NYALAKAN KEMBALI APIMU

05 May 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI 2 Timotius 1:6 Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. John Wesley, pendiri gerakan Metodis, lahir dalam keluarga Kristen yang taat. Ia belajar teologi dan bahkan sempat menjadi misionaris di Amerika. Namun, di balik semua aktivitas rohaninya, hatinya terasa kosong. Api rohaninya perlahan padam. Hingga pada malam tanggal 24 Mei 1738, dalam sebuah pertemuan kecil di Aldersgate Street, Wesley mendengar pembacaan pengantar Martin Luther untuk kitab Roma. Di saat itulah, ia mengalami momen yang mengubah hidupnya. Dalam kata-katanya sendiri: "I felt my heart strangely warmed" — hatinya "dihangatkan dengan cara yang aneh." Api yang padam itu kembali menyala! Sejak hari itu, Wesley tak lagi sama. Ia tidak menunda. Dengan semangat ilahi, ia berkeliling dari kota ke kota, berkhotbah di ladang-ladang terbuka, dan memberitakan Injil kepada ribuan jiwa yang haus akan kebenaran. Ia menempuh lebih dari 400.000 km, berkhotbah lebih dari 40.000 kali, serta menulis ratusan buku dan khotbah yang hingga kini terus menginspirasi dunia. Mungkin hari ini kita juga merasa api itu mulai redup — karena rutinitas, kelelahan, atau beratnya pergumulan hidup. Tapi seperti yang dikatakan Paulus kepada Timotius: "Kobarkanlah karunia Allah yang ada padamu!" (2 Timotius 1:6). Jangan tunda lagi! Seperti Wesley yang segera melangkah setelah hatinya dipanaskan kembali, hari ini pun adalah waktu yang tepat bagi kita untuk menyalakan kembali api itu. Api yang menggerakkan kita melayani dengan gairah, berdoa dengan sungguh-sungguh, dan memberitakan Injil dengan keberanian. Mari kita berdoa, agar Roh Kudus menyentuh hati kita seperti Ia menyentuh hati John Wesley. Biarlah hari ini menjadi titik balik dalam perjalanan iman kita. Jangan tunggu besok, jangan tunda minggu depan — inilah saatnya menyalakan kembali api roh kita! (AM). RENUNGAN: Jangan tunda lagi, ini waktunya MENYALAKAN KEMBALI api rohmu. APLIKASI 1. Bagaimana kondisi api rohani Anda saat ini? Apakah sedang menyala terang, mulai meredup, atau hampir padam? 2. Hal-hal apa yang belakangan ini membuat semangat rohani Anda melemah? Apakah karena kelelahan, kesibukan, atau pergumulan hidup yang berat? 3. Langkah nyata apa yang bisa Anda ambil hari ini untuk menyalakan kembali api Roh Kudus dalam hidup Anda? DOA UNTUK HARI INI “Terima kasih, Tuhan, untuk firman-Mu hari ini. Kami mohon, sentuhlah hati kami saat ini juga, agar hari ini menjadi titik balik dalam perjalanan iman kami. Bangkitkan kembali roh kami yang lemah, dan nyalakan api di hati kami agar kami kembali menyala-nyala untuk melayani-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa, Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Yesaya 23-25; Filipi 1

Baca Artikel  

MENJADI SAKSI KRISTUS

04 May 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Matius 28:19-20 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Salah satu teladan besar dalam menjadi saksi Kristus adalah Stefanus. Dalam Kisah Para Rasul 6-7, Stefanus dikenal sebagai seorang penuh iman dan Roh Kudus, yang dengan berani memberitakan Injil meskipun ditentang banyak orang. Ia tidak takut menghadapi ancaman, bahkan ketika orang-orang menuduhnya dengan fitnah dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Ketika diadili, Stefanus tetap teguh menyampaikan kebenaran tentang Yesus Kristus. Ia mengingatkan para pemimpin Yahudi tentang bagaimana mereka selalu menolak utusan Tuhan, termasuk Yesus sendiri. Kata-katanya menusuk hati mereka, tetapi bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk membawa pertobatan. Namun, karena hati mereka keras, mereka malah menyeret Stefanus keluar kota dan merajamnya sampai mati. Di saat-saat terakhirnya, Stefanus meneladani Yesus dengan berdoa, “Tuhan, jangan tanggungkan dosa ini kepada mereka.” (Kisah Para Rasul 7:60). Stefanus membuktikan kasihnya kepada Tuhan dengan kesetiaannya menjadi saksi, bahkan sampai mati. Kesaksiannya tidak sia-sia—salah satu orang yang menyaksikan kematiannya adalah Saulus, yang kemudian bertobat dan menjadi Rasul Paulus, penyebar Injil terbesar dalam sejarah Kekristenan. Salah satu bukti kasih kita kepada Tuhan adalah dengan menjadi saksi-Nya, sebab ketika kita benar-benar mengasihi seseorang, kita ingin berbagi tentang kebaikan dan kasih orang itu kepada orang lain. Demikian juga dengan Tuhan, jika kita mengasihi-Nya, kita pasti rindu agar banyak orang mengalami kasih-Nya yang luar biasa. Mungkin kita tidak menghadapi penganiayaan seperti Stefanus, tetapi kita tetap bisa menjadi saksi Kristus dengan memberitakan firman Tuhan melalui media sosial yang kita punya. Dan Tuhan berjanji bahwa Ia akan menyertai kita sampai akhir zaman. Jadi, jangan takut menjadi saksi-Nya. Sebab melalui kesaksian kita, banyak jiwa bisa mengalami kasih Tuhan dan menerima keselamatan dalam Kristus. (OSA) RENUNGAN: Satu BUKTI KASIH kita kepada Tuhan adalah dengan MENJADI SAKSI-NYA sehingga banyak JIWA bisa MENGALAMI KASIH Tuhan dalam hidup mereka. APLIKASI 1. Apa bukti kasih Tuhan dalam hidup Anda saat ini? 2. Apa yang Anda lakukan untuk membalas cinta kasih Tuhan dalam hidup Anda? 3. Bagaimana Anda bisa menjadi saksi Kristus di tengah keluarga, pekerjaan, atau lingkungan Anda hari ini? DOA UNTUK HARI INI “Bapa, terima kasih atas kasih-Mu dalam hidup kami. Kami mau menjadi saksi-Mu, ya Tuhan. Mampukan kami untuk menyaksikan kebaikan-Mu melalui segala yang kami miliki saat ini, sehingga banyak orang boleh mengenal nama-Mu. Terima kasih Bapa. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Yesaya 20-22; Efesus 6

Baca Artikel  

KASIH YANG RADIKAL UNTUK TUHAN YESUS

03 May 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Markus 14:3 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus. Seorang anak kecil memecahkan celengan kesayangannya, ketika ibunya bertanya mengapa, dengan polos ia menjawab, “Aku ingin memberikan semua uangku untuk menolong temanku yang sedang kesusahan.” Mungkin bagi orang lain, tindakannya tampak berlebihan, tetapi bagi anak itu, itu adalah wujud kasih yang tulus. Kasih sejati tidak pernah berhitung untung rugi; ia memberi dengan segenap hati tanpa syarat. Demikian pula dalam Markus 14:3, seorang perempuan memecahkan buli-buli pualam berisi minyak narwastu yang sangat mahal dan mencurahkannya ke atas kepala Yesus. Banyak orang menganggap itu sebagai pemborosan, tetapi bagi Yesus, itu adalah persembahan yang berharga. Perempuan ini tidak ragu-ragu dalam mengasihi Yesus. Ia memberi dengan cara yang radikal, tanpa takut kehilangan apa pun. Hari ini, kita diingatkan untuk mengasihi Tuhan Yesus dengan kasih yang sama—kasih yang tidak setengah-setengah, tetapi penuh dengan penyerahan diri. Janganlah kita ragu memberikan waktu, tenaga, dan hidup kita bagi-Nya. Kasih yang radikal bukan sekadar kata-kata, tetapi tindakan nyata yang menunjukkan bahwa Yesus adalah segalanya bagi kita. Oleh karena itu, marilah kita pecahkan “buli-buli” kita dan persembahkan hidup kita sepenuhnya untuk Tuhan Yesus. (LEW) RENUNGAN: Yesus menyukai orang yang MENGASIHINYA dengan RADIKAL. APLIKASI 1. Apakah Anda sudah mengasihi Tuhan Yesus dengan sepenuh hati, atau masih ada hal-hal yang Anda pertahankan lebih dari Dia? 2. Dalam hal apa Anda dapat lebih lagi memberikan waktu, tenaga, atau sumber daya Anda sebagai wujud kasih kepada Tuhan? 3. Jika “buli-buli” dalam hidup Anda melambangkan sesuatu yang berharga, apakah Anda bersedia memecahkannya dan mempersembahkannya bagi Tuhan tanpa ragu? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan Yesus, kami mau mengasihi Engkau dengan radikal, seperti kasih radikal yang Kau berikan pada kami. Ajarlah kami untuk mengasihi-Mu dengan sepenuh hati, tanpa perhitungan atau keraguan. Kiranya hidup kami menjadi persembahan yang berkenan bagi-Mu. Berikan kami keberanian untuk menyerahkan segala yang kami miliki demi kemuliaan-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Yesaya 17-19; Efesus 5:17-33

