BELAJAR DARI SIKAP ANAK SULUNG [RAKA JOYFUL]
04 September 2024
admin
Bacaan: Lukas 15:11-32
Rhema: Lukas 15 : 28
Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
Dalam cerita tentang seorang ayah dan dua anaknya, kita mendengar tentang anak sulung yang marah saat adiknya kembali dan ayahnya mengadakan pesta besar untuknya. Anak sulung merasa tidak adil, karena ia telah bekerja keras dan setia kepada ayahnya, tetapi tidak pernah diberi pesta seperti itu. Ia merasa iri dan kesal, sehingga menolak masuk ke dalam rumah. Anak sulung merasa bahwa adiknya sudah bertindak tidak baik, tapi kenapa tetap diperlakukan dengan sangat baik oleh ayahnya. Sedang anak sulung yang selalu berperilaku baik, merasa tidak pernah diperlakukan spesial oleh ayanya.
Sikap anak sulung ini mengingatkan kita bahwa terkadang kita bisa merasa iri atau cemburu ketika melihat orang lain mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Namun, ayahnya berkata bahwa segala miliknya juga milik anak sulung, dan bahwa mereka harus bersukacita karena adiknya yang tadinya hilang sekarang telah ditemukan.
Dari kisah ini, kita belajar untuk tidak mudah iri terhadap orang lain. Sebaliknya, kita harus bersyukur atas apa yang kita miliki dan ikut berbahagia ketika orang lain mengalami kebaikan. Tuhan mengasihi setiap orang, dan Dia ingin kita saling mengasihi dan mendukung satu sama lain, tanpa perasaan iri.
Doa hari ini:
Tuhan, ajarkan kami untuk tidak mudah iri dan cemburu terhadap orang lain. Tolong kami untuk selalu bersyukur atas apa yang kami miliki dan ikut berbahagia ketika orang lain mendapatkan berkat. Bantu kami untuk memiliki hati yang penuh kasih seperti Engkau. Amin.
Bacaan Alkitab setahun: Wahyu 15
Pertanyaan hari ini:
- Pernahkah Sahabat merasa iri seperti anak sulung? Bagaimana cara Sahabat mengatasi perasaan tersebut?
- Apa yang bisa kamu lakukan untuk lebih bersyukur dan berbahagia atas berkat yang diterima orang lain?
- Dari Firman hari ini, aku belajar tentang:
KASIH AYAH YANG TAK PERNAH BERHENTI [RAKA JOYFUL]
03 September 2024
admin
Bacaan : Lukas 15: 11-32
Rhema: Mazmur 103 : 13
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
Ada seorang ayah yang sangat menyayangi kedua anaknya. Suatu hari, anak bungsunya meminta warisan dan pergi ke negeri yang jauh. Di sana, ia hidup boros dan menghabiskan semua uangnya. Ketika uangnya habis, ia terpaksa bekerja menjaga babi dan kelaparan. Dalam keadaan sulit itu, ia menyadari kesalahannya dan memutuskan untuk pulang ke rumah ayahnya, meski ia merasa tidak layak lagi disebut anak.
Saat anak itu pulang, ayahnya melihatnya dari kejauhan. Dengan hati penuh kasih, sang ayah berlari menemuinya, memeluk, dan mencium anaknya. Tanpa ragu, ayahnya memberikan jubah terbaik, cincin, dan sandal untuknya. Ia bahkan mengadakan pesta besar untuk merayakan kembalinya anak yang tadinya hilang.
Kasih ayah dalam kisah ini mengingatkan kita pada kasih Tuhan yang tak pernah berhenti, meski kita sering melakukan kesalahan. Tuhan selalu menunggu kita untuk kembali kepada-Nya dengan hati yang penuh pengampunan dan sukacita. Seperti ayah dalam cerita ini, Tuhan mengasihi kita tanpa syarat. Sahabat, jika kita melakukan suatu kesalahan, segera bertobat ya. Segera minta ampun pada Tuhan. Tuhan mengampuni kita karena kasih-Nya yang begitu besar. Dan setelah bertobat, jangan mengulangi kesalahan yang sama.
Doa hari ini:
Tuhan terima kasih untuk kasih-Mu. Kasih yang tidak bersyarat dan mengampuni setiap dosa kami. Kami mengucap syukur. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.
Bacaan Alkitab setahun: Wahyu 14
Pertanyaan hari ini:
- Bagaimana Sahabat bisa menunjukkan kasih dan pengampunan kepada orang lain, seperti ayah dalam cerita ini?
- Apa yang bisa Sahabat lakukan jika merasa telah berbuat salah dan ingin kembali kepada Tuhan?
