DIPILIH UNTUK HAL BESAR

16 May 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI 1 Korintus 1:27 Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, Daud hanyalah seorang gembala muda, tak dilirik bahkan oleh keluarganya sendiri. Namun Tuhan memilihnya untuk mengalahkan Goliat dan menjadi raja besar atas Israel. Musa merasa tidak fasih berbicara, namun Tuhan mempercayakan padanya tugas besar membebaskan bangsa Israel. Murid-murid Yesus pun hanyalah orang-orang sederhana—nelayan, pemungut cukai—namun merekalah yang menggoncang dunia dengan Injil. Tuhan tidak mencari yang hebat menurut standar dunia. Ia mencari hati yang siap, yang mau taat dan percaya. Melalui 1 Korintus 1:27, kita diingatkan bahwa Tuhan sengaja memilih yang tampaknya bodoh dan lemah untuk mempermalukan yang kuat dan berhikmat. Supaya setiap keberhasilan hanya bisa menunjuk pada satu nama: Yesus. Jangan biarkan status, latar belakang, atau kelemahan kita menghalangi rencana Tuhan. Justru saat kita merasa “tidak cukup,” kuasa Tuhan bisa bekerja secara penuh. Berserahlah, taatlah, dan bersiaplah—karena Tuhan bisa memakai hidup kita untuk perkara besar yang melampaui akal. RENUNGAN: Tuhan senang memakai ORANG BIASA untuk perkara LUAR BIASA. APLIKASI 1. Apakah Anda pernah merasa terlalu biasa atau tidak layak untuk dipakai Tuhan? 2. Langkah konkret apa yang bisa Anda lakukan agar Tuhan lebih leluasa memakai hidup Anda? 3. Adakah orang di sekitar Anda yang dulu Anda pandang sebelah mata, tetapi ternyata dipakai Tuhan secara luar biasa? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan, kami bersyukur karena Engkau tidak menilai seperti dunia menilai. Engkau melihat hati, bukan penampilan. Pakailah hidup kami yang sederhana ini untuk pekerjaan-Mu yang mulia. Ajar kami rendah hati dan taat, supaya kuasa-Mu nyata melalui setiap kelemahan kami. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Yesaya 47-49; 1 Tesalonika 4

Baca Artikel  

SAAT HARTA MENJADI TUHAN

15 May 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Dalam Matius 19, diceritakan seorang pemuda kaya yang begitu tertarik dengan hidup kekal. Ia merasa telah menjalankan semua perintah Tuhan. Namun ketika Yesus mengajaknya untuk menjual hartanya dan mengikut Dia, pemuda itu berbalik dengan wajah muram. Mengapa? Karena hartanya lebih ia kasihi daripada Tuhan. Begitulah roh Kanaan bekerja—membuat manusia mencintai materi lebih dari Penciptanya. Orang bisa saja tampak rohani, rajin beribadah, tapi dalam keputusan sehari-hari, harta dan kenyamanan sering lebih dipilih daripada kehendak Tuhan. Uang bukanlah masalah. Masalahnya adalah ketika uang menjadi tuhan yang baru, yang diam-diam mengambil alih pusat hidup kita. Yesus tahu betapa mudah hati manusia terpikat oleh dunia. Itulah sebabnya Ia berkata, “Carilah dahulu Kerajaan Allah.” Bukan hanya sebagai perintah, tetapi sebagai prinsip hidup yang akan membebaskan kita dari jerat mamon. Saat Tuhan menjadi yang utama, maka semua yang kita butuhkan akan Tuhan tambahkan. Mari koreksi kembali hati kita. Apakah Tuhan masih menjadi yang terutama? Ataukah sudah tergeser oleh kesibukan mengejar berkat-Nya? Hari ini, ambilah keputusan untuk lebih memilih Tuhan. Karena ketika Tuhan menjadi pusat hidup kita, segala yang lain akan mengikuti. (CG) RENUNGAN: Menaklukkan roh Kanaan artinya MEMILIH TUHAN lebih dari harta. APLIKASI 1. Apa yang paling mengisi pikiran dan hati Anda akhir-akhir ini—Tuhan atau hal-hal duniawi? 2. Dalam hal apa Anda merasa sulit untuk memilih Tuhan di atas kepentingan pribadi atau materi? 3. Langkah nyata apa yang bisa Anda ambil hari ini untuk menunjukkan bahwa Tuhan lebih berharga dari segalanya? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan Yesus, kami tidak ingin menjadi seperti pemuda kaya yang gagal memilih-Mu. Ampuni kami jika selama ini hati kami lebih terpaut pada hal-hal duniawi. Hari ini kami memilih Engkau di atas segalanya. Ajar kami untuk mencari Kerajaan-Mu terlebih dahulu, dan percaya bahwa Engkau yang akan mencukupkan semuanya. Penuhi hati kami dengan kasih dan ketaatan kepada-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Yesaya 45-46; 1 Tesalonika 3

