
MENGASIHI KARENA SUDAH MENERIMA
RHEMA HARI INI
1 Yohanes 4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
Dalam film Django Unchained (2012), Dr. King Schultz—seorang pemburu hadiah asal Jerman—menemukan Django dan membebaskannya dari perbudakan. Awalnya, pembebasan itu ada tujuannya: Schultz ingin Django membantunya memburu Brittle bersaudara, sekelompok buronan yang bernilai tinggi. Namun setelah misi itu selesai, Schultz menawarkan kemitraan—sebuah kerja sama sebagai sesama pemburu hadiah. Bagi Django, ajakan Schultz bukan sekadar tawaran. Ia merasa sudah diselamatkan, dan dengan penuh kesetiaan ia mengikuti Schultz, seolah itu adalah perintah yang wajib ditaati. Dalam perjalanan mereka, mereka menemukan jejak istri Django yang telah lama diculik dan dijual sebagai budak kepada Calvin Candie—seorang penjahat yang juga buronan. Singkat cerita, Schultz dan Django berhasil mengalahkan Candie dan menyelamatkan istri Django.
Kisah ini hanyalah fiksi berlatar Amerika tahun 1858. Namun pengabdian Django kepada orang yang membebaskannya dari perbudakan menggambarkan betapa besar rasa syukur yang muncul dari hati yang telah dimerdekakan. Kita pun telah dimerdekakan. Bukan oleh manusia, tetapi oleh Yesus Kristus. Ia membebaskan kita dari perbudakan dosa, menebus kita dari kematian kekal, dan menganugerahkan hidup yang penuh Kasih Karunia. Penebusan-Nya bukan rekayasa. Bukan drama. Bukan film. Salib Kristus adalah bukti kasih yang paling tulus.
Karena kasih-Nya begitu tulus kepada kita, tidakkah seharusnya kasih kita kepada-Nya juga tulus? Kasih yang tulus tidak menuntut. Ia tidak bertanya-tanya, “Apa yang akan kudapatkan?” Sebab hati yang tahu bahwa ia sudah menerima segalanya tidak sibuk menghitung untung rugi. Sekalipun doa kita belum dijawab, sakit belum disembuhkan, atau keuangan belum dipulihkan—tetaplah percaya. Selama kita mengasihi Tuhan dengan tulus, Dia pasti menyediakan yang terbaik. (CG)
RENUNGAN:
Kita mengasihi bukan supaya MENDAPAT, tapi karena sudah MENERIMA SEGALANYA.
APLIKASI
1. Apakah Anda sungguh menyadari bahwa kasih Tuhan kepada Anda adalah kasih yang tulus dan tanpa syarat?
2. Apakah kasih Anda kepada Tuhan lahir dari rasa syukur, atau masih bergantung pada apa yang bisa Anda terima dari-Nya?
3. Bagaimana Anda bisa menunjukkan kasih tanpa pamrih hari ini?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, terima kasih karena kami telah menerima kasih-Mu yang sempurna. Tolong kami untuk mengasihi sepenuh hati, seperti Engkau telah mengasihi kami. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Yeremia 51-52; Ibrani 9

KASIH SEJATI ADALAH KEPUTUSAN
RHEMA HARI INI
1 Yohanes 3:18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Dalam sebuah keluarga sederhana, seorang suami merawat istrinya yang lumpuh selama bertahun-tahun. Setiap pagi, ia memandikan, menyuapi, dan menghibur istrinya — tanpa keluhan, meski ia juga harus bekerja dan mengurus anak-anak mereka. Ketika tetangga bertanya, “Bagaimana kamu bisa bertahan?” ia hanya tersenyum dan menjawab, “Karena aku memilih untuk tetap mengasihi istriku, bukan hanya saat dia sehat, tapi juga ketika dia tak berdaya.”
Apa yang dilakukan sang suami mencerminkan pesan dari 1 Yohanes 3:18. Kasih sejati tidak berhenti di kata-kata manis atau emosi yang naik turun. Kasih sejati dibuktikan melalui tindakan yang lahir dari keputusan untuk setia. Inilah kasih yang meneladani Kristus — kasih yang tidak menunggu layak, tidak bergantung pada suasana hati, tetapi tetap memberi, tetap hadir, tetap mengasihi.
Mari kita belajar untuk tidak hanya berbicara tentang kasih, tetapi hidup di dalamnya. Dalam keluarga, komunitas, dan pelayanan, kasih bisa dinyatakan melalui kesetiaan, pengampunan, dan pengorbanan sehari-hari. Kasih sejati tumbuh dari keputusan, bukan dari kondisi ataupun emosi. Biarlah hidup kita menjadi pantulan dari kasih Allah yang setia dan nyata dalam tindakan. (AO)
RENUNGAN:
KASIH SEJATI berdiri di atas KEPUTUSAN, bukan EMOSI.
APLIKASI
1. Menurut Anda, apa yang terjadi jika kasih hanya berdasarkan emosi saja?
2. Situasi sulit apa yang pernah Anda alami saat Anda harus memilih untuk tetap mengasihi, meskipun perasaan tidak mendukung?
3. Siapa dalam hidup Anda yang saat ini membutuhkan bukti kasih melalui kesetiaan, pengampunan, atau pengorbanan Anda?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan Yesus, ajar kami untuk mengasihi seperti Engkau mengasihi. Bukan berdasarkan emosi sesaat, tetapi mampukan kami untuk mengambil keputusan untuk mengasihi, bahkan ketika hal itu terasa sulit. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Yeremia 50; Ibrani 8

KASIH DITUNJUKAN DENGAN PENGORBANAN
RHEMA HARI INI
Yohanes 15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Seorang ibu rela menahan lapar demi memastikan anaknya bisa makan. Seorang ayah mengorbankan waktu dan tenaga demi masa depan keluarganya. Seorang sahabat sejati tetap hadir, bukan hanya di saat tawa, tetapi juga di tengah air mata. Semua contoh ini menunjukkan satu kebenaran: kasih sejati tak hanya diucapkan, kasih sejati dibuktikan lewat pengorbanan. Tanpa pengorbanan, kasih hanyalah slogan indah yang kosong dan tidak bermakna.
Yesus Kristus adalah teladan kasih terbesar. Ia tidak hanya mengajar tentang kasih, tetapi membuktikannya dengan menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib untuk menebus dosa kita. Ia tidak menunggu kita layak atau membalas terlebih dahulu. Ia mengasihi lebih dulu, tanpa syarat, tanpa pamrih. Kasih-Nya aktif, rela menderita, rela memberi, dan tetap setia meski tak dibalas. Inilah kasih yang membawa terang ke dunia yang diselimuti kegelapan.
Jika kita mengaku memiliki kasih Kristus, maka kita pun dipanggil untuk menunjukkan kasih itu dalam tindakan. Bukan harus mati di salib, tetapi dengan memberi waktu, perhatian, pengampunan, dan uluran tangan yang tulus. Jangan biarkan kasih berhenti di lisan. Buktikan dengan hidup yang memberi, bukan hanya selalu menuntut. Dunia tidak butuh lebih banyak kata-kata, tapi lebih banyak hati yang mau mengasihi dengan sungguh.
RENUNGAN:
Level KASIH ditunjukkan melalui PENGORBANAN; tanpa korban, kasih cuma SLOGAN.