- Dari firman hari ini, aku belajar tentang:
ANAK YANG HILANG [RAKA JOYFUL]
02 September 2024
admin
Bacaan: Lukas 15 : 11-32
Rhema: Lukas 15:20
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Seorang ayah memiliki dua anak laki-laki. Anak bungsu meminta warisan dan pergi ke negeri jauh. Di sana, ia menghabiskan semua uangnya dengan hidup boros. Ketika uangnya habis dan kelaparan melanda, ia bekerja sebagai penjaga babi dan sangat lapar hingga ingin makan makanan babi, karena tidak ada orang yang memberinya makan.
Ia kemudian menyadari kesalahannya dan memutuskan untuk pulang ke rumah. Ia berpikir, "Aku akan meminta maaf kepada ayah dan berkata, 'Aku tidak layak lagi disebut anak ayah, terimalah aku sebagai pekerja.'" Katena ia berpikir, lebih baik bekerja dengan ayahnya, pasti ia akan mendapat makanan yang lebih layak.
Saat ia masih jauh, ayahnya melihatnya, merasa terharu, dan berlari memeluknya. Anak bungsu itu meminta maaf, tetapi sang ayah memerintahkan pelayan untuk membawa jubah terbaik, cincin, dan sandal untuknya. Mereka juga mengadakan pesta besar untuk merayakan kembalinya anaknya. Anak sulung, yang pulang dari ladang, marah saat mendengar pesta itu. Ia merasa tidak adil karena ayahnya tidak pernah mengadakan pesta untuknya meskipun ia setia. Namun, sang ayah berkata, "Anakmu ini tadinya mati, tapi sekarang hidup kembali; ia tadinya hilang, tetapi sekarang ditemukan."
Doa hari ini:
Tuhan kami mohon ampun untuk setiap dosa dan pelanggaran kami. Kami mau menyenangkan hati-Mu. Bantu kami ya Roh Kudus. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.
Bacaan Alkitab setahun: Wahyu 13
Pertanyaan hari ini:
- Bagaimana sikap kita terhadap orang-orang yang kembali setelah melakukan kesalahan?
- Apakah kita bersedia memaafkan dan menyambut mereka seperti ayah dalam kisah ini?
- Dari Firman hari ini, aku belajar tentang:
LILI SI BAIK HATI [RAKA JOYFUL]
01 September 2024
admin
Bacaan: Galatia 6: 1-10
Rhema: Galatia 6 : 9
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Di sebuah hutan yang hijau, hiduplah seekor kelinci bernama Lili. Lili dikenal sebagai hewan yang baik hati dan suka menolong. Suatu hari, saat sedang mencari makanan, Lili mendengar suara tangisan. Ternyata, suara itu berasal dari seekor burung kecil yang terjebak di semak berduri. Lili segera mendekati burung kecil itu dan bertanya, "Ada apa, Burung Kecil?" Burung kecil menjawab dengan sedih, "Aku terbang terlalu rendah dan terjebak di semak ini. Aku tidak bisa keluar."
Tanpa ragu, Lili menggunakan giginya yang tajam untuk memotong dahan-dahan berduri dan membebaskan burung kecil itu. "Terima kasih, Lili! Kamu telah menyelamatkanku," kata burung kecil dengan penuh rasa syukur. Lili hanya tersenyum dan berkata, "Senang bisa membantu. Lain kali, hati-hati ya."
Keesokan harinya, Lili sedang berjalan di dekat sungai ketika ia melihat seekor katak terjebak di dalam jaring ikan yang tertinggal. Katak itu tampak ketakutan, dan Lili tahu ia harus bertindak cepat. Dengan cekatan, Lili menggigit jaring tersebut dan melepaskan katak itu. "Terima kasih, Lili! Kamu sangat baik," kata katak. Lili merasa senang bisa membantu teman-temannya. Meskipun ia hanya seekor kelinci kecil, Lili tahu bahwa setiap tindakan baik yang dilakukannya sangat berarti bagi yang lain.
Dari kisah Lili, kita belajar bahwa menolong orang lain adalah hal yang sangat baik. Tuhan suka melihat anak-anak-Nya saling menolong, karena itu menunjukkan kasih sayang dan kebaikan hati.
Doa hari ini:
Tuhan Yesus yang baik, tolong kami untuk dapat mengasihi semua orang dengan kasih-Mu. Kami mau Engkau pakai menjadi perpanjangan tangan-Mu. Terima kasih Tuhan. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.
Bacaan Alkitab setahun: Wahyu 12
Pertanyaan hari ini:
- Mengapa Lili merasa senang setelah menolong burung kecil dan katak di hutan?
- Bagaimana tindakan Lili yang suka menolong bisa menginspirasi kita untuk membantu teman-teman kita di kehidupan sehari-hari?
