai mensyukuri apa yang sudah ada, maka hati kita akan penuh damai, dan berkat Tuhan akan terus mengalir tanpa henti. Di tengah dunia yang terus mendorong kita untuk memiliki lebih banyak, Tuhan justru mengundang kita untuk menemukan kebahagiaan dalam rasa cukup.(AO)
RENUNGAN:
Kerakusan membuat BERKAT berubah menjadi BENCANA; rasa CUKUP membuat hidup dipenuhi DAMAI SEJAHTERA.
APLIKASI
1. Dalam hal apa Anda paling sering merasa tidak cukup atau tidak puas?
2. Bagaimana cara Anda belajar bersyukur atas hal-hal sederhana yang Tuhan beri setiap hari?
3. Apa langkah kecil yang bisa Anda ambil minggu ini untuk hidup lebih sederhana dan berfokus pada Tuhan?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan Yesus yang baik, terima kasih untuk setiap berkat yang telah Kau percayakan dalam hidup kami. Ajar kami untuk hidup dengan rasa cukup dan hati yang bersyukur. Biarlah kehidupan kami mencerminkan damai sejahtera yang berasal dari-Mu, bukan dari harta dunia. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
1 Samuel 25-26; Lukas 12:32-59
KUASAI HATI JAGA ANUGERAH
RHEMA HARI INI
Amsal 25:28 “Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.”
Hati adalah pusat kehidupan manusia. Dari sanalah muncul niat, motivasi, dan keputusan. Tetapi apa yang terjadi ketika hati tidak mampu dikendalikan? Firman hari ini menegaskan: kehilangan pengendalian diri sama seperti kota tanpa tembok, rapuh dan mudah diserang. Orang yang mampu menguasai diri tidak mudah dikuasai oleh amarah, hawa nafsu, iri hati, atau kepahitan. Sebaliknya, ketika seseorang gagal menahan diri, baik dalam emosi, perkataan, maupun tindakan, ia bisa kehilangan berkat, kepercayaan, bahkan kesempatan yang telah Tuhan sediakan.
Contoh nyata tentang pentingnya penguasaan diri dapat kita temukan dalam kisah Saul dan Daud. Saul dan Daud sama-sama dipilih dan diurapi Tuhan melalui nabi Samuel. Namun akhir hidup mereka sangat berbeda. Ketika ketakutan menguasai Saul, ia tidak sabar menunggu Samuel dan mempersembahkan korban sendiri. Tindakannya itu membuat Saul kehilangan kepercayaan Tuhan dan kehormatan sebagai raja. Sebaliknya, Daud justru menahan diri ketika memiliki kesempatan membunuh Saul di gua En-Gedi dan padang Zif. Ia memilih menghormati orang yang diurapi Tuhan, sekalipun sedang dikejar untuk dibunuh. Karena penguasaan diri itu, Daud dihormati rakyatnya dan menjadi raja yang berkenan di hati Tuhan.
Kemampuan menahan diri bukanlah hasil kekuatan manusia, melainkan tanda bahwa hati kita dijaga oleh Tuhan. Ketika kita mampu menguasai diri, kita sedang membangun tembok perlindungan di sekitar hati kita, seperti kota yang berdiri kokoh. Itulah hidup yang kuat di dalam Tuhan, hidup yang tidak mudah dirobohkan oleh emosi atau tekanan. Sebab orang yang mampu menguasai diri tidak akan menjadi “kota yang roboh temboknya,” melainkan benteng yang dijaga oleh damai dan kasih Tuhan. (BS)
RENUNGAN:
Anugerah hilang ketika GAGAL MENAHAN DIRI, kehormatan datang ketika BERHASIL MENGUASAI HATI.
APLIKASI
1. Bagaimana perjuangan Anda dalam menguasai diri sendiri?
2. Dalam hal apa Anda paling sering kehilangan pengendalian diri?
3. Langkah apa yang bisa Anda ambil agar lebih peka pada suara Roh Kudus sebelum bereaksi?
DOA UNTUK HARI INI
“Bapa kami bersyukur atas rhema hari ini. Ajarlah kami menguasai hati dan keinginan kami agar selalu tunduk pada firman-Mu. Biarlah Roh Kudus memimpin setiap langkah kami, sehingga kami dapat memuliakan-Mu dan mengalami anugerah serta kehormatan-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin “
BACAAN ALKITAB SETAHUN
1 Samuel 22-24; Lukas 12:1-31
MENGUASAI DIRI SENDIRI
RHEMA HARI INI
Amsal 16:32 “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota.”