APLIKASI
1. Apakah kasih Anda selama ini lebih sering diucapkan daripada dibuktikan melalui tindakan nyata?
2. Dalam hal apa Anda diperintahkan Tuhan untuk mengasihi dan berkorban, meski terasa tidak nyaman?
3. Adakah seseorang dalam hidup Anda yang perlu merasakan kasih Kristus melalui sikap Anda hari ini? Langkah nyata apa yang akan Anda ambil?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan Yesus, terima kasih atas pengorbanan dan kasih-Mu yang sempurna. Ajarlah kami untuk tidak hanya berbicara tentang kasih, tetapi sungguh-sungguh mewujudkannya dalam tindakan. Beri kami hati yang rela memberi, sabar mengampuni, dan setia mengasihi, meski harus berkorban. Pakai hidup kami menjadi saluran kasih-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Yeremia 48-49; Ibrani 7

MENGASIHI TUHAN SEBAGAI PANGGILAN HIDUP
RHEMA HARI INI
Matius 22:37–38 Jawab Yesus kepadanya: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
David Livingstone lahir di Skotlandia tahun 1813, dalam keluarga miskin yang takut akan Tuhan. Sejak muda, ia merasa terpanggil untuk melayani Kristus. Namun, panggilan itu membawanya ke jalan yang tak biasa: menjadi misionaris dan penjelajah di Afrika — wilayah yang kala itu dikenal penuh bahaya dan penyakit. Livingstone tidak mengejar nama atau prestasi. Ia menyerahkan hidupnya sepenuhnya karena kasihnya yang mendalam kepada Tuhan. Perintah Yesus dalam Matius 22 menjadi dasar hidupnya: mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi. Bukan sekadar kata-kata di mimbar, tapi nyata dalam hidupnya — di tengah malaria, konflik, kelelahan, bahkan kehilangan istrinya, Mary, yang meninggal di Afrika.
Meski kesehatannya memburuk, ia menolak kembali ke Eropa. Ia tetap melayani sampai akhir hidupnya. Ia meninggal dalam posisi berlutut di samping tempat tidur, berdoa kepada Tuhan yang ia kasihi sepenuh hati. Dalam sejarah misi, ia dikenang bukan hanya sebagai misionaris, tapi sebagai bukti bahwa kasih kepada Tuhan bukan slogan — melainkan panggilan hidup sejati.
Kasih kepada Tuhan bukan sekadar ucapan atau slogan rohani, tetapi menuntut seluruh hidup kita. David Livingstone menunjukkan bahwa mengasihi Tuhan berarti berani melangkah ke tempat yang tak nyaman, tetap setia di tengah penderitaan, dan terus melayani meski tubuh melemah. Hidupnya adalah bukti bahwa kasih sejati kepada Tuhan mencakup hati, jiwa, dan akal budi. Mari kita menjadikan kasih itu bukan hanya hiasan kata, tetapi sebuah panggilan yang layak diperjuangkan dengan keberanian, ketekunan, dan penyerahan total — karena Tuhan layak menerima kasih yang utuh dan tanpa syarat. (AM)
RENUNGAN:
MENGASIHI TUHAN jangan dijadikan sekedar slogan; jadikan itu PANGGILAN HIDUP kita.
APLIKASI
1. Apakah kasih Anda kepada Tuhan selama ini hanya terlihat dalam kata-kata, atau sudah tercermin dalam pilihan hidup sehari-hari?
2. Bagian mana dari hidup Anda yang belum sepenuhnya Anda serahkan kepada Tuhan karena alasan kenyamanan atau rasa aman?
3. Jika Tuhan memanggil Anda untuk taat dalam hal yang sulit, apakah Anda bersedia melangkah dengan percaya dan kasih yang tulus?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, ajar kami mengasihi-Mu dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi. Tolong kami untuk mengasihi-Mu bukan sekadar kata, tapi dengan tindakan nyata yang memuliakan Engkau setiap hari. Berikan kami keberanian dan ketekunan untuk setia sampai akhir. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Yeremia 46-47; Ibrani 6

BERHENTI HIDUP DALAM DOSA
RHEMA HARI INI
Galatia 5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging— karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
Berjalan bersama Tuhan tetapi masih terus hidup dalam dosa ibarat seseorang yang menginginkan tubuh yang sehat tetapi terus mempertahankan pola makan yang buruk. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, bukan hanya impian untuk memiliki tubuh yang bugar akan gagal terwujud, tetapi juga akan meningkatkan risiko penyakit yang berbahaya.
Dalam perjalanan iman kita, ada satu kenyataan yang tidak bisa dihindari: kita tidak bisa terus berjalan dengan Yesus jika kita tetap hidup dalam dosa. Mengapa? Karena dosa selalu menarik kita menjauh dari Tuhan, sementara Roh Kudus selalu berusaha membawa kita lebih dekat kepada-Nya. Paulus dalam Galatia 5:17 menjelaskan bahwa ada pertentangan dalam diri kita—antara keinginan daging dan keinginan Roh. Keinginan daging mewakili sifat manusia yang cenderung kepada dosa, sementara keinginan Roh membawa kita kepada hidup yang berkenan kepada Tuhan.
Sering kali kita merasa ingin mengikuti Tuhan, tetapi di saat yang sama kita masih menikmati dosa-dosa tertentu. Namun, kebenarannya adalah kita tidak bisa hidup di dua dunia sekaligus. Jika kita benar-benar mau berjalan dengan Yesus, kita harus berani meninggalkan kehidupan lama kita dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada pimpinan Roh Kudus. Marilah kita memilih untuk berjalan dalam Roh, bukan dalam keinginan daging. Tuhan mengasihi kita dan selalu siap mengampuni, tetapi Dia juga rindu melihat kita hidup dalam kekudusan dan kemenangan. Jangan biarkan dosa menjadi penghalang dalam perjalanan iman kita. Serahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan dan biarkan Dia membentuk kita menjadi pribadi yang semakin serupa dengan Kristus. (NFS)
RENUNGAN:
Kita tidak bisa TERUS berjalan dengan Yesus jika kita terus HIDUP DALAM DOSA.
APLIKASI
1. Dalam aspek apa saja Anda masih membiarkan keinginan daging menguasai hidup Anda, sehingga menghambat pertumbuhan rohani Anda?
2. Apakah Anda benar-benar berusaha meninggalkan dosa, atau masih mencari pembenaran untuk tetap hidup di dalamnya?
3. Apa langkah yang bisa Anda ambil untuk lebih taat kepada Tuhan dan berjalan dalam pimpinan Roh Kudus?
DOA UNTUK HARI INI
“Bapa, tolong kami untuk meninggalkan setiap dosa yang menjauhkan kami dari-Mu. Pimpin kami dengan Roh-Mu agar kami dapat hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Yesaya 7-8; Efesus 2

MENYALAKAN API ROH KUDUS
RHEMA HARI INI
Roma 12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Saulus dikenal sebagai sosok yang kejam dan fanatik—seorang Farisi yang tanpa ragu menganiaya para pengikut Kristus. Tapi di perjalanan menuju Damaskus, hidupnya berubah total ketika Yesus menampakkan diri kepadanya. Dalam terang yang menyilaukan, Saulus mendengar suara Tuhan yang menegur dan memanggilnya secara pribadi.
Pertemuan itu mengubah Saulus menjadi Paulus. Dari seorang penganiaya menjadi rasul yang penuh api untuk memberitakan Injil. Ia meninggalkan masa lalunya, menjalani hidup yang baru, dan dengan roh yang menyala-nyala, ia menjadi alat Tuhan yang luar biasa, bahkan menulis banyak surat yang kini menjadi bagian dari Alkitab.
Roma 12:11 mengingatkan kita untuk tidak kendor dalam kerajinan, tetapi membiarkan roh kita terus menyala dan melayani Tuhan. Kita semua punya masa lalu, kita semua punya hal-hal yang bisa memadamkan semangat rohani kita. Tapi saat kita rela meninggalkan semua yang menghalangi, saat itulah Roh Kudus dapat bekerja lebih dalam dan menyulut api yang membara dalam roh kita. (OSA)
RENUNGAN:
Saat kita RELA MENINGGALKAN segala sesuatu yang menghalangi, hidup kita akan MAKIN MENYALA bagi Tuhan.
APLIKASI
1. Apa saja hal-hal yang berpotensi memadamkan roh Anda?
2. Mengapa kita harus menaklukkan hal-hal tersebut?
3. Bagaimana cara Anda menaklukkan hal-hal tersebut?
DOA UNTUK HARI INI
“Bapa, terima kasih untuk setiap rhema-Mu dalam hidup kami. Ajar kami untuk dapat meninggalkan segala hal yang menghalangi pertumbuhan manusia roh kami. Mampukan kami terus berfokus pada hal-hal yang membangkitkan roh kami. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”
BACAAN ALKITAB SETAHUN
Yesaya 53-55; 2 Tesalonika 1
Latest Posts