Baca Artikel  

KESOMBONGAN: API YANG MEMADAMKAN API

14 May 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Yakobus 4:6b Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Dalam sebuah keluarga, ada seorang ayah yang merasa dirinya selalu benar. Ia mengambil keputusan sepihak, tak lagi memberi ruang untuk suara istri dan anak-anaknya. Ia merasa paling tahu, paling bijak, paling benar. Ketika ada masalah, ia tak pernah bercermin, melainkan mencari kambing hitam. Akibatnya, kehangatan keluarga memudar. Istri lebih banyak diam, anak-anak menarik diri. Komunikasi yang dulu hidup, kini mati perlahan-lahan. Kesombongan bukan hanya sikap hati yang keliru, tapi juga racun yang memadamkan kasih, menghancurkan hubungan, dan meredupkan api Roh Kudus dalam hidup seseorang. Firman Tuhan berkata, “Allah menentang orang yang congkak.” Artinya, bukan hanya sesama yang menjauh, tetapi Tuhan pun tidak bisa bekerja dalam hidup orang yang sombong. Kesombongan bisa menyusup dalam bentuk yang halus: merasa tidak perlu mendengar nasihat, enggan mengakui kesalahan, atau terlalu mengandalkan kekuatan sendiri. Tapi Tuhan tidak mencari orang sempurna—Dia mencari orang yang rendah hati, yang mau mengakui kelemahannya dan bersandar penuh pada anugerah-Nya. Hari ini, mari kita izinkan Tuhan mengoreksi hati kita. Jika ada benih kesombongan, mari kita tanggalkan. Sebab hanya dengan hati yang rendah, kita bisa mengalami kasih karunia dan kuasa Tuhan yang nyata. (AO) RENUNGAN: Hati-hati, KESOMBONGAN membutakan hati dan MEMADAMKAN api roh. APLIKASI 1. Dalam area mana Anda merasa masih bergumul dengan sikap sombong atau merasa paling benar? 2. Bagaimana sikap tersebut memengaruhi hubungan Anda dengan Tuhan dan sesama? 3. Langkah apa yang bisa Anda ambil hari ini untuk membangun kerendahan hati dan menjaga api Roh tetap menyala? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan Yesus, terima kasih atas teguran kasih-Mu hari ini. Kami menyadari bahwa kesombongan bisa diam-diam masuk ke dalam hati kami dan menjauhkan kami dari-Mu. Singkapkan setiap area dalam hidup kami yang masih dikuasai keangkuhan. Ajar kami untuk merendahkan hati dan mau dibentuk oleh-Mu. Biarlah kasih karunia-Mu bekerja dalam hidup kami, dan api Roh Kudus-Mu tetap menyala kuat. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Yesaya 43-44; 1 Tesalonika 2