Beberapa tahun lalu, Rina bekerja di sebuah perusahaan dengan tekanan tinggi. Setiap hari ia harus berhadapan dengan rekan kerja yang beragam, ada yang menyenangkan, ada juga yang sulit diajak bekerja sama. Suatu hari, seorang rekan menuduh Rina melakukan kesalahan yang bukan tanggung jawabnya. Di depan banyak orang, ia berbicara dengan nada tinggi dan menyinggung harga diri Rina. Hati Rina panas, ia ingin segera membalas dan membela diri. Namun di tengah amarah yang membara, tiba-tiba terlintas satu ayat: “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota.” — Amsal 16:32
Ayat itu seperti menegur dan menenangkan hatinya. Rina memilih diam dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Malam harinya, ia berdoa memohon agar hatinya tetap tenang dan bijak. Beberapa hari kemudian, kebenaran terungkap, rekan kerjanya mengakui kesalahan dan meminta maaf. Saat itulah Rina sadar, kemenangan sejati bukan ketika ia berhasil membuktikan diri, tetapi ketika ia berhasil menaklukkan amarahnya sendiri.
Menjadi kuat bukan berarti mampu mengendalikan orang lain, melainkan mampu mengendalikan diri sendiri. Tuhan ingin kita menjadi pribadi yang tenang, sabar, dan penuh kasih di tengah tekanan. Itulah kekuatan sejati yang memuliakan-Nya. Sebab ketika kita mampu menahan diri di saat marah, kita sedang memberi ruang bagi Roh Kudus untuk bekerja membentuk karakter Kristus di dalam kita. Di sanalah kita menemukan kedamaian yang tidak bergantung pada situasi, melainkan bersumber dari hati yang dikuasai oleh Tuhan. (AM)
RENUNGAN:
Orang yang kuat bukan yang bisa MENGUASAI ORANG LAIN, melainkan yang mampu MENGUASAI DIRINYA SENDIRI.
APLIKASI
1. Kapan terakhir kali Anda kehilangan kendali atas emosi atau perkataan Anda? Apa dampaknya bagi diri Anda dan orang lain?
2. Apa yang biasanya membuat Anda sulit menguasai diri?
3. Langkah apa yang bisa Anda ambil agar lebih sabar dan bijak menghadapi tekanan?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, tolong kami belajar sabar dan tidak dikuasai oleh emosi. Jadikan hati kami tenang, supaya setiap tindakan kami memuliakan-Mu dan membawa damai bagi sekeliling kami. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
1 Samuel 19-21; Lukas 11:29-54
KEMENANGAN SEJATI BERSAMA KRISTUS
RHEMA HARI INI
Galatia 2:20a namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
Sejak kecil, Mira punya impian besar: memiliki karier yang stabil, dihargai, dan bisa membuat orang tuanya bangga. Ia berusaha keras, berdoa setiap hari, dan menaruh seluruh harapannya pada cita-cita itu. Namun tahun demi tahun berlalu, hasilnya tidak seperti yang ia bayangkan. Lamaran kerjanya ditolak, rencananya gagal, dan harapannya mulai pudar. Dalam kelelahan dan tangis, Mira akhirnya berdoa, “Tuhan, kalau ini bukan jalan-Mu, aku serahkan semuanya. Jadilah kehendak-Mu, bukan kehendakku.” Sejak saat itu, hatinya berubah. Ia belum tahu bagaimana masa depannya, tetapi ada damai sejahtera yang baru. Mira belajar bahwa kemenangan sejati bukan ketika semua berjalan sesuai rencana kita, tetapi ketika kita rela menyerahkan rencana itu kepada Tuhan.
Hidup yang sejati adalah ketika Kristus hidup di dalam kita. Itu berarti kita tidak lagi memaksakan kehendak sendiri, melainkan membiarkan Tuhan berdaulat atas pikiran, perasaan, dan langkah kita. Mungkin saat ini kita tidak mengerti apa maksud Tuhan atas setiap hal yang terjadi. Kadang Tuhan menutup pintu bukan karena Ia menolak kita, tetapi karena Ia menyiapkan arah yang lebih baik. Ketika ego dan rencana pribadi kita ditaklukkan, kasih dan kuasa Kristus mulai nyata. Dan di sanalah kita menemukan kemenangan yang sesungguhnya, hidup yang dipimpin, dijaga, dan dikuatkan oleh Kristus sendiri.
Jadi, saat jalan hidupmu terasa buntu atau rencanamu berantakan, jangan cepat putus asa. Mungkin Tuhan sedang “membentuk ulang” seperti tukang periuk membentuk bejana; bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk menyempurnakan. Serahkanlah hatimu sepenuhnya di tangan-Nya. Biarkan Tuhan yang menulis ulang kisahmu, karena rancangan-Nya selalu lebih tinggi dan lebih baik dari rencanamu sendiri. Tetaplah setia, percaya, dan lembut di hadapan-Nya. Sebab ketika hidupmu berada di tangan Sang Pencipta, hasil akhirnya pasti indah dan penuh damai. (OSA)
RENUNGAN:
KEMENANGAN SEJATI adalah ketika KRISTUS HIDUP di dalam dirimu.