Baca Artikel  

DIPUASKAN OLEH TUHAN, BUKAN DUNIA

02 May 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Matius 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Dalam Khotbah di Bukit, Yesus mengucapkan berkat bagi mereka yang “lapar dan haus akan kebenaran” (Matius 5:6). Ini bukan sekadar kelaparan fisik atau kehausan jasmani, tetapi sebuah kerinduan mendalam untuk hidup dalam kebenaran Allah. Orang-orang seperti ini tidak merasa cukup dengan kehidupan duniawi; mereka merindukan sesuatu yang lebih, yaitu hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. C.S. Lewis, seorang filsuf dan penulis Kristen terkenal, memiliki perjalanan iman yang mencerminkan ayat ini. Sebelumnya, sebagai seorang ateis, Lewis mulai merasakan “kelaparan” akan sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. Dalam bukunya Mere Christianity, ia menggambarkan bagaimana manusia memiliki kerinduan yang tidak dapat dipuaskan oleh dunia ini. Lewis akhirnya menyadari bahwa hanya dalam Kristus, kelaparan dan kehausannya akan kebenaran dapat dipuaskan. Seperti yang dijanjikan dalam Matius 5:6, Tuhan memuaskan mereka yang mencari-Nya dengan sepenuh hati. Dalam The Weight of Glory, Lewis menulis bahwa sering kali manusia seperti anak kecil yang puas bermain lumpur karena ia tidak tahu seperti apa liburan di tepi laut. Demikian juga, banyak orang puas dengan kesenangan dunia, padahal Tuhan menawarkan sesuatu yang jauh lebih besar, yaitu kehidupan dalam kebenaran-Nya. Yesus tidak hanya menyukai orang yang lapar dan haus akan Tuhan; Dia menjanjikan bahwa mereka akan dipuaskan. Ini adalah panggilan bagi setiap orang percaya untuk terus mencari Tuhan dengan hati yang haus dan tidak pernah puas dengan hal-hal sementara. Orang yang demikian, pasti tidak akan dikecewakan-Nya. (BDL) RENUNGAN: Yesus menyukai orang yang LAPAR dan HAUS akan Tuhan. APLIKASI 1. Apakah Anda benar-benar telah mencari Tuhan atau sudah merasa cukup dengan hal-hal duniawi? 2. Bagaimana cara Anda mengisi kelaparan dan kehausan rohani Anda? 3. Apakah ada hal dalam hidup Anda yang selama ini Anda kejar, tetapi ternyata tidak benar-benar memuaskan jiwa Anda? Bagaimana Anda bisa mengarahkan hati Anda untuk lebih mencari kepuasan sejati di dalam Tuhan? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan, kami datang kepada-Mu dengan hati yang lapar dan haus akan kebenaran-Mu. Kami menyadari bahwa hanya Engkaulah yang dapat benar-benar memuaskan jiwa kami. Tolong kami untuk tidak terjebak dalam hal-hal yang sementara, tetapi terus mencari-Mu dengan segenap hati. Bimbing kami dalam setiap langkah kami agar hidup kami berkenan kepada-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Yesaya 14-16; Efesus 5:1-16