Baca Artikel  

KETAKUTAN: MUSUH TERBESAR DALAM DIRI

13 May 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI 2 Timotius 1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban. Pernahkah Anda merasa takut hingga membuat Anda tidak bisa berpikir jernih atau melangkah maju? Ketakutan memang bisa begitu nyata, bahkan melumpuhkan. Kisah seekor burung yang mati dalam sangkar besinya karena panik melihat kucing menggambarkan ini dengan jelas. Sangkar itu sebenarnya aman. Tapi karena takut, burung itu panik, terbang tak tentu arah, menabrak dinding sangkar, dan akhirnya mati bukan karena kucing, melainkan karena ketakutannya sendiri. Begitulah kita. Bukan ancaman dari luar yang menghancurkan kita, tetapi ketakutan yang kita pelihara di dalam hati. Padahal Tuhan sudah memberi kita roh yang berbeda: roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan pikiran yang tertib. Sayangnya, seperti sepuluh pengintai dalam kisah Musa, kita sering lebih percaya pada ketakutan daripada pada janji Tuhan. Mereka melihat raksasa, dan lupa bahwa Allah yang menyertai mereka jauh lebih besar. Akibatnya, mereka kehilangan Tanah Perjanjian—bukan karena raksasa, tapi karena ketakutan. Ketakutan membuat kita mengecilkan diri dan membesarkan masalah. Ia mengaburkan iman dan menghalangi langkah kita. Namun kabar baiknya, kita punya Tuhan yang jauh lebih besar dari ketakutan kita. Ketika kita bersandar pada kasih-Nya, kita akan dibebaskan. Ketika kita percaya kepada kuasa-Nya, kita akan dikuatkan. Hari ini, mari hadapi ketakutan itu. Bukan dengan kekuatan sendiri, tapi dengan kebenaran Firman. Karena saat kita menyadari siapa yang bersama kita, tidak ada ketakutan yang bisa bertahan. (NFS) RENUNGAN: PENGHALANG terbesar kita BUKAN RAKSASA di luar, tapi KETAKUTAN di dalam. APLIKASI 1. Ketakutan apa yang selama ini membatasi langkah Anda dalam iman? 2. Mengapa membiarkan ketakutan sangat berbahaya bagi pertumbuhan rohani dan tujuan hidup Anda? 3. Apa langkah nyata yang bisa Anda ambil hari ini untuk menyerahkan ketakutan itu kepada Tuhan dan hidup dalam kuasa kasih-Nya? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan, terima kasih karena Engkau tidak memberi kami roh ketakutan, melainkan roh yang penuh kekuatan, kasih, dan ketertiban. Kami mau menyerahkan semua ketakutan yang ada dalam diri kami ke dalam tangan-Mu. Ajari kami untuk hidup dalam keberanian dan kepercayaan kepada-Mu. Penuhi hati kami dengan kasih-Mu yang mengusir segala ketakutan. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Yesaya 41-42; 1 Tesalonika 1

Baca Artikel  

MELANGKAH KELUAR DARI PADANG GURUN

12 May 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Yosua 1:9 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: Kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau ke mana pun engkau pergi. Corrie ten Boom bukanlah orang asing terhadap penderitaan. Bersama keluarganya, ia mempertaruhkan hidup untuk menyelamatkan ratusan orang Yahudi dari kekejaman Nazi di masa Perang Dunia II. Namun, keberanian itu membawanya ke kamp konsentrasi Ravensbrück—sebuah tempat penuh penderitaan, kelaparan, dan kematian. Di sanalah Corrie mengalami kehilangan besar dan luka batin yang mendalam, termasuk saat menyaksikan kakaknya, Betsie, meninggal dunia. Ia bisa saja membiarkan jiwanya terperangkap dalam kepahitan dan trauma, tetapi Corrie memilih percaya bahwa Tuhan tetap memegang kendali. Setelah perang berakhir dan ia dibebaskan, Corrie dihadapkan pada pilihan penting: tetap tinggal dalam luka masa lalu, atau melangkah dalam panggilan Tuhan. Dengan berpegang pada janji-Nya, Corrie memutuskan untuk meninggalkan “mentalitas padang gurun” dan mulai hidup dalam janji Allah. Ia mengampuni musuh-musuhnya, memberitakan kasih Kristus, dan menjadi terang bagi banyak orang di seluruh dunia. Tanah Perjanjian bagi Corrie bukanlah sebidang negeri, tetapi kehidupan yang dipenuhi damai sejahtera, pengampunan, dan tujuan surgawi. Ia menjadi bukti nyata bahwa siapa pun yang bersedia melangkah keluar dari kegelapan dan luka masa lalu, akan dijumpai Tuhan dan dibawa masuk ke dalam rencana-Nya yang penuh harapan. Sama seperti Corrie, kita pun dipanggil untuk keluar dari mentalitas padang gurun—dari ketakutan, luka batin, dan keputusasaan—untuk hidup dalam terang janji Tuhan. Meski perjalanan tidak selalu mudah, Tuhan berjanji menyertai kita. Maka kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab Tuhan sendiri akan berjalan bersama kita. (AM). RENUNGAN: Untuk MEMASUKI TANAH PERJANJIAN, kita harus MENINGGALKAN MENTALITAS PADANG GURUN. APLIKASI 1. Apakah Anda sedang bergumul dengan luka masa lalu, ketakutan, atau kekuatiran yang membatasi langkah iman Anda? 2. Mengapa meninggalkan mentalitas padang gurun sangat penting agar kita dapat mengalami janji Tuhan secara penuh? 3. Langkah nyata apa yang dapat Anda ambil hari ini untuk mulai keluar dari mentalitas padang gurun dan berjalan dalam panggilan Tuhan? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan Yesus, terima kasih untuk kasih dan janji-Mu yang setia. Tolong kami untuk tidak lagi terikat oleh kepahitan, trauma, dan ketakutan masa lalu. Kami mau melangkah keluar dari padang gurun hidup kami dan masuk ke dalam Tanah Perjanjian yang Engkau sediakan. Pimpin setiap langkah kami dan teguhkan hati kami. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Yesaya 39-40; Kolose 4