APLIKASI
1. Apakah selama ini Anda sudah berjalan sesuai rencana Tuhan? Mengapa?
2. Apa yang Anda pelajari ketika rencana Anda tidak berjalan seperti yang diharapkan?
3. Apa yang Anda lakukan untuk mengalahkan diri Anda sendiri dan hidup dipimpin Kristus?
DOA UNTUK HARI INI
“Bapa, terima kasih atas setiap hal yang Kau izinkan terjadi atas hidup kami. Kami mau Engkau sendiri yang hidup dalam kami, memimpin, dan menuntun langkah kami. Ajar kami untuk hidup seturut dengan kehendak-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
1 Samuel 17-18; Lukas 11:1-28
DITINGGIKAN KARENA MELAYANI
RHEMA HARI INI
Matius 20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Seorang pengusaha sukses memutuskan untuk melayani di gereja setelah bertahun-tahun hanya menjadi penonton. Awalnya ia merasa canggung membersihkan kursi dan menata ruangan. Namun seiring waktu, ia menemukan sukacita luar biasa ketika melihat orang lain diberkati melalui hal-hal kecil yang ia lakukan. Dari pengalaman itu, ia belajar bahwa kebesaran sejati bukan terletak pada jabatan, tetapi pada kerendahan hati untuk melayani.
Tuhan Yesus menjadi teladan sempurna dalam pelayanan. Ia adalah Tuhan, tetapi datang ke dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya bagi banyak orang. Dunia sering menilai “orang besar” dari berapa banyak yang melayaninya. Tetapi Yesus menunjukkan bahwa kemuliaan sejati justru lahir dari hati yang mau merendah dan melayani.
Hari ini, mungkin kita merasa pelayanan kita tampak kecil dan tidak diperhatikan, tetapi Tuhan tidak pernah melewatkan kesetiaan kita. Setiap doa, perhatian, dan bantuan kecil yang kita lakukan, Ia lihat dan hargai. Saat kita melayani dengan tulus, kita sedang menyalibkan ego dan membiarkan karakter Kristus bertumbuh dalam diri kita. Pada waktunya, Tuhan sendiri yang akan meninggikan kita. (LEW)
RENUNGAN:
Dalam MELAYANI, Tuhan MENINGGIKANMU.
APLIKASI
1. Dalam hal apa Anda masih lebih suka dilayani daripada melayani?
2. Bagaimana Anda bisa meneladani kerendahan hati Yesus dalam kehidupan dan pelayanan Anda sehari-hari?
3. Apa langkah nyata yang akan Anda lakukan untuk melayani dengan tulus meskipun mungkin tidak ada yang melihat atau memuji Anda?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah memberi teladan melayani dengan kerendahan hati. Ajarilah kami untuk tidak mencari penghargaan manusia, tetapi melayani dengan kasih dan kesetiaan kepada-Mu. Biarlah dalam setiap pelayanan kami, Engkau yang semakin dimuliakan. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
1 Samuel 15-16; Lukas 10:25-42
YESUS DITINGGIKAN MELEBIHI SIAPAPUN
RHEMA HARI INI
Yohanes 3:30 Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
Aung San Suu Kyi lahir di Myanmar, dari keluarga pejuang kemerdekaan. Ia hidup nyaman di luar negeri, menikah, dan memiliki kehidupan mapan. Namun ketika bangsanya tertindas, ia memilih kembali untuk memperjuangkan kebebasan rakyatnya. Keputusan itu membuatnya kehilangan hampir segalanya, kebebasan, keluarga, dan kenyamanan hidup. Selama bertahun-tahun ia hidup dalam tahanan rumah, tetapi tetap berbicara tentang kasih dan pengampunan. Ia tidak mencari nama besar, bahkan berkata, “Kemenangan ini bukan milikku, melainkan milik rakyat Myanmar.” Sikapnya yang tenang dan rendah hati menunjukkan kekuatan sejati.
Kerendahan hati bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti kekuatan kasih. Dunia sering mengajarkan kita untuk meninggikan diri, mencari pengakuan, dan membalas saat disakiti. Namun Yesus mengajarkan sebaliknya; untuk merendahkan diri dan membiarkan Tuhan yang dimuliakan.
Seperti Yohanes Pembaptis yang berkata, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil,” demikian pula kita dipanggil untuk menempatkan Kristus di atas segala hal. Setiap kali kita memilih diam saat bisa membalas, melayani saat bisa duduk nyaman, atau mengutamakan orang lain di atas diri sendiri, kita sedang menyalibkan ego dan membiarkan Yesus makin nyata dalam hidup kita.
RENUNGAN:
YESUS harus semakin DITINGGIKAN melebihi diri kita sendiri
APLIKASI
1. Dalam hal apa ego Anda masih sering muncul dan sulit dikendalikan?
2. Apakah Anda masih mau melayani, ketika tidak ada yang memperhatikan atau menghargai pelayanan Anda? Apa alasan Anda?
3. Dalam hal apa Anda bisa menunjukkan kerendahan hati, agar orang lain melihat Yesus melalui hidup Anda?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, ajar kami untuk menaklukkan ego di hadapanMu. Ketika kami ingin membela diri, ingatkan kami untuk diam dan percaya kepadaMu. Ketika kami mendapat pujian, ajar kami untuk mengembalikannya kepadaMu. Jadikan hidup kami cermin kerendahan hati Kristus, yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
1 Samuel 13-14; Lukas 10:1-24
Categories
Latest Posts