Baca Artikel  

MILIKILAH IMAN

01 May 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Matius 8:10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Dari Alkitab, kita bisa melihat bahwa Yesus sangat menghargai iman. Dalam Matius 8, seorang perwira Romawi datang kepada-Nya, memohon kesembuhan bagi hambanya yang sakit. Namun, yang membuat Yesus heran adalah iman perwira itu. Ia percaya bahwa Yesus hanya perlu berkata saja, dan hambanya pasti sembuh. Perwira ini bukan orang Yahudi, bukan bagian dari umat yang menerima hukum Taurat secara turun-temurun. Namun, imannya begitu besar sehingga Yesus sendiri sampai terheran-heran. Sering kali kita ragu. Kita ingin bukti sebelum percaya bahwa Tuhan akan bertindak. Kita meminta tanda sebelum melangkah dalam iman. Namun, Yesus mengajarkan bahwa iman yang sejati adalah percaya sebelum melihat. Seperti seorang anak kecil yang berdiri di tepi kolam renang. Ia belum pernah belajar berenang, tetapi ayahnya berdiri di dalam air sambil berkata, “Lompatlah! Ayah akan menangkapmu.” Tanpa ragu, anak itu melompat. Ia tidak berpikir tentang kedalaman air atau apakah ia bisa tenggelam. Ia hanya percaya bahwa ayahnya pasti menangkapnya. Begitulah iman perwira Romawi ini. Ia tidak perlu bukti tambahan atau jaminan fisik. Ia hanya percaya bahwa perkataan Yesus memiliki kuasa. Lantas, apakah kita percaya bahwa Yesus sanggup mengatasi masalah kita, meskipun belum ada tanda-tanda perubahan? Apakah kita yakin bahwa firman-Nya cukup untuk menuntun hidup kita? Hari ini, mari kita belajar dari perwira Romawi. Mari kita memiliki iman yang membuat Yesus tersenyum—iman yang percaya tanpa syarat bahwa Tuhan sanggup melakukan apa yang Ia janjikan. (CG) RENUNGAN: Yesus menyukai orang yang PUNYA IMAN. APLIKASI 1. Dalam situasi apa Anda pernah meragukan kuasa Yesus, padahal firman-Nya sudah memberikan janji? 2. Jika Yesus melihat iman Anda hari ini, apakah Ia akan terheran-heran karena besarnya iman Anda atau justru karena kurangnya iman Anda? 3. Pernahkah Anda mengalami mujizat atau jawaban doa karena berani percaya kepada Tuhan? Bagaimana kejadian itu memperkuat iman Anda? DOA UNTUK HARI INI “Tuhan Yesus, mampukan kami untuk berjalan dalam iman bahwa Engkau selalu bekerja dalam hidup kami, bahkan ketika kami belum melihat hasilnya. Kami percaya, Engkau sanggup melakukan jauh lebih banyak dari yang kami pikirkan. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Yesaya 11-13; Efesus 4

Baca Artikel  

HIDUP DIPIMPIN ROH ALLAH

30 April 2025 Tim Penulis Renungan
RHEMA HARI INI Roma 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Meskipun cuaca sangat panas, seorang atlet maraton tetap berlatih, berlari di bawah teriknya matahari demi mencapai garis finis. Namun, ia tidak berjuang sendirian. Di sampingnya, sang pelatih terus memberikan arahan, menyemangati, serta mengingatkannya kapan harus minum atau memperlambat langkah. Jika bimbingan itu diabaikan, sang atlet bisa kelelahan, cedera, atau bahkan gagal mencapai tujuannya. Pelatihlah yang membantunya berlari dengan baik hingga akhirnya berhasil menyelesaikan perlombaan. Seperti atlet yang membutuhkan pelatih, kita sebagai orang percaya juga memerlukan tuntunan Roh Allah dalam perjalanan hidup kita. Roma 8:14 mengingatkan, bahwa mereka yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak-anak-Nya. Roh Kudus adalah "pelatih" yang membimbing, menguatkan, dan mengarahkan langkah kita sesuai dengan kehendak Bapa. Tanpa-Nya, kita mudah tersesat, kehilangan arah, atau merasa lelah dalam iman kita. Ya, hidup di dunia yang penuh dengan tantangan dan godaan bukanlah hal yang mudah. Sebagai anak-anak Allah, kita diajak untuk menyerahkan kendali hidup kita sepenuhnya kepada-Nya. Dengan belajar peka terhadap suara Roh Kudus melalui doa, firman Tuhan, dan komunitas yang mendukung, kita akan semakin memahami kehendak-Nya. Ketika kita hidup dipimpin oleh-Nya, kita akan mengalami kuasa-Nya yang nyata bekerja dalam hidup kita. (AO) RENUNGAN: BERIKANLAH hidupmu DIPIMPIN oleh ROH ALLAH APLIKASI 1. Di aspek apa dalam hidup Anda, Anda merasa perlu lebih peka terhadap tuntunan Roh Kudus? 2. Apa langkah nyata yang bisa Anda ambil untuk lebih menyerahkan kendali hidup Anda kepada Roh Kudus? 3. Bagaimana Anda bisa membedakan suara Roh Kudus dengan keinginan pribadi Anda? DOA UNTUK HARI INI "Bapa yang baik, terima kasih karena Engkau telah mengaruniakan Roh Kudus untuk memimpin hidup kami. Ajarlah kami untuk peka dan taat pada setiap tuntunan-Mu. Mampukan kami untuk selalu mengandalkan Roh-Mu dalam setiap langkah hidup kami. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin." BACAAN ALKITAB SETAHUN Yesaya 9-10; Efesus 3

Baca Artikel