Baca Artikel  

PENYEMBAHAN DAN BAHASA ROH

11 May 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Yohanes 4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Kisah Paulus dan Silas di Filipi memberikan pelajaran penting tentang bagaimana penyembahan yang lahir dari kedalaman Roh dapat mengubah keadaan yang paling kelam sekalipun. Saat mereka melayani dan memberitakan Firman Tuhan, mereka menolong seorang perempuan yang dirasuki roh tenung. Tindakan kasih ini justru membuat mereka dituduh, dipukuli, dan dipenjarakan secara tidak adil. Mereka dilemparkan ke penjara yang paling dalam, kaki mereka dibelenggu, dan dijaga dengan ketat seolah-olah mereka penjahat besar. Namun, pada tengah malam, Paulus dan Silas tetap berdoa dan menyanyikan pujian kepada Allah. Tiba-tiba terjadi gempa bumi yang dahsyat, sehingga fondasi penjara berguncang, semua pintu terbuka, dan belenggu mereka terlepas. Gempa bumi yang mengguncang penjara itu bukanlah sekedar peristiwa alam. Itu adalah manifestasi dari kuasa Tuhan yang merespons penyembahan yang keluar dari Roh yang menyala-nyala. Paulus dan Silas telah menghidupi gaya hidup penyembahan yang sejati—bukan hanya saat segala sesuatu berjalan baik, melainkan terlebih ketika mereka berada dalam tekanan. Mereka memilih untuk mengaktifkan manusia Roh mereka melalui pujian dan doa, dan itulah yang mengundang kehadiran dan kuasa Allah. Ayat hari ini mengingatkan kita bahwa penyembahan sejati bukan hanya soal aktivitas lahiriah, tetapi sikap hati yang terhubung dengan Tuhan dalam setiap kondisi yang kita alami. Gunakan juga bahasa Roh untuk menjaga api kita agar terus menyala. Makin kita mengaktifkan Roh kita dengan penyembahan dan bahasa Roh, makin besar pula kuasa Tuhan yang dinyatakan dalam hidup kita. (OSA) RENUNGAN: Bangun gaya hidup PENYEMBAHAN dan gunakan BAHASA ROH untuk menjaga apimu tetap menyala. APLIKASI 1. Bagaimana kondisi Roh Anda saat ini? 2. Apakah Anda sudah membangun gaya hidup penyembahan dalam roh dan kebenaran? Mengapa? 3. Bagaimana cara Anda tetap menyembah Tuhan dalam masa-masa yang sulit? DOA UNTUK HARI INI “Bapa, terima kasih atas rhema-Mu pada hari ini. Kami mau membangun gaya hidup menyembah. Mampukan kami untuk dapat mengaktifkan manusia Roh kami dalam menghadapi setiap situasi yang ada. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Yesaya 37-38; Kolose 3

Baca Artikel