- Dari Firman hari ini, aku belajar tentang:
MENOLONG GURU [RAKA JOYFUL]
31 Agustus 2024
admin
Bacaan: Galatia 6: 1-10
Rhema: Galatia 6 : 9
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Di suatu pagi di sekolah, Billy dan teman-temannya sedang bersiap-siap untuk mengikuti pelajaran. Bu Sinta, yang selalu ramah dan sabar, masuk ke kelas dengan membawa banyak buku. Namun, hari itu wajah Bu Guru terlihat lelah, dan ketika hendak meletakkan buku-buku di meja, beberapa buku terjatuh. Billy yang duduk di dekat depan langsung berdiri dan membantu Bu Guru mengumpulkan buku-buku yang jatuh. "Terima kasih, Billy," kata Bu Guru dengan senyum hangat. Billy merasa senang bisa membantu.
Saat pelajaran berlangsung, Billy memperhatikan bahwa Bu Guru sering batuk-batuk. Ketika waktu istirahat tiba, Billy berinisiatif untuk menanyakan kabar Bu Guru. "Bu Guru, apakah Ibu baik-baik saja?" tanya Billy dengan perhatian. Bu Guru tersenyum dan berkata, "Ibu sedikit tidak enak badan, tapi Ibu senang kalian tetap semangat belajar." Setelah itu, Billy dan teman-temannya sepakat untuk membantu Bu Guru dengan cara tetap tenang dan tertib di kelas agar Bu Guru tidak perlu berbicara terlalu banyak. Mereka juga menawarkan bantuan saat pelajaran berakhir, seperti membereskan buku-buku dan membersihkan papan tulis.
Tindakan sederhana seperti membantu mengambil buku atau menjaga ketertiban di kelas bisa membuat Bu Guru merasa terbantu dan dihargai. Tuhan senang melihat kita menunjukkan kasih sayang dan kepedulian kepada guru-guru kita yang sudah bekerja keras untuk mengajar dan mendidik kita setiap hari.
Doa hari ini:
Tuhan Yesus yang baik, tolong kami untuk selalu peduli dan mengasihi orang-orang di sekeliling kami, baik itu orang tua kami, teman kami, guru kami atau siapapun yang kami temui. Saat mereka membutuhkan pertolongan, kami mau menolong mereka dengan hati yang tulus. Amin.
Bacaan Alkitab setahun: Wahyu 11
Pertanyaan hari ini:
- Bagaimana tindakan Billy dalam membantu Bu Sinta mempengaruhi suasana di kelas dan bagaimana Bu Guru merasa setelah dibantu?
- Bagaimana kita bisa menerapkannya untuk membantu orang di sekitar kita?
- Dari Firman hari ini, aku belajar tentang:
NATHAN DAN BIAN [RAKA JOYFUL]
30 Agustus 2024
admin
Bacaan: Galatia 6: 1-10
Rhema: Galatia 6 : 9
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Suatu hari di sekolah, ada seorang anak bernama Bian. Bian adalah anak yang baik hati, tetapi kadang-kadang dia merasa kesulitan dalam memahami pelajaran Matematika. Teman-temannya sering menyelesaikan soal-soal dengan cepat, sementara Bian membutuhkan lebih banyak waktu. Karena itu, Bian sering merasa sedih dan kurang percaya diri.
Nathan, teman sekelas Bian, memperhatikan bahwa Bian terlihat bingung saat guru menjelaskan pelajaran. Saat waktu istirahat, Nathan mendekati Bian dan bertanya apakah dia butuh bantuan. Bian awalnya ragu, tetapi akhirnya dia setuju untuk belajar bersama Nathan. Dengan sabar, Nathan menjelaskan soal-soal Matematika yang sulit bagi Bian. Lambat laun, Bian mulai mengerti dan menjadi lebih percaya diri. Nathan tidak hanya membantu Bian memahami Matematika, tetapi dia juga mengajarkan Bian untuk tidak menyerah. Berkat bantuan dan kebaikan hati Nathan, Bian merasa lebih semangat untuk belajar.
Dari cerita ini, kita belajar betapa pentingnya menolong teman yang sedang kesulitan. Seperti Nathan, kita juga bisa menjadi teman yang baik dengan membantu teman kita yang memerlukan bantuan. Tuhan senang melihat anak-anak-Nya saling tolong-menolong, karena itulah cara kita menunjukkan kasih sayang kepada sesama.
Doa hari ini:
Tuhan Yesus yang baik, kami mau memilki kasih seperti kasih-Mu. Kami mau menjadi sahabat yang baik untuk teman-teman kami, rela menolong, rela berbagi karena kami sudah dipenuhi dengan kasih-Mu yang besar. Amin.
Bacaan Alkitab setahun: Wahyu 10
Pertanyaan hari ini:
- Mengapa Nathan memutuskan untuk membantu Bian memahami pelajaran Matematika, dan bagaimana sikap Nathan mempengaruhi perasaan Bian?
- Apa yang bisa kita lakukan untuk menjadi teman yang baik seperti Nathan, terutama saat melihat teman kita kesulitan dalam belajar atau dalam hal lain?
- Dari Firman hari ini, aku belajar tentang: